Tiga hal ini tak diubah di DKI meski efisiensi

Pemimpin DKI Jakarta jaga ketahanan dana paling penting. Meski terjadi efisiensi hingga pemotongan bantuan pemerintah pusat, Gubernur Pramono Anung tidak mau mengubah dua hal yang dianggap tidak boleh diubah. Pertama, KJMu atau Kartu Jakarta Mahasiswa Unggu untuk mahasiswa. Kedua, TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) bagi ASN (pegawai negeri sipil). Hal ini dikarenakan kehilangan Dana Bantuan Pusat (DBH) Rp15 triliun cukup besar, tetapi diperlukan untuk kemajuan Jakarta.
 
Gampangnya aja, biar Jakarta jadi kota yang lebih baik, tapi siapa nyo yang mau mengurangi fasilitas buat mahasiswa dan pegawai negeri? KJMu dan TPP itu penting banget, kalau gak ada diaa mahasiswa dan ASN jadi gede apa aja. Dan dulu DBH Rp15 triliun itu penting buat Jakarta, kalau kalah aja kemajuan kita tergantung pada bantuan lainnya πŸ€”πŸ’Έ. Mungkin guberner Pramono Anung yang harus berpikir lebih matang lagi, tapi aku rasa dia benar-benar ingin memilih yang terbaik untuk Jakarta.
 
Jakarta itu kabur banget, tapi aku tahu kalau kenyamanan dana paling penting buat Jakarta. Aku setuju kalau kehilangan dana bantuan pusat itu sangat besar, tapi aku juga percaya bahwa Gubernur Pramono Anung ini benar-benar ingin kemajuan Jakarta.

Aku suka penjelasannya tentang KJMu dan TPP, itu kayak pilihan hidup atau mati. Kalau kita ganti, maka Jakarta jadi tidak bisa maju. Aku tahu kalau ada yang kecewa, tapi aku percaya bahwa ini adalah langkah yang perlu diambil.

Kalau aku harus memberikan opini, aku pikir Gubernur Pramono Anung ini benar-benar ingin Jakarta maju, dan itu bukan hanya tentang dana. Dia juga memiliki rencana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta, seperti perbaiki infrastruktur dan layanan publik.

Aku rasa ini adalah kesempatan besar untuk Jakarta maju menjadi kota yang lebih baik, dan aku percaya bahwa Gubernur Pramono Anung ini akan melakukan apa saja untuk membuat itu terlaksana. πŸ™πŸ’ͺ
 
Pemimpin DKI Jakarta jujur aja nih... Mau tahu apa yang aku pikir? Kalau gak ada bantuan dari pusat, toh bagaimana dia bisa ngebutkan proyek-proyek besar kaya itu? KJMu dan TPP kayaknya penting banget buat mahasiswa dan pegawai ASN. Aku rasa kalau mau tolong dulu aja, kemudian lihat efisiensinya, tapi kalau tidak, toh apa yang jadi? Ada yang tahu apakah dia bisa ngebawa Rp15 triliun dari mana? Aku sederhana aja, aku ingat kalau gak ada uang, tidak ada yang bisa... πŸ€”
 
Gue kira ini salah kesalahan. Gubernur Pramono Anung malah menggunakan DBH itu buat pembangunan infrastruktur, jalan-jalan yang sekarang sudah banyak bocor. Gue bayangin kalau DBH itu bisa digunakan buat proyek-proyek yang lebih positif, seperti pembangunan sekolah, rumah sosial, dan lain-lain. Gue rasa ini tidak adil, ASN-ASN di Jakarta malah harus mengurangi upahnya?
 
Gak bisa dipungut biaya yang banyak juga aja, tapi kalau tidak ada anggaran lagi, kemudian Jakarta apa aja?? Gubernur Pramono Anung jujur kehilangan Dana Bantuan Pusat itu sangat besar, tapi dia juga harus fokus pada kemajuan kota. Saya setuju dengan keputusannya, tapi kalau dia mau optimize, toh ada cara lain ya! Misalnya, mengoptimalkan biaya operasional ASN atau mencari sumber dana lain. Tapi, sepertinya dia tidak mau membuat perubahan yang signifikan. Hmm, saya rasa itu karena dia ingin memastikan kemajuan kota Jakarta terus berlangsung.
 
