Bakar sekolah di Kiwirok, Papua, menjadi sorotan antara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Tugas Pasukan Penjaga Pemilu Bangsa (TPNPB).
Menurut sumber di dalamnya, polisi mengaku tidak bertanggung jawab atas kebakaran yang melanda sekolah di Kiwirok, Papua, beberapa hari lalu. Mereka berpendapat bahwa api tersebut berasal dari sumber lain, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa Polri atau satuan-satuan penyelidiknya ikut terlibat.
Sementara itu, TPNPB berbeda pendiriannya. Mereka menuduh Polri sebagai pelaku utama kebakaran sekolah tersebut. Menurut mereka, polisi yang bersangkutan melakukan aksi pembersihan yang tidak sesuai prosedur dan melibatkan elemen-elemen ekstremis.
"Polisi yang bersangkutan melakukan aksi pembersihan tanpa memperhatikan prosedur yang tepat. Aksi tersebut dilakukan di bawah komando tertinggi, sehingga menimbulkan kesan bahwa ada perintah dari atas untuk melibatkan elemen-elemen ekstremis," kata sumber TPNPB.
Kemudian, TPNPB menambahkan bahwa polisi juga tidak melakukan pengawasan yang tepat di lokasi kebakaran tersebut. "Pengawasan tidak dilakukan secara menyeluruh, sehingga terjadi kebakaran yang meluas dan menyebabkan kerusakan parah," katanya.
Sementara itu, Polri tetap berpendapat bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kebakaran tersebut. Mereka berharap agar TPNPB dapat menyelidiki kasus tersebut dengan lebih teliti dan menemukan sumber asal api tersebut.
Menurut sumber di dalamnya, polisi mengaku tidak bertanggung jawab atas kebakaran yang melanda sekolah di Kiwirok, Papua, beberapa hari lalu. Mereka berpendapat bahwa api tersebut berasal dari sumber lain, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa Polri atau satuan-satuan penyelidiknya ikut terlibat.
Sementara itu, TPNPB berbeda pendiriannya. Mereka menuduh Polri sebagai pelaku utama kebakaran sekolah tersebut. Menurut mereka, polisi yang bersangkutan melakukan aksi pembersihan yang tidak sesuai prosedur dan melibatkan elemen-elemen ekstremis.
"Polisi yang bersangkutan melakukan aksi pembersihan tanpa memperhatikan prosedur yang tepat. Aksi tersebut dilakukan di bawah komando tertinggi, sehingga menimbulkan kesan bahwa ada perintah dari atas untuk melibatkan elemen-elemen ekstremis," kata sumber TPNPB.
Kemudian, TPNPB menambahkan bahwa polisi juga tidak melakukan pengawasan yang tepat di lokasi kebakaran tersebut. "Pengawasan tidak dilakukan secara menyeluruh, sehingga terjadi kebakaran yang meluas dan menyebabkan kerusakan parah," katanya.
Sementara itu, Polri tetap berpendapat bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kebakaran tersebut. Mereka berharap agar TPNPB dapat menyelidiki kasus tersebut dengan lebih teliti dan menemukan sumber asal api tersebut.