Tutut Nilai Wajar soal Pro-Kontra Gelar Pahlawan Soeharto

Tutut, anak Presiden Soeharto, mengaku tidak merasa dendam terhadap masyarakat yang menolak pemberian gelar pahlawan nasional kepada ayahnya. Hal ini dia sampaikan setelah penerimaannya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin lalu.

Menurut Tutut, proses panjang untuk Soeharto menjadi pahlawan nasional wajar dilakukan, karena itu menunjukkan kemarahan masyarakat dapat dikendalikan. Dia berpendapat gelar ini diberikan agar masyarakat tidak marah. Sekarang, dia yakin masyarakat makin dewasa dan pintar.

Tutut akan berziarah ke makam Soeharto setelah pemberian gelar tersebut. Ia mengatakan bahwa dia sangat bersyukur kepada Allah Subhanahuwata'ala karena dapat menjadi ayah yang dipercayai.
 
Gue pikir Tutut ini anak yang cerdas banget, tapi sama sekali tidak masuk akal nih kalau dia bilang gelar pahlawan nasional itu cuma diberikan supaya masyarakat nggak marah aja. Gue rasa ini adalah contoh bagaimana cara berpikir yang matang dan bijak, kan? Ia mengakui proses panjang itu wajar dilakukan karena itu menunjukkan kemarahan masyarakat bisa dikendalikan, tapi sekarang dia pikir masyarakat makin dewasa dan pintar, wah itu bagus! Gue harap Tutut ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda kita untuk selalu berpikir kritis dan bijak. πŸ’‘πŸ™
 
Kalau mantan Presiden itu diberi gelar pahlawan nasional, makanya di Indonesia masih banyak korupsi dan kolusi? Tapi kalau dia benar-benar tak pernah ngerasa dendam, itu dia sendiri yang keren juga πŸ€·β€β™‚οΈ. Saya rasa Tutut itu anak yang pintar banget, tapi kenapa dia tidak ikuti jejak ayahnya? Dan siapa tahu nanti masyarakat Indonesia makin dewasa dan pintar, tapi masih ada banyak masalah di Indonesia, misalnya kekerasan terhadap perempuan dan korupsi πŸ€¦β€β™‚οΈ.
 
Aku pikir Tutut ini nggak masuk akal, tapi aku juga percaya kalau dia sebenarnya tahu apa yang dia lakukan πŸ€”. Gelar pahlawan nasional itu tidak ada artinya sama sekali πŸ™„. Yang penting adalah Soeharto bisa menikmati kepastian hidup setelah ini semua selesai πŸ˜’.

Aku rasa Tutut ini lebih fokus pada hal lain, yaitu agar masyarakatnya makin tenang dan makini 😌. Dan aku setuju dengan pendapatnya, tapi aku juga pikir dia harus lebih serius dalam menyampaikan pendapatnya πŸ€“.

Tutut ini nggak salah kalau berpikir bahwa gelar itu penting, tapi aku rasa dia harus lebih mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat 🀝. Aku harap Tutut bisa jadi contoh bagi generasi yang lebih muda dan fokus pada hal positif 🌈.
 
Gak perlu bingung, lho! Tutut benar-benar pintar banget. Proses panjang itu wajar dilakukan karena kalau gini aja orangnya akan marah dan gusk, kayaknya tidak mau diterima. Jadi dia bilang ini untuk mencegah masyarakat marah dan tidak nyebakan. Sekarang Tutut yakin masyarakat makin dewasa dan pintar banget, jadi siapa tahu mereka juga bisa mengerti siapa yang sebenarnya pahlawan nasional! πŸ€“πŸ™„
 
Anak-anak kalau nanti mau dipanggil pahlawan nasional, harus bisa ngeluhin dulu kalau tidak ada keruntungan... Tutut ini kan masih anak kecil sih, gimana dia punya pendapat begitu cepat? Mungkin dia hanya mengikuti apa yang dikatakan orang tua atau gurunya. Tapi aneh banget kalau Tutut ini bisa langsung mengatakan hal seperti itu. Kalau mau dipanggil pahlawan nasional, dia harus belajar cara mengeluhin masalahnya dulu...
 
