Kasus ledakan bom rakitan di SMAN 72 Jakarta ternyata melibatkan siswa berinisial F yang telah berstatus Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH). Pihak kepolisian telah menyelidiki kasus ini sebanyak tiga kali, dan hasil pemeriksaan tersebut masih belum selesai.
Menurut Kombes Budi Hermanto dari Polda Metro Jaya, setiap pemeriksaan dilakukan dengan pendampingan lengkap, termasuk ayah F, pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas), tim kuasa hukum, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Fokus pemeriksaan adalah menggali motif sekaligus menelusuri dari mana F belajar merakit bahan peledak dan bagaimana ia memperoleh komponen yang digunakan.
Budi juga menjelaskan bahwa kasus ini melibatkan motif ABH melakukan ledakan di SMAN 72, termasuk bagaimana ABH belajar dari mana untuk merakit bahan peledak tersebut. Ia tidak bisa menyampaikan detail hasil pemeriksaan ABH karena masih sedang melakukan pendalaman.
Pihak kepolisian juga akan memeriksa pihak sekolah hingga ibu kandung siswa yang saat ini bekerja di luar negeri. Selain itu, kondisi ABH dipastikan sudah sehat dan bisa dilakukan permintaan keterangan.
Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta terjadi di dua lokasi, yaitu dalam masjid dan samping bank sampah, saat khotbah solat Jumat pada Jumat siang, 7 November 2025. Densus 88 Antiteror Polri menemukan tujuh bom di lokasi, di mana tiga di antaranya tidak meledak dan empat lainnya meledak di dua lokasi.
Siswa F melakukan tindakan ini karena ingin balas dendam atas perasaan telah ditindas dan tidak ada yang memperhatikan. Terlebih, siswa ini menginspirasi enam figur luar negeri yang beraliran ekstrimisme.
Menurut Kombes Budi Hermanto dari Polda Metro Jaya, setiap pemeriksaan dilakukan dengan pendampingan lengkap, termasuk ayah F, pihak Balai Pemasyarakatan (Bapas), tim kuasa hukum, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Fokus pemeriksaan adalah menggali motif sekaligus menelusuri dari mana F belajar merakit bahan peledak dan bagaimana ia memperoleh komponen yang digunakan.
Budi juga menjelaskan bahwa kasus ini melibatkan motif ABH melakukan ledakan di SMAN 72, termasuk bagaimana ABH belajar dari mana untuk merakit bahan peledak tersebut. Ia tidak bisa menyampaikan detail hasil pemeriksaan ABH karena masih sedang melakukan pendalaman.
Pihak kepolisian juga akan memeriksa pihak sekolah hingga ibu kandung siswa yang saat ini bekerja di luar negeri. Selain itu, kondisi ABH dipastikan sudah sehat dan bisa dilakukan permintaan keterangan.
Kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta terjadi di dua lokasi, yaitu dalam masjid dan samping bank sampah, saat khotbah solat Jumat pada Jumat siang, 7 November 2025. Densus 88 Antiteror Polri menemukan tujuh bom di lokasi, di mana tiga di antaranya tidak meledak dan empat lainnya meledak di dua lokasi.
Siswa F melakukan tindakan ini karena ingin balas dendam atas perasaan telah ditindas dan tidak ada yang memperhatikan. Terlebih, siswa ini menginspirasi enam figur luar negeri yang beraliran ekstrimisme.