UI Gelar Tur Multisensori di Museum Nasional, Ajak Lansia Sentuh Prasasti Kuno

Tur Multisensori di Museum Nasional, Ajak Lansia Sentuh Prasasti Kuno

Kembaran khusus di antara UI dan MNI, tur multisensori di museum nasional ini mengajak lansia untuk menikmati koleksi prasasti kuno. Pada 30-13 November 2025, berbagai kelompok dari komunitas yang bekerja sama dengan UI menggelar program tersebut. Kegiatan ini adalah upaya untuk membuat ruang museum lebih inklusif bagi lansia.

Dosen pengabdi Andriyati Rahayu menyatakan bahwa tujuan utama program tersebut adalah memberikan kesempatan bagi para lansia untuk menikmati koleksi prasasti kuno. Pada tur multisensori ini, mereka diharapkan dapat melihat dan meraba koleksi serta berbincang dengan mahasiswa dan dosen.

Eman, salah satu peserta, menyatakan bahwa dia sangat senang sekali bisa mengunjungi MNI. Dia juga mengatakan bahwa dia dapat berbincang dan berdialog bersama mahasiswa dan dosen tanpa perasaan kesepian.

Tur multisensori ini juga melibatkan kegiatan asah otak bertema aksara kuna yang disusun dari isi prasasti. Pada kegiatan tersebut, peserta harus mencari kata tersembunyi serta mencium aroma cuko pempek, bumbu rendang, dan sambal pecel.
 
Pernah dengar tentang program tur multisensori di Museum Nasional ini ya? Saya pikir itu sangat keren banget! Mereka mengajak lansia untuk menikmati koleksi prasasti kuno, itulah yang membuat saya sedih banget karena kurangnya aktivitas seperti ini saat-saat aku masih kecil. Program ini pasti dapat membantu orang tua kita dan juga orang lainnya merasa lebih termasuk dan tidak sendirian di museum. Dan yang terbaik lagi, ada kegiatan asah otak bertema aksara kuno! Itu sangat seru banget! Saya sarankan semua orang perlu mengunjungi museum dengan cara yang baru seperti ini. 🀝
 
ini makanan favorit aku kalau aku mau lihat prasasti kuno aja pasti aku ingin nanggap pengetahuannya πŸ˜‚πŸ‘΄ tapi apa yang penting adalah lansia bisa menikmati koleksi di museum dan tidak perlu khawatir tentang kesepian. aku suka banget ide ini, aku juga pernah ke MNI dengar ada banyak sekali prasasti kuno yang ada di sana πŸ€―πŸ‘€
 
Gue pikir itu sangat keren ya, museum nasional Indonesia bisa buat kesenangan semua orang, bahkan lansia! Jadi, gue senang lihat MNI punya program seperti ini untuk membuat museum lebih inklusif. Semoga ini bisa memberi kesempatan bagi lansia untuk berbagi cerita dan pengalaman dengan mahasiswa dan dosen, karena itu memang penting untuk dipecahkan kesepian yang mungkin dialami oleh banyak orang.

Tur multisensori ini juga terdengar sangat kreatif, gue suka idea tentang mencari kata tersembunyi dan bercium aroma sambal pecel! Gue berharap ini bisa menjadi contoh bagi museum-museum lain di Indonesia untuk lebih fokus pada kegiatan yang interaktif dan menyenangkan.
 
Museum Nasional ini kayaknya udah berusaha banget buat membuat museum lebih inklusif, especially untuk lansia. Saya suka ide-idenya kayak gini, tapi apa sih kalau tur multisensori ini tidak bisa jadi nyaman bagi lansia? Mereka mungkin butuh waktu lebih lama untuk menikmati koleksi prasasti kuno. Atau apakah mereka akan pernah merasa kesepian saat berbincang dengan mahasiswa dan dosen?

Saya rasa yang penting adalah museum harus siap-siap dan memberikan fasilitas yang tepat buat lansia. Misalnya, ada tempat duduk yang nyaman, dan staf museum yang ramah dan sabar. Itu saja sudah bisa membuat perbedaan besar!
 
