Sempat terjadi kegaduhan di masyarakat, karena diumumkan adanya Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 untuk jenjang pendidikan tinggi. Para siswa SMA/MA, SMK/MAK/SMALB, dan Paket C/PKKPS Ulya memprotes ujian tersebut dengan membuat petisi "Batalkan Pelaksanaan TKA 2025" di laman Change.org. Petisi ini telah ditandatangani oleh lebih dari 150.000 akun.
Namun, pemerintah tetap menjalankan ujian tersebut. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, memastikan TKA 2025 tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Ia menilai bahwa pemerintah sudah memberi waktu persiapan yang cukup bagi para siswa.
Menurut Atip, persiapan sudah memadai dan tidak perlu diulang. Ia juga mengatakan bahwa sebagian besar siswa mendukung pelaksanaan tes akademik tersebut. Walaupun ada petisi untuk membatalkan TKA 2025, namun hanya sekitar 15 persen dari total akun yang menandatangani petisi itu.
Atip menjelaskan bahwa tujuan digelarnya TKA adalah untuk menggali potensi dan kemampuan akademik siswa secara individual. Nantinya, hasil itu digunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Selain itu, pihaknya juga ingin mengetahui kemampuan akademik siswa serta arah yang akan diambil di masa depan.
Namun, terkait dengan kecurangan soal TKA 2025 yang sempat beredar di media sosial, Atip memastikan bahwa hal tersebut tidak benar. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan simulasi soal dan telah membuat aturannya untuk mencegah adanya kekurangan.
Namun, pemerintah tetap menjalankan ujian tersebut. Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, memastikan TKA 2025 tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Ia menilai bahwa pemerintah sudah memberi waktu persiapan yang cukup bagi para siswa.
Menurut Atip, persiapan sudah memadai dan tidak perlu diulang. Ia juga mengatakan bahwa sebagian besar siswa mendukung pelaksanaan tes akademik tersebut. Walaupun ada petisi untuk membatalkan TKA 2025, namun hanya sekitar 15 persen dari total akun yang menandatangani petisi itu.
Atip menjelaskan bahwa tujuan digelarnya TKA adalah untuk menggali potensi dan kemampuan akademik siswa secara individual. Nantinya, hasil itu digunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Selain itu, pihaknya juga ingin mengetahui kemampuan akademik siswa serta arah yang akan diambil di masa depan.
Namun, terkait dengan kecurangan soal TKA 2025 yang sempat beredar di media sosial, Atip memastikan bahwa hal tersebut tidak benar. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan simulasi soal dan telah membuat aturannya untuk mencegah adanya kekurangan.