Perdagangan Tiongkok melampaui US$1 Triliun untuk pertama kalinya. Surplus ekspor Tiongkok mencapai tingkat tertinggi sejak Juni ini dengan nilai sebesar US$111,68 miliar pada bulan November lalu.
Sementara itu, ekspor ke AS terus merosot dan turun 28,6% menjadi sekitar US$33,8 miliar. Namun, keuntungan dari pengiriman ke pasar lain telah membantu mengimbangi penurunan ini.
Perang tarif sengit antara Tiongkok dan Amerika Serikat sebenarnya telah membuat eksportir Tiongkok beralih ke pasar lain. Meskipun demikian, surplus perdagangan Tiongkok tetap meningkat.
Menurut catatan dari Capital Economics, surplus perdagangan Tiongkok tahun ini melampaui level tahun lalu dan diprediksi akan semakin melebar di tahun depan. Hal ini karena pengalihan rute perdagangan dan meningkatnya daya saing harga barang-barang Tiongkok.
Peningkatan surplus ini telah membuat jengkel mitra dagang Barat, termasuk Prancis, yang mengancam tindakan jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan memperingatkan bahwa Eropa dapat mengikuti AS dalam mengenakan tarif terhadap Tiongkok jika surplus tidak dikurangi dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, keuntungan dari pengiriman ekspor ke pasar lain telah membantu mengimbangi penurunan ini. Ekspor juga tetap menjadi faktor penting bagi perekonomian Tiongkok yang bergulat dengan krisis utang di sektor properti dan lesunya belanja domestik yang berdampak pada pertumbuhannya.
Sementara itu, ekspor ke AS terus merosot dan turun 28,6% menjadi sekitar US$33,8 miliar. Namun, keuntungan dari pengiriman ke pasar lain telah membantu mengimbangi penurunan ini.
Perang tarif sengit antara Tiongkok dan Amerika Serikat sebenarnya telah membuat eksportir Tiongkok beralih ke pasar lain. Meskipun demikian, surplus perdagangan Tiongkok tetap meningkat.
Menurut catatan dari Capital Economics, surplus perdagangan Tiongkok tahun ini melampaui level tahun lalu dan diprediksi akan semakin melebar di tahun depan. Hal ini karena pengalihan rute perdagangan dan meningkatnya daya saing harga barang-barang Tiongkok.
Peningkatan surplus ini telah membuat jengkel mitra dagang Barat, termasuk Prancis, yang mengancam tindakan jika ketidakseimbangan ini tidak diatasi. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan memperingatkan bahwa Eropa dapat mengikuti AS dalam mengenakan tarif terhadap Tiongkok jika surplus tidak dikurangi dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, keuntungan dari pengiriman ekspor ke pasar lain telah membantu mengimbangi penurunan ini. Ekspor juga tetap menjadi faktor penting bagi perekonomian Tiongkok yang bergulat dengan krisis utang di sektor properti dan lesunya belanja domestik yang berdampak pada pertumbuhannya.