Banjir di Padang Mulai Mengalami Perubahan, Tapi Tak Selesai Menurut Wali Kota Padang, Fadly Amran. Masyarakat wajib meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan tanda bahaya seperti retakan tanah atau peningkatan permukaan sungai.
Kondisi banjir di Padang hari ini sudah mulai mengalami perubahan, namun masih banyak dampak yang meresahkan. Menurut data dari BPBD Kota Padang, hingga hari ini telah tercatat 13 titik pohon tumbang, 6 lokasi tanah longsor, 18 lokasi banjir, dan satu kejadian banjir bandang di 11 kecamatan.
Kerusakan akibat banjir sangat parah. Terdapat dua rumah rusak berat, 61 rusak sedang, dan 17 rusak ringan. Serta satu unit mushalla yang mengalami kerusakan berat. Dua petak sawah rusak akibat terendam banjir, akses warga terganggu karena jalan putus sepanjang 60 meter, dan delapan intake PDAM rusak sehingga 100.000 pelanggan kehilangan suplai air bersih.
Wali Kota Padang Fadly Amran menekankan bahwa banjir bandang kali ini bukan kejadian biasa karena membawa material lumpur, kayu, dan batu dengan arus deras yang membahayakan keselamatan warga. Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terutama yang tinggal di bantaran sungai dan lereng perbukitan.
Hingga saat ini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Damkar, Satpol PP, relawan, dan masyarakat setempat masih melakukan evakuasi, pembersihan material longsor, perbaikan akses jalan, serta penyaluran logistik dan kebutuhan dasar warga terdampak.
Banyak organisasi sosial juga turut membantu korban. DPP Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) menggerakkan jaringan organisasinya untuk menyalurkan bantuan, termasuk ribuan nasi bungkus ke sejumlah posko pengungsian.
Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Rajo Mudo menekankan perlunya refleksi dan pembenahan tata ruang serta mitigasi bencana karena beberapa titik terdampak menunjukkan kerentanan lama seperti penyempitan aliran sungai dan lemahnya kontrol pembangunan di daerah rawan.
Kondisi banjir di Padang hari ini sudah mulai mengalami perubahan, namun masih banyak dampak yang meresahkan. Menurut data dari BPBD Kota Padang, hingga hari ini telah tercatat 13 titik pohon tumbang, 6 lokasi tanah longsor, 18 lokasi banjir, dan satu kejadian banjir bandang di 11 kecamatan.
Kerusakan akibat banjir sangat parah. Terdapat dua rumah rusak berat, 61 rusak sedang, dan 17 rusak ringan. Serta satu unit mushalla yang mengalami kerusakan berat. Dua petak sawah rusak akibat terendam banjir, akses warga terganggu karena jalan putus sepanjang 60 meter, dan delapan intake PDAM rusak sehingga 100.000 pelanggan kehilangan suplai air bersih.
Wali Kota Padang Fadly Amran menekankan bahwa banjir bandang kali ini bukan kejadian biasa karena membawa material lumpur, kayu, dan batu dengan arus deras yang membahayakan keselamatan warga. Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terutama yang tinggal di bantaran sungai dan lereng perbukitan.
Hingga saat ini, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Damkar, Satpol PP, relawan, dan masyarakat setempat masih melakukan evakuasi, pembersihan material longsor, perbaikan akses jalan, serta penyaluran logistik dan kebutuhan dasar warga terdampak.
Banyak organisasi sosial juga turut membantu korban. DPP Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) menggerakkan jaringan organisasinya untuk menyalurkan bantuan, termasuk ribuan nasi bungkus ke sejumlah posko pengungsian.
Sekjen DPP IKM, Braditi Moulevey Rajo Mudo menekankan perlunya refleksi dan pembenahan tata ruang serta mitigasi bencana karena beberapa titik terdampak menunjukkan kerentanan lama seperti penyempitan aliran sungai dan lemahnya kontrol pembangunan di daerah rawan.