Kebanyakan orang Indonesia pernah mendengar cerita tentang tuyul dan babi ngepet, dua makhluk gaib yang dikaitkan sebagai jalur untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Namun, tidak ada satupun cerita yang mengisahkan pencurian besar di bank dilakukan oleh kedua makhluk tersebut.
Meskipun demikian, para pedagang dan pengusaha kaya pada masa lalu dipandang hina karena dianggap memperoleh kekayaan lewat cara-cara mistis. Kisah tuyul dan babi ngepet sebetulnya mencerminkan kecemasan sosial yang terjadi akibat ketimpangan ekonomi.
Para elite itu bekerja sama dengan makhluk supranatural seperti tuyul dan babi ngepet untuk memperoleh kekayaan. Tuduhan ini membuat pedagang dan pengusaha kaya dipandang hina karena dianggap memperoleh kekayaan lewat cara-cara mistis.
Namun, konsep "uang bank" berbeda jauh dari dunia pesugihan pada masa lalu. Bank merupakan sistem keuangan formal yang tidak dikenal masyarakat desa pada masa itu. Oleh karena itu, kisah tuyul dan babi ngepet tidak masuk dalam kerangka mitos bank.
Pada akhirnya, kedua makhluk gaib tersebut merupakan simbol ketimpangan antara si miskin dan si kaya secara individu, bukan antara masyarakat dengan institusi. Kisah tuyul dan babi ngepet sebetulnya mencerminkan kecemasan sosial yang terjadi akibat ketimpangan ekonomi.
Hal ini menunjukkan bahwa konsep "kekayaan instan" yang sekarang kita lihat tidak sama dengan dunia pesugihan pada masa lalu. Kekayaan sekarang didapatkan melalui sistem keuangan formal dan tidak ada hubungan dengan makhluk supranatural.
Meskipun demikian, para pedagang dan pengusaha kaya pada masa lalu dipandang hina karena dianggap memperoleh kekayaan lewat cara-cara mistis. Kisah tuyul dan babi ngepet sebetulnya mencerminkan kecemasan sosial yang terjadi akibat ketimpangan ekonomi.
Para elite itu bekerja sama dengan makhluk supranatural seperti tuyul dan babi ngepet untuk memperoleh kekayaan. Tuduhan ini membuat pedagang dan pengusaha kaya dipandang hina karena dianggap memperoleh kekayaan lewat cara-cara mistis.
Namun, konsep "uang bank" berbeda jauh dari dunia pesugihan pada masa lalu. Bank merupakan sistem keuangan formal yang tidak dikenal masyarakat desa pada masa itu. Oleh karena itu, kisah tuyul dan babi ngepet tidak masuk dalam kerangka mitos bank.
Pada akhirnya, kedua makhluk gaib tersebut merupakan simbol ketimpangan antara si miskin dan si kaya secara individu, bukan antara masyarakat dengan institusi. Kisah tuyul dan babi ngepet sebetulnya mencerminkan kecemasan sosial yang terjadi akibat ketimpangan ekonomi.
Hal ini menunjukkan bahwa konsep "kekayaan instan" yang sekarang kita lihat tidak sama dengan dunia pesugihan pada masa lalu. Kekayaan sekarang didapatkan melalui sistem keuangan formal dan tidak ada hubungan dengan makhluk supranatural.