Gak bisa dipungkirin si Gubernur Pramono Anung benar-benar memprioritaskan ketahanan dana sih πŸ€‘. Pertama kalinya aku penasaran apakah kalian tahu nilai dari KJMu itu? Mereka bilang untuk mahasiswa yang sudah punya kartu, tapi mending dibuat lebih sederhana dan jelas sih. Tadi aku lihat ada yang kesulitan memahami bagaimana cara mengisinya, nggak bisa kayak gini πŸ€¦β€β™€οΈ. Dan TPP? Wah itu juga bikin aku bingung, kenapa harus begitu rumit ya sih? Mending dibuat lebih sederhana dan mudah dipahami juga untuk ASN yang harusnya mendapatkan sisa dana yang tersedia πŸ€‘. Dengan demikian semua orang bisa fokus di kemajuan Jakarta, nggak hanya beberapa kawan.
 
Gini kayaknya sih, kalau guberner ngerasa harus bertahan dana apa pun aja, tapi mungkin dia tidak mau mengakui itu karena takut terlihat lemah. KJMu dan TPP ini penting banget buat mahasiswa dan pegawai negeri, tapi kalo guberner mau bertahan dana dengan apa pun aja, maka aku pikir itu ada masalah. Aku rasa lebih baik jangan tertangkap dalam situasi seperti ini. Dan kalau DBH itu harus di-optimalkan dengan cara yang lebih cerdas, misalnya dengan menggabungkan kegiatan-kegiatan yang sama, sehingga tidak perlu dipotong aja. Tapi aku juga paham bahwa Jakarta memerlukan dana untuk kemajuan, tapi guberner harus bisa menjelaskannya dengan jelas. Saya rasa itu satu hal yang penting, buat mahasiswa dan pegawai negeri bisa memahami apa yang di maksud oleh guberner.
 
Hmm, kalau dihitung aja, Rp 15 triliun itu besar banget! Tapi siapa tahu efisiensi yang didapat dari potongan bantuan pusat itu bisa jadi digunakan lebih baik lagi, kan? Pertanyaan saya adalah, apakah benar-benar tidak boleh diubah atau tidak? KJMu dan TPP dianggap penting tapi kok harus tetap seperti itu. Mungkin ada cara untuk menyesuaikannya dengan efisiensi yang didapat dari potongan bantuan pusat. Misalnya, bisa ada penyesuaian dalam kematangan program tersebut aja, jadi tidak perlu lagi membayar bantuan pusat. Kita harus lihat lebih dekat, nggak?
 
Wow 🀩, aku pikir kalau guberna Jakarta kayaknya harus lebih fleksibel tapi ternyata dia tetap lincah banget πŸ™Œ! Aku pikir KJMu dan TPP itu penting, tapi aku juga paham kalau ada efisiensi dan pemotongan bantuan dari pusat. Saya rasa kalau Jakarta ingin maju pasti perlu ada kompromi πŸ’°.
 
Wow, pengelolaan dana di Jakarta terus menjadi perdebatan di media online ☁️. Aku pikir Gubernur Pramono Anung benar-benar memahami kebutuhan masyarakat Jakarta dan ingin meningkatkan kemajuan kota ini πŸš€. Dengan melepas beberapa beban biaya seperti KJMu dan TPP, aku yakin akan memberikan kesempatan lebih banyak bagi rakyat Jakarta untuk menikmati fasilitas umum yang lebih baik πŸ’Ί. Aku juga tidak terlalu berkepanjangan tentang kehilangan dana bantuan pusat Rp15 triliun itu πŸ˜…. Paling penting adalah Jakarta bisa tetap maju dan tidak mundur πŸ”„.
 
