Kepulauan Rote Ndao di ujung selatan Indonesia telah menjadi lokasi impian bagi pemerintah untuk mencapai kemandirian garam nasional. Pemerintah menetapkan pulau ini sebagai sentra produksi garam modern terbesar di Indonesia, dengan harapan mengakhiri ketergantungan impor garam dan mencapai swasembada pada tahun 2027.
Dalam proyek Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN), pemerintah menyiapkan 13.869 hektare lahan untuk pembangunan tambak garam, yang akan menjadi sentra produksi garam nasional. Tahap pertama pembangunan dilakukan di lahan seluas 1.193 hektare dengan anggaran Rp749,91 miliar dan diperkirakan rampung pada akhir tahun 2025.
Dalam proyek ini, PT Garam akan menjadi pengelola utama sementara pemerintah hanya berperan di sisi produksi hulu. Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, menyatakan bahwa perusahaan kini fokus membangun infrastruktur pendukung seperti dermaga untuk memudahkan proses pengangkutan garam.
Pemerintah juga menyarankan PT Garam untuk menggunakan teknologi pengolahan yang sesuai dengan kondisi alam Rote. "Teknologi yang digunakan saat ini, bisa dikatakan teknologi yang sudah ada, di mana ada air laut yang masuk di selat dan membentuk satu yang secara natural menghasilkan garam," kata Abraham.
Dengan demikian, proyek K-SIGN di Rote Ndao memiliki potensi untuk memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, sekaligus meningkatkan kemandirian garam nasional. Pada akhirnya, sentra industri garam ini sangat penting bagi pemerintah dalam mencapai swasembada garam nasional.
Dalam proyek Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN), pemerintah menyiapkan 13.869 hektare lahan untuk pembangunan tambak garam, yang akan menjadi sentra produksi garam nasional. Tahap pertama pembangunan dilakukan di lahan seluas 1.193 hektare dengan anggaran Rp749,91 miliar dan diperkirakan rampung pada akhir tahun 2025.
Dalam proyek ini, PT Garam akan menjadi pengelola utama sementara pemerintah hanya berperan di sisi produksi hulu. Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, menyatakan bahwa perusahaan kini fokus membangun infrastruktur pendukung seperti dermaga untuk memudahkan proses pengangkutan garam.
Pemerintah juga menyarankan PT Garam untuk menggunakan teknologi pengolahan yang sesuai dengan kondisi alam Rote. "Teknologi yang digunakan saat ini, bisa dikatakan teknologi yang sudah ada, di mana ada air laut yang masuk di selat dan membentuk satu yang secara natural menghasilkan garam," kata Abraham.
Dengan demikian, proyek K-SIGN di Rote Ndao memiliki potensi untuk memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, sekaligus meningkatkan kemandirian garam nasional. Pada akhirnya, sentra industri garam ini sangat penting bagi pemerintah dalam mencapai swasembada garam nasional.