TNI Bakal Membentuk Jumlah Tidak Terduga untuk Menghadapi Ancaman Pertahanan Nasional
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menggelar rapat koordinasi membahas penguatan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Peningkatan jumlah dan kemampuan satuan ini bertujuan untuk memperkuat daya tangkal militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.
Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Freddy Ardianzah, rencana pembentukan 750 batalyon tempur, lima Koarmada, dan satuan antariksa di bawah Kohanudnas masih dalam tahap perencanaan. Namun, program ini merupakan bagian dari penerapan konsep Optimum Essential Force (OEF) yang menjadi arah kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan jangka menengah.
Peningkatan jumlah dan kemampuan satuan bertujuan untuk memperkuat daya tangkal serta memperluas kemampuan proyeksi kekuatan TNI di seluruh wilayah yurisdiksi NKRI. Freddy juga menyebutkan bahwa program ini berada di bawah koordinasi Markas Besar TNI dan selaras dengan rencana pembangunan postur pertahanan TNI dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
TNI Angkatan Darat akan memfokuskan penguatan pertahanan darat di wilayah perbatasan seperti Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, TNI Angkatan Laut berencana membentuk lima Komando Armada (Koarmada) dan lima belas Komando Daerah Maritim (Kodaeral), serta meningkatkan modernisasi armada berbasis teknologi informasi.
TNI Angkatan Udara akan memperkuat sistem pertahanan udara melalui pembentukan 33 Satuan Radar (Satrad) dan Satuan Antariksa di bawah Kohanudnas. Dengan demikian, pemerintah menargetkan kekuatan TNI semakin modern, terintegrasi, dan siap menghadapi tantangan pertahanan global dalam lima tahun ke depan.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menggelar rapat koordinasi membahas penguatan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Peningkatan jumlah dan kemampuan satuan ini bertujuan untuk memperkuat daya tangkal militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.
Menurut Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Freddy Ardianzah, rencana pembentukan 750 batalyon tempur, lima Koarmada, dan satuan antariksa di bawah Kohanudnas masih dalam tahap perencanaan. Namun, program ini merupakan bagian dari penerapan konsep Optimum Essential Force (OEF) yang menjadi arah kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan jangka menengah.
Peningkatan jumlah dan kemampuan satuan bertujuan untuk memperkuat daya tangkal serta memperluas kemampuan proyeksi kekuatan TNI di seluruh wilayah yurisdiksi NKRI. Freddy juga menyebutkan bahwa program ini berada di bawah koordinasi Markas Besar TNI dan selaras dengan rencana pembangunan postur pertahanan TNI dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
TNI Angkatan Darat akan memfokuskan penguatan pertahanan darat di wilayah perbatasan seperti Papua, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara itu, TNI Angkatan Laut berencana membentuk lima Komando Armada (Koarmada) dan lima belas Komando Daerah Maritim (Kodaeral), serta meningkatkan modernisasi armada berbasis teknologi informasi.
TNI Angkatan Udara akan memperkuat sistem pertahanan udara melalui pembentukan 33 Satuan Radar (Satrad) dan Satuan Antariksa di bawah Kohanudnas. Dengan demikian, pemerintah menargetkan kekuatan TNI semakin modern, terintegrasi, dan siap menghadapi tantangan pertahanan global dalam lima tahun ke depan.