Pertanda kiamat makin nyata, bisa terlihat dari sikat gigi. Fenomena perubahan iklim global semakin dianggap sebagai salah satu pertanda serius dari kerusakan bumi yang sering dikaitkan dengan tanda-tanda kiamat.
Perubahan suhu dan pola cuaca yang ekstrem saat ini terjadi di berbagai belahan dunia, mencerminkan dampak panjang dari aktivitas manusia terhadap lingkungan. Meskipun perubahan iklim sejatinya merupakan proses alami, para ilmuwan menilai bahwa tindakan manusia sejak era revolusi industri pada 1800-an, seperti pembakaran bahan bakar fosil, telah mempercepat laju pemanasan global secara signifikan.
Tapi, bukan hanya perubahan iklim yang menjadi pertanyaan, produk sederhana yang digunakan sehari-hari juga menjadi salah satu penyumbang besar emisi karbon dan memperburuk kondisi lingkungan. Salah satunya adalah sikat gigi modern yang mulai dikembangkan pada awal 1900-an bersamaan dengan produk perawatan gigi lain seperti mouthwash dan benang gigi.
Sikat gigi dibuat dari bahan alami, seperti bambu atau kulit kayu, namun seiring berjalannya waktu, bahan dasar sikat gigi mulai bervariasi. Sejak 1900-an, sikat gigi mulai mengandung bahan yang tidak ramah lingkungan, yaitu gagang yang terbuat dari plastik dan bulu sikat dari nilon. Kedua bahan tersebut masuk dalam benda yang tidak dapat diperbaharui dan sangat sulit untuk terurai dalam waktu singkat sehingga berbahaya bagi manusia.
Menurut Greenbiz, setiap kali kita menggunakan sikat gigi, kita akan meninggalkan sampah yang tidak dapat diperbaiki. Meskipun saja ada beberapa contoh produk ramah lingkungan yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Haeckels di Inggris, namun kebanyakan produk tersebut masih memiliki komponen plastik.
Jika kita melihat sejarahnya, sikat gigi memang dibuat dari bahan alami, namun seiring berjalannya waktu, beberapa bagian telah diganti dengan material sintetis yang tidak dapat diperbaharui. Meskipun saja ada beberapa contoh produk ramah lingkungan yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Haeckels di Inggris, namun kebanyakan produk tersebut masih memiliki komponen plastik.
Menurut National Geographic, permasalahan ini yang membuat sikat gigi menjadi bagian dari krisis lingkungan. Jika kita memang ingin mengurangi dampak lingkungan, maka kita harus berusaha untuk menggunakan produk ramah lingkungan seperti Haeckels di Inggris.
Perubahan suhu dan pola cuaca yang ekstrem saat ini terjadi di berbagai belahan dunia, mencerminkan dampak panjang dari aktivitas manusia terhadap lingkungan. Meskipun perubahan iklim sejatinya merupakan proses alami, para ilmuwan menilai bahwa tindakan manusia sejak era revolusi industri pada 1800-an, seperti pembakaran bahan bakar fosil, telah mempercepat laju pemanasan global secara signifikan.
Tapi, bukan hanya perubahan iklim yang menjadi pertanyaan, produk sederhana yang digunakan sehari-hari juga menjadi salah satu penyumbang besar emisi karbon dan memperburuk kondisi lingkungan. Salah satunya adalah sikat gigi modern yang mulai dikembangkan pada awal 1900-an bersamaan dengan produk perawatan gigi lain seperti mouthwash dan benang gigi.
Sikat gigi dibuat dari bahan alami, seperti bambu atau kulit kayu, namun seiring berjalannya waktu, bahan dasar sikat gigi mulai bervariasi. Sejak 1900-an, sikat gigi mulai mengandung bahan yang tidak ramah lingkungan, yaitu gagang yang terbuat dari plastik dan bulu sikat dari nilon. Kedua bahan tersebut masuk dalam benda yang tidak dapat diperbaharui dan sangat sulit untuk terurai dalam waktu singkat sehingga berbahaya bagi manusia.
Menurut Greenbiz, setiap kali kita menggunakan sikat gigi, kita akan meninggalkan sampah yang tidak dapat diperbaiki. Meskipun saja ada beberapa contoh produk ramah lingkungan yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Haeckels di Inggris, namun kebanyakan produk tersebut masih memiliki komponen plastik.
Jika kita melihat sejarahnya, sikat gigi memang dibuat dari bahan alami, namun seiring berjalannya waktu, beberapa bagian telah diganti dengan material sintetis yang tidak dapat diperbaharui. Meskipun saja ada beberapa contoh produk ramah lingkungan yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Haeckels di Inggris, namun kebanyakan produk tersebut masih memiliki komponen plastik.
Menurut National Geographic, permasalahan ini yang membuat sikat gigi menjadi bagian dari krisis lingkungan. Jika kita memang ingin mengurangi dampak lingkungan, maka kita harus berusaha untuk menggunakan produk ramah lingkungan seperti Haeckels di Inggris.