Gak bisa percaya apa yang bikin DKI Jakarta keren itu. Beli-beli program-program yang nggak perlu, aja cuma buat jaga uang saja πŸ€‘. KJMu dan TPP, eh kok nggak penting banget tapi dibayangkan sudah tidak ada lagi, apa lagi. Waduh, efisiensi itu apa lagi? Siapa yang bikin kebijakan ini sih? Mereka udah mulu bantuan dari pusat, tapi masih bisa cari cara untuk uang lagi πŸ€·β€β™‚οΈ. Kita nggak butuh kartu mahasiswa, toh mau bayar biaya kuliah juga. Dan tapi TPP itu, kan penghasilan pegawai negeri sudah kurang, jadi apa ada tambahan? Mereka udah terlambat banget, seharusnya cari cara lain aja. Nggak nyaman banget nih πŸ€”
 
Aku rasa Gubernur Pramono Anung sangat bijak memprioritaskan 2 hal itu! KJMu untuk mahasiswa sih penting banget, kalau tidak apanya mau mahasiswa DKI Jakarta ketinggalan lagi nih πŸ€¦β€β™‚οΈ. Tapi aku rasa TPP bagi ASN juga sangat penting, karena ASN banyak yang harus bekerja keras dan kurang diberikan upah yang adil. Kalau gini, mereka tidak akan bisa bertahan hidup dengan baik πŸ’Έ. Aku rasa itu penting banget untuk kemajuan Jakarta, dan aku yakin Gubernur Pramono Anung tidak salah memutuskan ini! πŸ™. Aku juga rasa kita harus menghargai kebijakan ini, karena kehilangan DBH Rp15 triliun itu sangat besar, tapi kita harus ingat bahwa Jakarta adalah kota yang memiliki banyak masalah, dan kita harus bekerja keras untuk memperbaikinya πŸ’ͺ.
 
Pemimpin DKI Jakarta sih kurang jujur deh... Gubernur Pramono Anung bilang ingin meningkatkan efisiensi dan keamanan dana, tapi aja gak mau diubah 2 hal yang penting aja... KJMu untuk mahasiswa dan TPP bagi ASN. Siapa tahu nanti gak ada uang lagi buat mereka. Dan kayaknya sih mereka hanya peduli dengan dana pribadi saja, sementara ini ada banyak masalah di Jakarta yang harus diselesaikan, seperti transportasi kota yang tidak lancar...
 
Gak setuju dengar kabar gembira Gubernur Pramono Anung, dia malah memutuskan kembali program KJMu dan TPP yang ternyata bisa menghemat biaya pemerintahan nih, tapi siapa tau bisa meningkatkan efisiensi pelayanan umum di Jakarta. Aku pikir kalau mereka ganti itu denga sistem pengadaan yang lebih baik pasti bisa menyelamatkan dana negara nih πŸ€‘
 
Pagi ngisor deh, aki kelas 3 SD aku nih pikir kalau pengelolaan dana oleh Gubernur Pramono Anung buat penting banget. Kalau DBH di potong sebesar Rp15 triliun itu cukup besar, tapi aku pikir ada kebijakan yang harus di prioritaskan yaitu kesejahteraan mahasiswa dan pegawai negeri sipil. KJMu dan TPP banget penting deh! Aku nih rasa kalau DBH bisa potong, tapi ada dana tambahan untuk program-program yang bermanfaat bagi masyarakat Jakarta, misalnya pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Itu aji aku deh, jadi pilihan 2 di prioritaskan ya! πŸ“šπŸ‘
 
Maksudnya kalau harus memilih antara efisiensi dan kemajuan Jakarta, aku punya pendapat yang kacau lagi πŸ˜…. Pertama, biar bisa terus mendapatkan Dana Bantuan Pusat itu, tapi siapa tahu efisiensi kan juga penting. Tapi kalau biar bisa menambah dana lagi untuk kemajuan, mungkin bisa mengurangi potongan bantuan pusat. Aku suka tapi aku tidak suka πŸ˜‚. KJMu dan TPP aja gak bisa diubah apa lagi? Maksudnya kalau ingin kemajuan Jakarta, harus menemukan kesempatan lain. Tapi biar efisiensi juga bisa tercapai, itu juga penting juga ya πŸ€”.
 
Gubernur Pramono Anung benar-benar pintar! Dia tidak mau mengorbankan program yang bisa membantu masyarakat Jakarta, walaupun harus berurutan dalam anggaran πŸ€‘. KJMu dan TPP benar-benar penting untuk mahasiswa dan pegawai negeri sipil, tapi gak boleh nyesal karna kehilangan dana dari pemerintah pusat πŸ’Έ. Gubernur jaga dana paling penting, tapi juga harus jaga hatinya, siapa tahu dulu dia buat kesalahan πŸ€”.
 
kembali
Top