Gue suka banget sekali sama museum nasional! Masing-masing lansia yang ikut tur multisensori punya cerita yang beda, tapi semua senangnya bisa berinteraksi dengan mahasiswa & dosen. Gue pikir itu kayak ngobrol bareng teman, tapi malah jadi kesempatan belajar bareng orang yang lebih senior 😊. Saya juga paling suka kegiatan asah otak dengan mencari kata tersembunyi di prasasti kuno, kayaknya kayak ngejar puzzle πŸ€”!
 
Aku pikir program tur multisensori di MNI itu agak keren banget! Aku senang melihat ada usaha dari UI untuk membuat museum lebih inklusif bagi lansia. Itu karena kita semua harus bisa menikmati koleksi prasasti kuno tanpa harus khawatir dengan tingkat kesulitan. Semoga acara ini bisa terus dijalankan dan menjadi contoh yang baik bagi museum-museum lain juga πŸ€“
 
Saya pikir ini pilihan yang bagus banget! MNI bisa jadi tempat yang seru untuk lansia, gak perlu khawatir hanya duduk di belakang trenta. Nah kira-kira berapa lama tur multisensori itu? Saya harap mereka punya waktu yang cukup untuk menikmati koleksi prasasti kuno dan tidak terburu-buru. Dan gak ada salahnya kalau ada juga kegiatan lain, seperti makan siang atau liburan singkat, biar lansia bisa merasa lebih santai.
 
wah, gue penasaran kan apa yang bikin lansia bisa beraktifitas di museum? tapi kemaren aku lagi ngobrol dengar kalian ada tur multisensori kayaknya sangat keren! kayaknya ini bukan cuma program untuk lansia aja, tapi juga bisa menunjukkan bahwa museum ni dapat dinikmati oleh siapa saja. gue suka ide asah otak, hehe waktunya aku mencari kata tersembunyi di prasasti kuno πŸ˜‚.
 
aku pikir ini ide yang cerdas banget! museum nasional punya tantangan untuk membuat tempat yang lebih ramah bagi orang tua. kalau bisa ngeinapkan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan buat anak-anak, maka aku yakin lansia juga akan merasa nyaman dan suka. aku bayangkan langsung si lansia senang baca pasrahasti kuno dengan menggunakan teknologi multisensori. kayaknya ini gampang diikuti dan punya dampak yang positif buat komunitas
 
Pikiran aku sih kalau museum harusnya ngajak semua kalangan, bukan hanya lansia aja 🀝🌈. Aku pikir museum bisa juga menambahin kegiatan yang lebih menarik untuk anak-anak muda, seperti workshop membuat artefak prasasti sendiri atau bahkan konser musik tradisional Indonesia! Tapi aku senang sekali lihat lansia bisa menikmati koleksi kuno di MNI 😊. Aku rasa program ini benar-benar membuat museum lebih inklusif dan menyambut semua kalangan πŸŽ‰πŸ’•.
 
Makasih bro, apa yang dijelaskan di museum nasional ini sangat berkesan, ya! Selama ini aku pikir museum hanya untuk anak muda aja, tapi ternyata ada kegiatan yang bisa dinikmati oleh lansia seperti gue juga 😊. Program multisensori ini benar-benar membuat aku merasa senang dan tak pernah bosan. Aku punya teman lansia yang sudah ikut program ini, dia bilang bahwa dia dapat menikmati koleksi prasasti kuno itu tanpa harus khawatir apalagi 🀩. Bahkan ada kegiatan asah otak yang aku pikirnya terlalu sulit, tapi ternyata gampang banget! πŸŽ‰
 
Wah omongnye, kayaknya museum nasional Indonesia udah banyak perubahan kini. Semua yang bisa dilakukan oleh lansia, mulai dari menikmati koleksi prasasti kuno hingga berbincang dengan mahasiswa dan dosen. Aku pikir itu sangat keren banget! Aku sendiri kalau ajak om-om lanjut masuk ke museum, aku pasti mau asah otot aja, tapi aku rasa aku tidak bisa menemukan kata tersembunyi di prasasti πŸ˜‚. Tapi aku senang sekali lihat lansia bisa menikmati keseruan itu tanpa harus khawatir apa-apa!
 
