Bakar Pupuk Pendidikan: Konflik di Kiwirok Papua Menyalipan Kedua Satuan Keamanan
Kiwirok, Papua - Konflik yang melibatkan dua satuan keamanan Republik Indonesia menimpa wilayah Kiwirok, Papua. Sengketa ini muncul ketika keduanya saling tuduh bakar sekolah di daerah tersebut.
Menurut sumber yang mendekati kedua satuan keamanan, konflik pecah ketika tim TNI-Polri melakukan operasi penangkapan terhadap sekelompok individu yang dicurigakan melakukan kegiatan ilegal. Namun, saat penangkapan berlangsung, beberapa anggota TPNPB (Satuan Penegak Keadilan Negara) melihat tim TNI-Polri sebagai ancaman dan membalas dengan menyerbu.
Dalam pertengkaran ini, keduanya saling mengancam satu sama lain hingga sekolah di wilayah tersebut terkena api. Dari sisi yang dikemukakan oleh dua satuan keamanan tersebut, konflik dianggap sebagai tanggung jawab dari tim TNI-Polri.
"Operasi penangkapan kami tidak berjalan lancar karena anggota TNI-Polri memblokir jalan dan menghambat akses kita. Mereka juga menyeruduk ke arah sekolah, sehingga kami harus bereaksi untuk melindungi diri," kata seorang perwira TPNPB.
Namun, tim TNI-Polri memberikan cerita yang berbeda. Menurut mereka, anggota TPNPB adalah yang melakukan aksi agresif dan menyerbu tanpa alasan.
"Kami hanya melakukan operasi penangkapan seperti biasanya. Namun, anggota TPNPB melihat kami sebagai ancaman dan menyerbu tanpa alasan apa pun," kata seorang perwira TNI-Polri.
Meskipun kedua satuan keamanan tersebut saling tuduh bakar sekolah, konflik dianggap lebih kompleks daripada itu. Konflik ini dapat dianggap sebagai hasil dari ketidaksusahan dalam komunikasi dan kesalahpahaman antara kedua satuan keamanan tersebut.
"Kami harap konflik ini dapat segera berakhir dan keduanya bisa bekerja sama untuk membangun kepercayaan," kata sumber yang mendekati kedua satuan keamanan.
Kiwirok, Papua - Konflik yang melibatkan dua satuan keamanan Republik Indonesia menimpa wilayah Kiwirok, Papua. Sengketa ini muncul ketika keduanya saling tuduh bakar sekolah di daerah tersebut.
Menurut sumber yang mendekati kedua satuan keamanan, konflik pecah ketika tim TNI-Polri melakukan operasi penangkapan terhadap sekelompok individu yang dicurigakan melakukan kegiatan ilegal. Namun, saat penangkapan berlangsung, beberapa anggota TPNPB (Satuan Penegak Keadilan Negara) melihat tim TNI-Polri sebagai ancaman dan membalas dengan menyerbu.
Dalam pertengkaran ini, keduanya saling mengancam satu sama lain hingga sekolah di wilayah tersebut terkena api. Dari sisi yang dikemukakan oleh dua satuan keamanan tersebut, konflik dianggap sebagai tanggung jawab dari tim TNI-Polri.
"Operasi penangkapan kami tidak berjalan lancar karena anggota TNI-Polri memblokir jalan dan menghambat akses kita. Mereka juga menyeruduk ke arah sekolah, sehingga kami harus bereaksi untuk melindungi diri," kata seorang perwira TPNPB.
Namun, tim TNI-Polri memberikan cerita yang berbeda. Menurut mereka, anggota TPNPB adalah yang melakukan aksi agresif dan menyerbu tanpa alasan.
"Kami hanya melakukan operasi penangkapan seperti biasanya. Namun, anggota TPNPB melihat kami sebagai ancaman dan menyerbu tanpa alasan apa pun," kata seorang perwira TNI-Polri.
Meskipun kedua satuan keamanan tersebut saling tuduh bakar sekolah, konflik dianggap lebih kompleks daripada itu. Konflik ini dapat dianggap sebagai hasil dari ketidaksusahan dalam komunikasi dan kesalahpahaman antara kedua satuan keamanan tersebut.
"Kami harap konflik ini dapat segera berakhir dan keduanya bisa bekerja sama untuk membangun kepercayaan," kata sumber yang mendekati kedua satuan keamanan.