Tokoh Senior REI Anggap Sektor Properti Dinilai Bisa Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Para tokoh senior REI percaya bahwa sektor properti bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi dengan target 8 persen. Mereka menganggap perizinan dan regulasi yang lebih fleksibel sebagai kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

Terdapat beberapa usulan kebijakan yang dibahas oleh para senior REI, seperti pembangunan 3 juta rumah, peningkatan insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) hingga 2027, serta pembebasan BPHTB dan retribusi PBG untuk rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Mereka juga mengusulkan agar masyarakat berpenghasilan tanggung mendapat keringanan serupa, terutama untuk rumah di bawah Rp500 juta.

Namun, para senior REI juga menyoroti penurunan minat masyarakat terhadap apartemen. Mereka mengusulkan agar biaya service charge di apartemen dikenakan tarif antara Rp12.000–Rp14.000 per meter persegi, sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat.

Kebijakan Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan Lahan Baku Sawah (LBS) juga menjadi topik perdebatan. Beberapa anggota REI menyoroti bahwa pendekatan pemerintah yang lebih menekankan kondisi fisik tanah dapat bertentangan dengan amanat undang-undang.

Para tokoh ini juga mendorong anggota REI untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan senilai Rp130 triliun serta berperan dalam renovasi rumah tidak layak huni di berbagai daerah.
 
Pertanyaan tentang properti dan pertumbuhan ekonomi pasti kayak gitu ya... Sepertinya para senior REI benar-benar berusaha dengan rencana yang agresif, tapi apakah benar-benar bisa dipercaya? Aku pikir beberapa kebijakan yang mereka tawarkan terlalu ambisius. Misalnya, pembebasan BPHTB dan retribusi PBG untuk rumah MBR, itu pasti masih banyak masalah seperti efek onus yang besar pada negara dan ketergantungan pada pemerintah. Biaya service charge di apartemen juga terlalu mahal kok, siapa nanti yang bakal bayar? Dan tentang Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan Lahan Baku Sawah (LBS), aku pikir pendekatan yang lebih baik adalah mencari keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan...
 
aku pikir itu ide yang baik banget! kalau kita bisa meningkatkan insentif dan biaya service charge, pasti banyak orang yang akan tertarik untuk membeli apartemen, loh! tapi aku penasaran apa sebenarnya kebijakan yang ingin dibawa oleh pemerintah, karena ada banyak opini yang berbeda-beda... 🤔 aku harap bisa melihat rencana yang akhirnya di implementasi dengan benar... dan aku senang sekali kalau kita bisa memanfaatkan program KUR untuk memberikan rumah kepada masyarakat yang membutuhkan... itu akan sangat bermanfaat! 💖
 
Pokoknya, sektor properti pasti bisa makin besar deh 🤪🏠! Jika bisa bikin biaya service charge lebih murah, kayaknya banyak orang yang mau jadi pemilik apartemen aja 😄. Tapi, gak sabar banget dengan keringanan bagi masyarakat berpenghasilan rendah... aku bayangkan sekarang juga bisa beli rumah dengan Rp500 juta 🤯! Nah, tapi sih kalau pemerintah tetap menjaga hak-hak sawah, aku nggak peduli, aku akan terus mencari rumah di bandung aja 😂.
 
Bisanya birokrasi properti ini bikin korupsi dan semuanya kehabisan waktu, tapi kalau gak ada regulasi yang ketat biar saja proyek bisa segera dikerjakan 😒. Tapi, kalau biarkan semua sesuai aturan itu juga membutuhkan waktu, kan? 🤔

Aku pikir konsep apartemen di bawah Rp500 juta itu keren, tapi masyarakat harus dipahami bahwa apartemen ini tidak sama dengan rumah sederhana. Aku rasa biaya service charge yang lebih rendah memang bisa menarik perhatian banyak orang. 🏠

Tapi, aku juga pikir kita harus mempertimbangkan kebutuhan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), mereka memang butuh asisten untuk membeli rumah. Mungkin pemerintah bisa menawarkan insentif yang lebih besar lagi agar mereka bisa memiliki rumah dengan harga yang terjangkau 🏡.
 