Kalau nggak salah museum nasional itu udah lama tidak jadi aktivitas yang khas untuk kelompok lanjut usia, apa aja yang baru sih? Tapi kalau ada program yang khusus untuk lansia, saya pikir itu udah bagus sekali. Mereka bisa menikmati koleksi prasasti kuno tanpa harus khawatir-ikhawatir dan tidak terburu-buru, kan?

Saya sendiri kalau ke museum, pasti akan nggak sabar-sabaran ingin berjalan-jalan dan melihat-melihat kesempatan aja. Tapi kayaknya ada yang perlu diperhatikan, seperti aksesibilitas tempat parkir atau fasilitas umum lain-lain. Yang penting adalah museum bisa menjadi tempat yang ramah bagi semua orang, termasuk lansia.
 
Hahahe, ini kayak gak ada masalah kalau lansia bisa sentuh prasasti kuno di museum πŸ€”πŸ‘΄. Banyak museum yang kayaknya harus berpikir lebih lanjut tentang bagaimana mereka bisa membuat ruang museum lebih inklusif untuk semua orang, termasuk lansia. Saya senang melihat kegiatan ini karena kalau kita tidak banyak mengajak lansia ke museum, maka kita juga tidak akan bisa memahami bagaimana mereka berpikir dan merasakan sesuatu. Dan, mungkin ada yang ingin tahu, di Bali juga terdapat beberapa prasasti kuno yang masih bisa disentuh dan dinikmati oleh orang tua πŸŒ΄πŸ’•.
 
Aku pikir program tur multisensori di MNI itu super keren banget! Lanjut usia bisa menikmati koleksi prasasti kuno juga gak salah apa-apa. Aku suka sama pemberian kesempatan bagi lanjut usia untuk berinteraksi dengan mahasiswa dan dosen, karena itu akan membuat ruang museum lebih inklusif.

Aku tadi nonton video kegiatan asah otak di MNI dan aku pikir itu super kreatif! Mencari kata tersembunyi dan mencium aroma cuko pempek, bumbu rendang, dan sambal pecel itu gak biasa banget. Aku rasa ini bisa membuat lanjut usia lebih seru dan tidak merasa bosan.
 
Gue pikir ini gak usah dilakukan, siapa yang bilang lansia harus senang sekali bisa berbincang dengan mahasiswa dan dosen? Mungkin gue salah, tapi gue rasa ini kayak permainan manipulasi, kamu bikin lansia merasa senang untuk bisa "menikmati koleksi prasasti kuno" tapi nyataanya gak ada yang mesti senang. Gue pikir lebih baik lagi jadi program penelitian yang benar-benar berarti, bukan cuma bikin lansia rileks aja.
 
Museum nasional ini gak kalah nggak kayak sekolah, kan? Mereka ajak lansia sentuh prasasti kuno, yang kayaknya agak langka ya! πŸ€”βœ¨ Tujuannya buat lansia bisa merasa lebih inklusif, tapi aku pikir ini juga bagus buat mahasiswa dan dosen yang bersemangat belajar. Eman yang ikut program ini, dia gak pernah merasa kesepian kan? 😊 Tur multisensori ini kayaknya seru, di mana mereka harus mencari kata tersembunyi dan nggak kalah nggak mencium aroma cuko pempek! πŸ€£πŸ‘
 
aku pikir museum nasional pasti nggak akan keren bila menerima pasien lansia, tapi di sini sih ada kegiatan yang bikin museum menjadi lebih ramai aja... aku suka banget dengar tentang program ini, kalau aku punya kesempatan aku pasti akan mengunjungi juga! πŸ€©πŸ‘΅
 
kembali
Top