Trump Surati Presiden Israel, Desak Pengampunan Penuh untuk PM Netanyahu
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengirim surat kepada Presiden Israel Isaac Herzog dengan tinta emas, mendesak pengampunan penuh bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang menghadapi tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Surat tersebut ditujukan untuk mengakhiri kasus-kasus terpisah yang telah berlangsung selama lima tahun.
Menurut laporan dari Kantor Herzog, surat tersebut diprioritaskan untuk dihormati dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Surat itu ditulis dengan tangan Trump sendiri, menunjukkan keseriusannya dalam mendukung Netanyahu.
Namun, ada perdebatan terkait asal-usul surat tersebut. Berdasarkan sumber-sumber yang berbeda, surat tersebut mungkin diprioritaskan oleh seorang konsultan hukum yang bekerja sama dengan Trump. Mereka berdua kemudian memutuskan untuk mengirimkan surat tersebut kepada Herzog.
Kantor Herzog menyatakan bahwa mereka sangat menghormati Trump, tetapi menekankan pentingnya pengajuan permohonan resmi dari siapa pun yang ingin mendukung Netanyahu. Surat tersebut diterima dengan baik oleh Netanyahu yang berterima kasih atas dukungan luar biasa.
Terdapat empat kasus yang melibatkan Netanyahu, di mana ia didakwa melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Pada 2020, Netanyahu menjadi perdana menteri Israel pertama yang masih menjabat dan diadili dalam kasus-kasus tersebut.
Kasus-kasus tersebut antara lain terkait dengan penggunaan posisi sebagai Menteri Perdagangan untuk meningkatkan sirkulasi sebuah surat kabar Israel dengan imbalan liputan positif. Selain itu, ia juga didakwa menerima hadiah, seperti cerutu dan sampanye, dari para pengusaha berpengaruh sebagai imbalan bantuan.
Dengan demikian, surat tersebut dapat dianggap sebagai langkah untuk mengakhiri kasus-kasus tersebut dan memberikan kesempatan bagi Netanyahu untuk melanjutkan karirnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengirim surat kepada Presiden Israel Isaac Herzog dengan tinta emas, mendesak pengampunan penuh bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang menghadapi tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Surat tersebut ditujukan untuk mengakhiri kasus-kasus terpisah yang telah berlangsung selama lima tahun.
Menurut laporan dari Kantor Herzog, surat tersebut diprioritaskan untuk dihormati dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Surat itu ditulis dengan tangan Trump sendiri, menunjukkan keseriusannya dalam mendukung Netanyahu.
Namun, ada perdebatan terkait asal-usul surat tersebut. Berdasarkan sumber-sumber yang berbeda, surat tersebut mungkin diprioritaskan oleh seorang konsultan hukum yang bekerja sama dengan Trump. Mereka berdua kemudian memutuskan untuk mengirimkan surat tersebut kepada Herzog.
Kantor Herzog menyatakan bahwa mereka sangat menghormati Trump, tetapi menekankan pentingnya pengajuan permohonan resmi dari siapa pun yang ingin mendukung Netanyahu. Surat tersebut diterima dengan baik oleh Netanyahu yang berterima kasih atas dukungan luar biasa.
Terdapat empat kasus yang melibatkan Netanyahu, di mana ia didakwa melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Pada 2020, Netanyahu menjadi perdana menteri Israel pertama yang masih menjabat dan diadili dalam kasus-kasus tersebut.
Kasus-kasus tersebut antara lain terkait dengan penggunaan posisi sebagai Menteri Perdagangan untuk meningkatkan sirkulasi sebuah surat kabar Israel dengan imbalan liputan positif. Selain itu, ia juga didakwa menerima hadiah, seperti cerutu dan sampanye, dari para pengusaha berpengaruh sebagai imbalan bantuan.
Dengan demikian, surat tersebut dapat dianggap sebagai langkah untuk mengakhiri kasus-kasus tersebut dan memberikan kesempatan bagi Netanyahu untuk melanjutkan karirnya.