Pemimpin Daerah Tidak Ikut Berantai dengan Menteri Keuangan, Pernahnya Pramono Buka Suara
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung tidak ikut protes bersama gubernur daerah lain mengenai pemotongan anggaran transfer ke daerah. Meski ada 18 provinsi yang memprotes, Pramono menjelaskan bahwa Pemprov Jakarta melakukan sesuatu yang sudah menjadi keputusan pemerintah pusat.
"Memang seperti yang saya sampaikan Jakarta ini apapun kan sebenarnya sebagai role model karena APBD kita selama ini sangat terbuka, transparan. Sehingga dengan begitu, seperti yang saya katakan di depan Pak Menteri kalau Jakarta ini sudah menjadi keputusan apa lagi ini kan sudah diputuskan di dalam undang-undang APBN, disahkan di DPR, sebenarnya tidak ada ruang untuk berargumen," kata Pramono.
Pramono mengatakan bahwa tindakan gubernur lain yang memprotes pemotongan itu tidak bisa disalahkan. Ia menyebut pemotongan anggaran itu memang berat untuk daerah, termasuk Jakarta.
Oleh karena itu, Pramono akan mencari sumber pendanaan di luar APBD untuk membangun Jakarta. "Tetapi saya akan menggunakan kesempatan ini, momentum ini, untuk katakanlah misalnya alternative financing itu akan menjadi salah satu kata kunci untuk membangun Jakarta. Bagaimana caranya? dengan KLB, SP3L, SLF dan macam-macam yang selama ini belum terkelola secara baik, akan kami gunakan termasuk kemudian kalau bisa dengan Jakarta Collaboration Fund ini akan menjadi lebih baik," katanya.
Sementara itu, 18 gubernur lain memprotes pemotongan anggaran transfer ke daerah (TKD). Mereka yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) datang langsung ke Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta Pusat, Selasa pagi. Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem, dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda adalah beberapa contoh gubernur yang memprotes.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung tidak ikut protes bersama gubernur daerah lain mengenai pemotongan anggaran transfer ke daerah. Meski ada 18 provinsi yang memprotes, Pramono menjelaskan bahwa Pemprov Jakarta melakukan sesuatu yang sudah menjadi keputusan pemerintah pusat.
"Memang seperti yang saya sampaikan Jakarta ini apapun kan sebenarnya sebagai role model karena APBD kita selama ini sangat terbuka, transparan. Sehingga dengan begitu, seperti yang saya katakan di depan Pak Menteri kalau Jakarta ini sudah menjadi keputusan apa lagi ini kan sudah diputuskan di dalam undang-undang APBN, disahkan di DPR, sebenarnya tidak ada ruang untuk berargumen," kata Pramono.
Pramono mengatakan bahwa tindakan gubernur lain yang memprotes pemotongan itu tidak bisa disalahkan. Ia menyebut pemotongan anggaran itu memang berat untuk daerah, termasuk Jakarta.
Oleh karena itu, Pramono akan mencari sumber pendanaan di luar APBD untuk membangun Jakarta. "Tetapi saya akan menggunakan kesempatan ini, momentum ini, untuk katakanlah misalnya alternative financing itu akan menjadi salah satu kata kunci untuk membangun Jakarta. Bagaimana caranya? dengan KLB, SP3L, SLF dan macam-macam yang selama ini belum terkelola secara baik, akan kami gunakan termasuk kemudian kalau bisa dengan Jakarta Collaboration Fund ini akan menjadi lebih baik," katanya.
Sementara itu, 18 gubernur lain memprotes pemotongan anggaran transfer ke daerah (TKD). Mereka yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) datang langsung ke Kantor Kementerian Keuangan di Jakarta Pusat, Selasa pagi. Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution, Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem, dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda adalah beberapa contoh gubernur yang memprotes.