Gue rasa biar nanti sektor properti bisa jadi motor pertumbuhan ekonomi, tapi harus ada penyesuaian tentang kelayakan proyeknya. Kalau semua biaya yang dibebankan pada masyarakat itu terlalu mahal, orang gak bakalan terluka. Misalnya, apa kebutuhan masyarakat buat apartemen itu? Kalau mereka nggak punya uang untuk apartemen, bagitu kalau harus ditambah biaya service charge ya?

Gue rasa juga perlu ada penyesuaian tentang Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan Lahan Baku Sawah (LBS). Jika pemerintah ingin melindungi lahan sawah itu, gue rasa harus ada penyesuaian dalam bentuk teknis. Misalnya, apa yang dibutuhkan kalau lahan tersebut ditransformasikan menjadi area pariwisata? Seperti apa aja syaratnya? Gue rasa perlu ada diskusi lebih lanjut tentang itu nanti.

Dan gue rasa penting juga biar kita fokus pada rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kalau kita bisa membantu mereka mendapatkan rumah yang nyaman dan terjangkau, itu akan sangat membantu. Gue rasa itu adalah prioritas utama nanti.
 
Pokoknya, kalau wanna ngisi 8 persen pertumbuhan ekonomi, kita harus bikin properti lebih terjangkau banget! Mereka ada usulan biaya service charge untuk apartemen punya tarif yang agak murah, mulai Rp12.000 sampai Rp14.000 per meter persegi. Makanya aku pikir itu ide yang bagus, ya! Kita harus bikin masyarakat bisa nyaman dan memiliki rumah yang cukup.

Aku juga senang dengerin mereka ada rencana untuk memanfaatkan program KUR Perumahan yang senilai Rp130 triliun. Mereka bisa bantu orang banyak yang ingin memiliki rumah, terutama di daerah-daerah yang kurang maju. Pokoknya, kita harus bisa membuat properti lebih terjangkau dan nyaman bagi masyarakat. #TolakTinggiHargaProperti #MembuatPropertiLebihTerjangkau #ManfaatkanKURPerumahan
 
Maksudnya, apa yang dibicarakan para senior REI tentang properti itu benar-benar menarik 😊. Saya pikir konsep ini memang perlu diperhatikan karena akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Tapi, saya curiga juga bahwa perizinan dan regulasi yang lebih fleksibel bisa membuat kita kehilangan kontrol di atas sektor properti 😐. Bagaimana kalau kita cobalah alternatif lain seperti melibatkan komunitas masyarakat dalam merancang program ini? Mungkin itu bisa memberikan solusi yang lebih baik untuk semua pihak 🤔.
 
Saya pikir ide untuk meningkatkan properti menjadi motor pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya baik. Pertama, perizinan dan regulasi yang fleksibel bisa saja memicu spekulasi properti yang tidak seimbang dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Kedua, target 8 persen untuk pertumbuhan properti itu agak terlambat, karena banyak faktor lain seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang harus diantisipasi terlebih dahulu.

Saya juga ragu-ragu dengan usulan penurunan biaya service charge di apartemen. Meskipun ingin memudahkan masyarakat, tapi akan membuat apartemen menjadi lebih terjangkau untuk para investor sehingga kualitas layanan mungkin turun.

Tapi yang paling berat hati adalah Lahan Sawah Dilindungi (LSD) dan Lahan Baku Sawah (LBS). Saya rasa perlu lebih perhatian dalam mengelola keberlanjutan pertanian dan penggunaan lahan. Kita harus menemukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan 🌿
 
Gue pikir kalau yang jadi motor pertumbuhan ekonomi itu sih pembangunan 3 juta rumah, tapi gue bingung kok apa artinya sih membuat banyak rumah tanpa memikirkan apakah orang yang tinggal di sana mau bayar biaya service charge itu. Gue rasa ada hal lain yang penting banget, seperti bagaimana caranya kita bisa makin jelas tentang apa itu rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
 
kembali
Top