Pada tanggal 18 November 2025, Aceh mengalami bencana banjir dan tanah longsor yang sangat berat. Bencana ini telah menimbulkan duka mendalam di seluruh daerah, dengan banyak korban meninggal dunia. Sampai saat ini, total korban meninggal dunia mencapai 349 orang, sedangkan 92 orang masih dinyatakan hilang.
Berdasarkan laporan dari Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, bencana banjir dan tanah longsor ini telah berdampak sangat besar pada daerah-daerah di Aceh. 18 kabupaten/kota di Aceh terkena dampak, dengan 234 kecamatan yang terkena dampak, serta 3.978 gampong (desa) yang rusak.
Total korban yang terdampak mencapai 321.134 Kepala Keluarga (KK), atau sekitar 1.404.130 jiwa. Dari jumlah tersebut, 194.233 KK (775.346 jiwa) terpaksa mengungsi di 824 lokasi, sedangkan 2.872 orang mengalami luka ringan dan 576 orang menderita luka berat.
Selain itu, kerugian materiil akibat bencana ini sangat signifikan. Sebanyak 115.228 unit rumah mengalami kerusakan, serta fasilitas publik rusak karena rusaknya 452 titik jalan dan 312 titik jembatan. Kerusakan juga terjadi pada perkantoran, tempat ibadah, sekolah, RS/Puskesmas, pondok pesantren, serta sektor pertanian dan perkebunan.
Pemerintah bersama tim gabungan (TNI, Polri, BNPB, dan pihak terkait lainnya) saat ini berfokus pada upaya pencarian korban hilang dan percepatan penyaluran bantuan. Fokus utama adalah evakuasi, pencarian korban hilang, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga yang mengungsi.
Distribusi bantuan untuk korban bencana terus dimaksimalkan, terutama untuk daerah-daerah yang terisolasi. Bantuan dikirimkan melalui jalur udara dan laut, serta moda transportasi udara lainnya. Pemerintah Aceh bersama dengan TNI, Polri, BNPB, dan semua pihak terus berupaya maksimal untuk menjangkau dan mendistribusikan bantuan kepada seluruh masyarakat.
Berdasarkan laporan dari Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, bencana banjir dan tanah longsor ini telah berdampak sangat besar pada daerah-daerah di Aceh. 18 kabupaten/kota di Aceh terkena dampak, dengan 234 kecamatan yang terkena dampak, serta 3.978 gampong (desa) yang rusak.
Total korban yang terdampak mencapai 321.134 Kepala Keluarga (KK), atau sekitar 1.404.130 jiwa. Dari jumlah tersebut, 194.233 KK (775.346 jiwa) terpaksa mengungsi di 824 lokasi, sedangkan 2.872 orang mengalami luka ringan dan 576 orang menderita luka berat.
Selain itu, kerugian materiil akibat bencana ini sangat signifikan. Sebanyak 115.228 unit rumah mengalami kerusakan, serta fasilitas publik rusak karena rusaknya 452 titik jalan dan 312 titik jembatan. Kerusakan juga terjadi pada perkantoran, tempat ibadah, sekolah, RS/Puskesmas, pondok pesantren, serta sektor pertanian dan perkebunan.
Pemerintah bersama tim gabungan (TNI, Polri, BNPB, dan pihak terkait lainnya) saat ini berfokus pada upaya pencarian korban hilang dan percepatan penyaluran bantuan. Fokus utama adalah evakuasi, pencarian korban hilang, dan pemenuhan kebutuhan dasar warga yang mengungsi.
Distribusi bantuan untuk korban bencana terus dimaksimalkan, terutama untuk daerah-daerah yang terisolasi. Bantuan dikirimkan melalui jalur udara dan laut, serta moda transportasi udara lainnya. Pemerintah Aceh bersama dengan TNI, Polri, BNPB, dan semua pihak terus berupaya maksimal untuk menjangkau dan mendistribusikan bantuan kepada seluruh masyarakat.