Ledakan nuklir Chernobyl, tragedi yang masih terluka hingga hari ini. Pada 26 April 1986, kecelakaan itu terjadi di Ukraina, menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada reaktor nuklir. Lebih dari 60 ribu orang meninggal dalam seketika, dengan banyak lagi terpapar radiasi yang mengancam hidup mereka.
Chernobyl adalah proyek ambisi Uni Soviet untuk menjadi negara dengan sumber daya nuklir terbesar di dunia. Pada tahun 1977, pemerintah berhasil membuat reaktor nuklir dengan kekuatan 1.000 megawatt, dan pengembangan tersebut terus berlangsung hingga musibah terjadi.
Namun, pada saat-saat terakhir sebelum ledakan, para pemimpin yang bertanggung jawab tidak kompeten dan tidak terbuka untuk masukkan. Mereka, termasuk Deputi Kepala Teknisi Anatoly Stepanovich Dyatlov dan Kepala Teknisi Nicholai Fomin, tidak menyadari bahwa mereka sedang menghadapi situasi yang sangat berbahaya.
Fomin, salah satu dari mereka, ternyata memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan reaktor nuklir daripada yang diperkirakan. Dia mengetahui bahwa reaktor hanya berkekuatan 200 megawatt, jauh dari angka minimal 700 megawatt yang diharapkan.
Dyatlov, sementara itu, bersikeras bahwa uji coba perlu dilakukan pada saat-saat tersebut. Namun, dia tidak menyadari bahwa keputusannya akan menjadi awal dari musibah terbesar di dunia.
Pada akhirnya, ketika teknisi menyalahkan generator dan turbin air tidak berhasil masuk, suhu inti reaktor nuklir naik dengan cepat. Teknisi bergegas menekan tombol SCRAM, perintah komputer untuk menghidupkan generator yang tidak berfungsi.
Ledakan itu menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada reaktor nuklir, dan banyak warga yang masih tertidur dan tidak bisa melarikan diri membuat mereka terpapar radiasi yang tengah meluas. Dalam catatan BBC, 90 ribu orang tewas karena radiasi nuklir jangka panjang, sementara 600 ribu orang terpapar radiasi namun tidak tewas.
Sementara itu, catatan WHO mengungkapkan bahwa radiasi nuklir mencapai jarak 200 ribu km hingga Eropa. Chernobul juga tidak bisa dihuni hingga 20 ribu tahun karena efek radiasi. Ledakan nuklir Chernobyl masih terasa hingga hari ini, dan menjadi peringatan bagi kita semua tentang bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi nuklir.
Chernobyl adalah proyek ambisi Uni Soviet untuk menjadi negara dengan sumber daya nuklir terbesar di dunia. Pada tahun 1977, pemerintah berhasil membuat reaktor nuklir dengan kekuatan 1.000 megawatt, dan pengembangan tersebut terus berlangsung hingga musibah terjadi.
Namun, pada saat-saat terakhir sebelum ledakan, para pemimpin yang bertanggung jawab tidak kompeten dan tidak terbuka untuk masukkan. Mereka, termasuk Deputi Kepala Teknisi Anatoly Stepanovich Dyatlov dan Kepala Teknisi Nicholai Fomin, tidak menyadari bahwa mereka sedang menghadapi situasi yang sangat berbahaya.
Fomin, salah satu dari mereka, ternyata memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan reaktor nuklir daripada yang diperkirakan. Dia mengetahui bahwa reaktor hanya berkekuatan 200 megawatt, jauh dari angka minimal 700 megawatt yang diharapkan.
Dyatlov, sementara itu, bersikeras bahwa uji coba perlu dilakukan pada saat-saat tersebut. Namun, dia tidak menyadari bahwa keputusannya akan menjadi awal dari musibah terbesar di dunia.
Pada akhirnya, ketika teknisi menyalahkan generator dan turbin air tidak berhasil masuk, suhu inti reaktor nuklir naik dengan cepat. Teknisi bergegas menekan tombol SCRAM, perintah komputer untuk menghidupkan generator yang tidak berfungsi.
Ledakan itu menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada reaktor nuklir, dan banyak warga yang masih tertidur dan tidak bisa melarikan diri membuat mereka terpapar radiasi yang tengah meluas. Dalam catatan BBC, 90 ribu orang tewas karena radiasi nuklir jangka panjang, sementara 600 ribu orang terpapar radiasi namun tidak tewas.
Sementara itu, catatan WHO mengungkapkan bahwa radiasi nuklir mencapai jarak 200 ribu km hingga Eropa. Chernobul juga tidak bisa dihuni hingga 20 ribu tahun karena efek radiasi. Ledakan nuklir Chernobyl masih terasa hingga hari ini, dan menjadi peringatan bagi kita semua tentang bahaya yang ditimbulkan oleh teknologi nuklir.