Komet 3I/ATLAS Terjadi, Tidak Ancam Bumi?
Tirto.id - Komet yang melintas di Tata Surya telah menjadi sorotan bagi masyarakat umum. Objek antarbintang ini bernama 3I/ATLAS dan merupakan objek ketiga dari luar tata surya yang dapat dikonfirmasi oleh manusia.
Terdapat keraguan mengenai asal usul 3I/ATLAS, apakah benar-benar komet? Jawabannya adalah iya. Menurut penelitian, objek antarbintang ini memiliki koma dan ekor yang kuat saat menerima pemanasan matahari.
Komet ini diperkirakan mencapai perihelion (titik terdekat dengan Matahari) sekitar 29-30 Oktober 2025. Namun, tidak dapat diamati dari Bumi pada titik-titik tersebut karena objek ini tersembunyi di sisi yang sama dengan matahari.
Wahana dan observatorium di lokasi lain di tata surya dapat memantau aktivitas 3I/ATLAS. Setelah perihelion, objek tersebut akan muncul kembali di sisi lain matahari pada awal Desember 2025, sehingga memungkinkan pengamatan ulang.
Menurut Darryl Seligman, pengamatan teleskopik terhadap 3I/ATLAS menunjukkan tanda-tanda klasik aktivitas komet. Belakangan, didapati bahwa 3I/ATLAS mengandung CO2, air, CO, dan zat-zat lain yang umumnya ditemukan pada komet.
Objek antarbintang ini tidak berbahaya bagi Bumi karena jarak terdekat dengan planet kita sekitar 270 juta kilometer. Jarak ini lebih jauh dari orbit Bumi dan sedikit di dalam orbit Mars.
Keraguan mengenai asal usul 3I/ATLAS disebabkan oleh Avi Loeb, penulis yang menyangkal keraguan tersebut. Ia menyimpulkan bahwa objek antarbintang ini sepenuhnya alami dan bisa jadi sebuah komet.
Penemuan 3I/ATLAS menjadi kesempatan bagi masyarakat umum untuk mempelajari tentang komet dan objek antarbintang lainnya.
Tirto.id - Komet yang melintas di Tata Surya telah menjadi sorotan bagi masyarakat umum. Objek antarbintang ini bernama 3I/ATLAS dan merupakan objek ketiga dari luar tata surya yang dapat dikonfirmasi oleh manusia.
Terdapat keraguan mengenai asal usul 3I/ATLAS, apakah benar-benar komet? Jawabannya adalah iya. Menurut penelitian, objek antarbintang ini memiliki koma dan ekor yang kuat saat menerima pemanasan matahari.
Komet ini diperkirakan mencapai perihelion (titik terdekat dengan Matahari) sekitar 29-30 Oktober 2025. Namun, tidak dapat diamati dari Bumi pada titik-titik tersebut karena objek ini tersembunyi di sisi yang sama dengan matahari.
Wahana dan observatorium di lokasi lain di tata surya dapat memantau aktivitas 3I/ATLAS. Setelah perihelion, objek tersebut akan muncul kembali di sisi lain matahari pada awal Desember 2025, sehingga memungkinkan pengamatan ulang.
Menurut Darryl Seligman, pengamatan teleskopik terhadap 3I/ATLAS menunjukkan tanda-tanda klasik aktivitas komet. Belakangan, didapati bahwa 3I/ATLAS mengandung CO2, air, CO, dan zat-zat lain yang umumnya ditemukan pada komet.
Objek antarbintang ini tidak berbahaya bagi Bumi karena jarak terdekat dengan planet kita sekitar 270 juta kilometer. Jarak ini lebih jauh dari orbit Bumi dan sedikit di dalam orbit Mars.
Keraguan mengenai asal usul 3I/ATLAS disebabkan oleh Avi Loeb, penulis yang menyangkal keraguan tersebut. Ia menyimpulkan bahwa objek antarbintang ini sepenuhnya alami dan bisa jadi sebuah komet.
Penemuan 3I/ATLAS menjadi kesempatan bagi masyarakat umum untuk mempelajari tentang komet dan objek antarbintang lainnya.