Hari ini, Gunung Semeru Jawa Timur terus aktif bererupsi. Aktivitas vulkanik semakin meningkat mengakibatkan status erupsi di level IV (Awas). Pihak Kepala Badan Geologi menyatakan awan panas dengan amplitudo 37 mm dan tidak diketahui jaraknya saja yang berlaku di sepanjang Sungai Besuk Kobokan. Masyarakat dilarang beraktivitas di sekitar daerah tersebut hingga 20 kilometer dari pusat erupsi.
Berdasarkan data kegempaan terbaru, semeru mengalami 179 kali gempa letusan pada malam sebelumnya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan aktivitas Semeru hari ini masih tinggi dengan cuaca dipenuhi kabut serta awan mendung. Awan panas berlalu-lalang meluncur tanpa diketahui jaraknya di Gunung Semeru.
Selama enam jam terakhir, tidak ada asap dari kawah Jonggring Saloko yang terlihat dan diperkirakan karena awan mendung serta hujan. Kondisi ini memiliki kemungkinan terjadi karena hujan pada malam sebelumnya berlangsung berat. Badan Geologi mengatakan atmosfer di sekitar lokasi tersebut masih lembab, Gunung Semeru dalam kondisi erupsi aktif dan suhu udara stabil mulai 23-23,7 derajat celcius.
Pada data terbaru yang diterbitkan pada malam ini, ada 45 kali gempa maupun letusan. Terdapat 6 kali gempa guguran dengan amplitudo sekitar 2-4 mm dan durasi 40-74 detik serta 8 kali gempa hembusan dengan amplitudo yang sama dan durasi 34-69 detik. Pihak BBTN Bromo Tengger Semeru menyatakan status erupsi Semeru masih belum memasuki kondisi stabil, sehingga pendakian Gunung Semeru dilarang.
Pada Rabu (19/11) malam juga terjadi evakuasi pendaki dan warga di daerah yang terkena dampak. Pihak Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyatakan bahwa 187 orang, termasuk petugas TNBTS, penyelamat, dan porter telah ditelepon untuk melakukan evakuasi ke Ranupani.
Berdasarkan data kegempaan terbaru, semeru mengalami 179 kali gempa letusan pada malam sebelumnya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan aktivitas Semeru hari ini masih tinggi dengan cuaca dipenuhi kabut serta awan mendung. Awan panas berlalu-lalang meluncur tanpa diketahui jaraknya di Gunung Semeru.
Selama enam jam terakhir, tidak ada asap dari kawah Jonggring Saloko yang terlihat dan diperkirakan karena awan mendung serta hujan. Kondisi ini memiliki kemungkinan terjadi karena hujan pada malam sebelumnya berlangsung berat. Badan Geologi mengatakan atmosfer di sekitar lokasi tersebut masih lembab, Gunung Semeru dalam kondisi erupsi aktif dan suhu udara stabil mulai 23-23,7 derajat celcius.
Pada data terbaru yang diterbitkan pada malam ini, ada 45 kali gempa maupun letusan. Terdapat 6 kali gempa guguran dengan amplitudo sekitar 2-4 mm dan durasi 40-74 detik serta 8 kali gempa hembusan dengan amplitudo yang sama dan durasi 34-69 detik. Pihak BBTN Bromo Tengger Semeru menyatakan status erupsi Semeru masih belum memasuki kondisi stabil, sehingga pendakian Gunung Semeru dilarang.
Pada Rabu (19/11) malam juga terjadi evakuasi pendaki dan warga di daerah yang terkena dampak. Pihak Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyatakan bahwa 187 orang, termasuk petugas TNBTS, penyelamat, dan porter telah ditelepon untuk melakukan evakuasi ke Ranupani.