Aku pikir Tutut ini benar-benar tidak fokus padanya sendiri. Kapan dia mulai berpikir tentang kemarahan masyarakat? Akan jadi lebih baik jika dia juga mengusulkan agar dia jadi contoh bagaimana cara mengelola marah dan kesedihan dengan bijak, ya? Tapi, aku kira dia justru malah menggunakan gelar pahlawan nasional untuk memberikan kejutan yang menyenangkan pada dirinya sendiri. Dan sayangnya, orang lain yang menolak menerima gelarnya ini hanya menjadi bahan kegembiraan bagi Tutut.
 
Kalau benar2 Tutut buka hati dan nggak ada dendam, aku pikir itu bagus banget 🀞. Aku sendiri pengen liat dia bisa mengendalikan kemarahan masyarakat. Mungkin dia sudah belajar dari kesalahannya di masa lalu. Saya rasa Tutut benar2 ingin menjadi contoh baik untuk anak-anaknya, bukan? Kalo jadi begitu, aku kira Tutut udah bisa jadi contoh yang bagus untuk Indonesia 😊.
 
Saya pikir Tutut yang ngomong ini sedang berekspresi dari perspektif keluarganya aja, bukan dari dirinya sendiri πŸ€”. Jika dia benar-benar tidak merasa dendam, mungkin itu artinya dia sudah bisa menerima keputusan orang tua... tapi siapa tahu? Bisa jadi dia hanya ngomong ngomong agar keluarganya terkenang positif aja πŸ’β€β™€οΈ. Saya juga penasaran apakah Tutut benar-benar yakin bahwa masyarakat sudah makin dewasa dan pintar, karena secara umum masih banyak yang merasa frustrasi dengan sistem pemerintahan πŸ€·β€β™‚οΈ.
 
Haha, Tutut nggak bisa tidak cerdas banget! Masyarakat Indonesia sengaja menolak gelar pahlawan nasional untuk Soeharto karena dia digelari "Tutut" di kalangan rakyat, gampangnya aja kan? Jadi, dia sendiri nggak bisa merasa dendam? 🀣 Saya pikir Tutut ini sangat bijak banget! Masyarakat Indonesia sudah makin dewasa dan pintar, jadi kita udah tidak terlalu mudah marah-marah. Gelar pahlawan nasional itu sapa-siapa bisa dipikirkan? πŸ€‘
 
Maaf dengarkan cerita Tutut, anak Soeharto. Saya pikir kalau bisa diberi gelar pahlawan nasional itu nggak ada salahnya, tapi apa yang dia maksud dengan 'dibawah kendali' masyarakat? Masyarakat Indonesia nggak bisa dikendalikan sih, kalo bukan... Saya rasa Tutut punya persepsi yang terlalu positif tentang kalimat 'masyarakat makin dewasa dan pintar'. Masyarakat Indonesia itu kompleks, nggak pernah sederhana sih.
 
Aku pikir Tutut si anak Presiden Soeharto ini gue paham apa yang ingin dia lakukan. Dia mau menyesuaikan diri dengan masyarakat kalau harusnya harus marah-marah... πŸ™„ Bayangkan aja, ayahnya diberi gelar pahlawan nasional dan itu bisa mengurangi kemarahan orang. Nah, sekarang Tutut yakin kalau masyarakat sudah makin dewasa dan pintar πŸ˜’ Ini menunjukkan bahwa Soeharto siapa-siap dihormati. Tapi aku pikir ini semua hanya untuk memenuhi keinginan ayahnya... πŸ€”
 
Gelar pahlawan nasional itu kayak ganti nama, kan? Tutut Soeharto itu kayaknya udah masuk ke dalam fantasi sendiri, yakin bahwa gelar pahlawan nasional itu bisa mengendalikan kemarahan masyarakat. Padahal, kalau tidak ada yang marah, itu berarti masyarakat sudah terlalu banyak dikendalikan sih... πŸ˜’ Dan kira-kira siapa yang akan memberi hak kebebasan kepada masyarakat? Tutut itu kayaknya udah bingung juga, kalo bukan orang lain, maka kalau gak ada lembaga yang mau mengatur, itu berarti kita semua udah bebas! πŸ™„
 
Gue rasa Tutut ngerasa agak ngeluh, tapi apa salahnya? Masyarakat Indonesia benar-benar ingin Soeharto dihormati dan tidak ada salahnya pemberian gelar pahlawan nasional kepadanya πŸ€”. Gue pikir tutup mulut adalah jalan terbaik, tapi kalau Soeharto mau diberi gelar itu, maka bukan masalah sama sekali! πŸ™ƒ. Masyarakat Indonesia sudah makin dewasa dan pintar, kita tidak perlu ngeluh lagi tentang hal ini πŸ’‘. Tutut benar-benar bijak, dia harus dihargai atas kesabaran dan kebijaksanaannya yang luar biasa ⭐️.
 
