Pernyataan klaim yang mengatakan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menjual beberapa cabang SPBU di seluruh Indonesia menyebabkan keraguan masyarakat. Pengguna media sosial bernama @simon_aloysiusmantiri menggunakan akun tersebut untuk mengatakan bahwa pertamina telah memutuskan untuk menjual beberapa stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di wilayah-wilayah tertentu, termasuk Wonogiri, Jawa Tengah.
Menurut klaim yang dibagikan oleh @simon_aloysiusmantiri, keputusan tersebut diambil karena terdapat banyak cabang SPBU yang tidak dapat lagi diselaraskan dan akan menyebabkan penurunan penjualan dan keuntungan. Namun, setelah dilaporkan ke media sosial, klaim tersebut ternyata salah dan menyesatkan.
Menurut keterangan resmi dari PT Pertamina (Persero), akun @simon_aloysiusmantiri adalah palsu dan tidak berhubungan dengan Direktur Utama Simon Aloysius Mantiri. Pihak Pertamina juga mengklaim bahwa Simon Aloysius Mantiri tidak memiliki akun Threads dan tidak pernah membuat pernyataan terkait penjualan SPBU.
Akun yang asli dari Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dapat ditemukan di situs resmi dan media sosial. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap informasi serupa yang beredar tanpa verifikasi.
Menurut klaim yang dibagikan oleh @simon_aloysiusmantiri, keputusan tersebut diambil karena terdapat banyak cabang SPBU yang tidak dapat lagi diselaraskan dan akan menyebabkan penurunan penjualan dan keuntungan. Namun, setelah dilaporkan ke media sosial, klaim tersebut ternyata salah dan menyesatkan.
Menurut keterangan resmi dari PT Pertamina (Persero), akun @simon_aloysiusmantiri adalah palsu dan tidak berhubungan dengan Direktur Utama Simon Aloysius Mantiri. Pihak Pertamina juga mengklaim bahwa Simon Aloysius Mantiri tidak memiliki akun Threads dan tidak pernah membuat pernyataan terkait penjualan SPBU.
Akun yang asli dari Direktur Utama PT Pertamina (Persero) dapat ditemukan di situs resmi dan media sosial. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap informasi serupa yang beredar tanpa verifikasi.