Pameran lukisan cat air dengan tema "Renjana" kembali digelar di Balai Budaya. Acara ini diawali oleh 7 pelukis cat air yang terdiri dari Michellina Triwardhany, Dian Fitrasari, Niken Vijayanti, Aviliani, Baskoro Sardadi, Erika Enda Ginting dan Dumasi Marisina Magdalena Samosir. Mereka menampilkan keragaman ekspresi dan corak lukisan cat air yang memperkaya arti Renjana.
Menurut Ilham Khoiri, General Manager pusat seni dan budaya, Bentara Budaya Jakarta, pameran ini merupakan kesempatan bagi komunitas cat air untuk menampilkan karya-karya mereka. Di dalam pengantar katalog pameran, Ilham mengingatkan bahwa ada sejarah yang kaya dari pelukis cat air di Indonesia, termasuk Lee Man Fong, pelukis sohor istana Presiden Soekarno.
Namun, tidak hanya pelukis profesional yang dipilih untuk menampilkan kerja-kerja mereka. Banyak juga pelukis yang belajar melukis secara otodidak atau bergabung dengan komunitas seni. Seperti Komunitas seni Agus Budiyanto Aquarelle Studio (ABAS) yang memiliki ragam profesional latar belakang pelukisnya, termasuk arsitek, profesional, dan bankir.
Pameran ini juga diiringi oleh kata-kata pengamat seni Bambang Asrini yang menyebutkan bahwa bahasa Sanskrit mengartikan Ranjana sebagai ruang kegembiraan, rasa yang sangat kuat yang bisa dikatakan sebagai mucul dari kesadaran berlandas hati, selain perjuangan dan pencarian bahasa visual tak henti.
Menurut Ilham Khoiri, General Manager pusat seni dan budaya, Bentara Budaya Jakarta, pameran ini merupakan kesempatan bagi komunitas cat air untuk menampilkan karya-karya mereka. Di dalam pengantar katalog pameran, Ilham mengingatkan bahwa ada sejarah yang kaya dari pelukis cat air di Indonesia, termasuk Lee Man Fong, pelukis sohor istana Presiden Soekarno.
Namun, tidak hanya pelukis profesional yang dipilih untuk menampilkan kerja-kerja mereka. Banyak juga pelukis yang belajar melukis secara otodidak atau bergabung dengan komunitas seni. Seperti Komunitas seni Agus Budiyanto Aquarelle Studio (ABAS) yang memiliki ragam profesional latar belakang pelukisnya, termasuk arsitek, profesional, dan bankir.
Pameran ini juga diiringi oleh kata-kata pengamat seni Bambang Asrini yang menyebutkan bahwa bahasa Sanskrit mengartikan Ranjana sebagai ruang kegembiraan, rasa yang sangat kuat yang bisa dikatakan sebagai mucul dari kesadaran berlandas hati, selain perjuangan dan pencarian bahasa visual tak henti.