Gak bisa nggak terkejut dengar Tutut, anak Presiden Soeharto itu, kalau dia bilang tidak merasanya dendam. Dahulu kalinya, banyak orang yang kecewa dengan keputusan pemerintah untuk memberikan gelar pahlawan nasional kepada ayah Tutut. Tapi sekarang, aku pikir Tutut udah benar-benar dewasa dan pintar banget! πŸ˜‚ Mungkin dia benar-benar tidak peduli tentang hal itu lagi. Yang penting, Tutut sudah menjadi anak yang baik dan bisa mengelola perasaan masyarakat dengan baik. Saya harap Tutut dapat menjadi contoh bagi generasi muda di Indonesia yang harus belajar untuk mengelola emosi dan perasaan mereka sendiri. πŸ™ Dan aku juga senang mendengar bahwa Tutut akan berziarah ke makam Soeharto, itu adalah tanda bahwa Tutut masih bisa merasakan rasa syukur dan hormat kepada ayahnya. πŸ‘
 
Aku rasa Tutut itu jujur sekali, kalau siapa pun di Indonesia menolak gelar pahlawan nasional Soeharto, itu bukannya bukti keluh kesahannya? Dia bilang agar masyarakat tidak marah, tapi sekarang dia yakin masyarakat makin dewasa dan pintar? Aku rasa itu kalimat yang membingungkan, tapi aku kira Tutut itu benar-benar percaya dirinya. Kita bisa melihat bahwa Tutut itu masih sangat dekat dengan ayahnya, itupun bukannya sesuatu yang salah, kan? 😊
 
Gampangnya Tutut ini bilang kalau dia tidak ada rasa dendam apa-apa... itu bayang-bayang orang yang masih kecil ya, tapi aku pikir apa yang dia katakan itu salah faham... siapa yang memperjuangkan perubahan itu di Indonesia? Apa yang dipikirkan Presiden Soeharto saat ini? Maksudnya kalau kita tidak menolak agar ayah kita diberi gelar pahlawan nasional itu apa? Kita harus lebih bijak lagi, masyarakat Indonesia sudah bisa memilih siapa saja yang ingin menjadi presiden, tapi kalau itu bukan untuk Soeharto juga bagus ya...
 
Saya rasa Tutut yang anak Presiden Soeharto ini masih sangat muda dan tidak mau memahami sejarah yang dibawa oleh ayahnya. Gelar pahlawan nasional bukan hanya untuk menghindari kemarahan masyarakat, tapi juga harus diakui sebagai penghormatan terhadap perjuangan ayahnya yang memimpin Indonesia dalam masa transisi ke demokrasi.

Saya pikir Tutut perlu belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh ayahnya dan tidak hanya fokus pada bagaimana menghindari konflik. Selain itu, saya rasa gelar pahlawan nasional ini harus diberikan setelah proses penelitian dan debat yang lebih luas, bukan hanya karena ingin menghindari kemarahan masyarakat. πŸ€”
 
Saya rasa Tutut ini benar-benar bikin saya penasaran, kenapa dia seperti itu? Dia bilang pemberian gelar pahlawan nasional itu buat masyarakat nggak marah, tapi gak ada bukti yang katanya masyarakat sudah makin dewasa dan pintar sih. Saya pikir Tutut ini lebih suka bikin kontroversi daripada mengakui masalahnya sama ayahnya sendiri. πŸ€” [berita tentang konsepsi pahlawan nasional](https://www.kompas.com/read/2024/06/15/1440/6707/pak-utut-soeharto-tidak-mau-penerimaan-gelar-pahlawan-nasional)
 
kembali
Top