Bencana Banjir di Aceh Terus Berlanjut, Masyarakat 204 Orang Hilang
Keadaan kondisi bencana banjir yang berlangsung di sebagian besar Provinsi Aceh terus memprihatinkan. Menurut data hingga Senin (1/12) pukul 20.00 WIB dari Pemprov Aceh, korban luka ringan akibat bencana longsor dan banjir berjumlah 1.435 orang, luka berat 403 orang, meninggal dunia 173 orang.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi, 40 Kepala Keluarga (KK) di kawasan tersebut masih terisolasi karena akses jalan yang rusak parah.
"Badan jalan yang ada sudah menjadi sungai dan jembatan penghubung juga terputus, masyarakat di sana benar-benar terisolir dari dunia luar," kata Tarmizi. Apabila ingin keluar dari desa, hanya kepala desa dan dua masyarakat saja yang berani keluar menyusuri aliran sungai menggunakan ban bekas sejauh lima kilometer.
Selain itu, kondisi kekurangan pasokan bahan makanan dan obat-obatan juga terjadi di kawasan pedalaman dan terpencil tersebut. "Stok bantuan yang kami antar pada Minggu kemarin hanya cukup beberapa hari saja, kami khawatir masyarakat kelaparan di sana," kata Tarmizi.
Pemerintah Aceh melalui Posko Terpadu terus memperbarui data secara real-time dengan koordinasi lintas instansi. Masyarakat dapat mengakses data lengkap melalui kanal resmi posko untuk mendapatkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Aceh.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi, 40 Kepala Keluarga (KK) di kawasan tersebut masih terisolasi karena akses jalan yang rusak parah.
"Badan jalan yang ada sudah menjadi sungai dan jembatan penghubung juga terputus, masyarakat di sana benar-benar terisolir dari dunia luar," kata Tarmizi. Apabila ingin keluar dari desa, hanya kepala desa dan dua masyarakat saja yang berani keluar menyusuri aliran sungai menggunakan ban bekas sejauh lima kilometer.
Selain itu, kondisi kekurangan pasokan bahan makanan dan obat-obatan juga terjadi di kawasan pedalaman dan terpencil tersebut. "Stok bantuan yang kami antar pada Minggu kemarin hanya cukup beberapa hari saja, kami khawatir masyarakat kelaparan di sana," kata Tarmizi.
Pemerintah Aceh melalui Posko Terpadu terus memperbarui data secara real-time dengan koordinasi lintas instansi. Masyarakat dapat mengakses data lengkap melalui kanal resmi posko untuk mendapatkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Aceh.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi, 40 Kepala Keluarga (KK) di kawasan tersebut masih terisolasi karena akses jalan yang rusak parah.
"Badan jalan yang ada sudah menjadi sungai dan jembatan penghubung juga terputus, masyarakat di sana benar-benar terisolir dari dunia luar," kata Tarmizi. Apabila ingin keluar dari desa, hanya kepala desa dan dua masyarakat saja yang berani keluar menyusuri aliran sungai menggunakan ban bekas sejauh lima kilometer.
Selain itu, kondisi kekurangan pasokan bahan makanan dan obat-obatan juga terjadi di kawasan pedalaman dan terpencil tersebut. "Stok bantuan yang kami antar pada Minggu kemarin hanya cukup beberapa hari saja, kami khawatir masyarakat kelaparan di sana," kata Tarmizi.
Pemerintah Aceh melalui Posko Terpadu terus memperbarui data secara real-time dengan koordinasi lintas instansi. Masyarakat dapat mengakses data lengkap melalui kanal resmi posko untuk mendapatkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Aceh.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi
Keadaan kondisi bencana banjir yang berlangsung di sebagian besar Provinsi Aceh terus memprihatinkan. Menurut data hingga Senin (1/12) pukul 20.00 WIB dari Pemprov Aceh, korban luka ringan akibat bencana longsor dan banjir berjumlah 1.435 orang, luka berat 403 orang, meninggal dunia 173 orang.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi, 40 Kepala Keluarga (KK) di kawasan tersebut masih terisolasi karena akses jalan yang rusak parah.
"Badan jalan yang ada sudah menjadi sungai dan jembatan penghubung juga terputus, masyarakat di sana benar-benar terisolir dari dunia luar," kata Tarmizi. Apabila ingin keluar dari desa, hanya kepala desa dan dua masyarakat saja yang berani keluar menyusuri aliran sungai menggunakan ban bekas sejauh lima kilometer.
Selain itu, kondisi kekurangan pasokan bahan makanan dan obat-obatan juga terjadi di kawasan pedalaman dan terpencil tersebut. "Stok bantuan yang kami antar pada Minggu kemarin hanya cukup beberapa hari saja, kami khawatir masyarakat kelaparan di sana," kata Tarmizi.
Pemerintah Aceh melalui Posko Terpadu terus memperbarui data secara real-time dengan koordinasi lintas instansi. Masyarakat dapat mengakses data lengkap melalui kanal resmi posko untuk mendapatkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Aceh.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi, 40 Kepala Keluarga (KK) di kawasan tersebut masih terisolasi karena akses jalan yang rusak parah.
"Badan jalan yang ada sudah menjadi sungai dan jembatan penghubung juga terputus, masyarakat di sana benar-benar terisolir dari dunia luar," kata Tarmizi. Apabila ingin keluar dari desa, hanya kepala desa dan dua masyarakat saja yang berani keluar menyusuri aliran sungai menggunakan ban bekas sejauh lima kilometer.
Selain itu, kondisi kekurangan pasokan bahan makanan dan obat-obatan juga terjadi di kawasan pedalaman dan terpencil tersebut. "Stok bantuan yang kami antar pada Minggu kemarin hanya cukup beberapa hari saja, kami khawatir masyarakat kelaparan di sana," kata Tarmizi.
Pemerintah Aceh melalui Posko Terpadu terus memperbarui data secara real-time dengan koordinasi lintas instansi. Masyarakat dapat mengakses data lengkap melalui kanal resmi posko untuk mendapatkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Aceh.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi, 40 Kepala Keluarga (KK) di kawasan tersebut masih terisolasi karena akses jalan yang rusak parah.
"Badan jalan yang ada sudah menjadi sungai dan jembatan penghubung juga terputus, masyarakat di sana benar-benar terisolir dari dunia luar," kata Tarmizi. Apabila ingin keluar dari desa, hanya kepala desa dan dua masyarakat saja yang berani keluar menyusuri aliran sungai menggunakan ban bekas sejauh lima kilometer.
Selain itu, kondisi kekurangan pasokan bahan makanan dan obat-obatan juga terjadi di kawasan pedalaman dan terpencil tersebut. "Stok bantuan yang kami antar pada Minggu kemarin hanya cukup beberapa hari saja, kami khawatir masyarakat kelaparan di sana," kata Tarmizi.
Pemerintah Aceh melalui Posko Terpadu terus memperbarui data secara real-time dengan koordinasi lintas instansi. Masyarakat dapat mengakses data lengkap melalui kanal resmi posko untuk mendapatkan perkembangan terbaru terkait penanganan bencana di Aceh.
Kondisi yang terburuk di ketebalannya adalah kondisi masyarakat di wilayah pedalaman dan terpencil, seperti Kecamatan Pante Ceureumen dan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Sikundo. Menurut Bupati Aceh Barat Tarmizi