Hujan deras di Bandung membuat Sungai Cibitung meluap, merendam objek wisata dan sawah warga. Kejadian ini berlangsung karena hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung dari pukul 13.00 WIB hingga sore hari. Kondisi ini memicu debit air naik 3 meter dari hilir Sungai Cibitung sehingga meredam objek wisata.
"Hujan pukul 1 siang, ada luapan air sungai ke objek wisata sehingga teredam langsung," kata Asep Sehabudin, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat. Ia memastikan luapan air Sungai Cibitung tidak masuk ke permukiman warga, yang jaraknya cukup jauh dari bibir sungai. Namun, luapan sungai terlanjur merendam sawah masyarakat.
"Warga mah henteu [permukiman warga tidak kena], yang kena itu sungai di bawah. Jadi yang terdampak itu sebenarnya sawah. Sawahnya tanah Indonesia Power (IP), digarap masyarakat, karena salahnya memang sawah itu berada di situ," tambah Asep.
Asep mengimbau masyarakat untuk tetap hati-hati akan bahaya bencana hidrometeorologi di tengah musim hujan. "Kita selalu menghimbau masyarakat yang bermukim di daerah tebing rawan longsor atau di aliran sungai untuk waspada. Bukan berarti tidak boleh tinggal di dekat sungai, tapi harus siap kalau sewaktu-waktu air meluap," ungkapnya.
BPBD Kabupaten Bandung Barat mencatat telah terjadi sekitar 300 kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, luapan sungai, serta longsor. Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca selama 2-7 Desember 2025 di Bandung Raya dan Jawa Barat.
"Hujan pukul 1 siang, ada luapan air sungai ke objek wisata sehingga teredam langsung," kata Asep Sehabudin, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat. Ia memastikan luapan air Sungai Cibitung tidak masuk ke permukiman warga, yang jaraknya cukup jauh dari bibir sungai. Namun, luapan sungai terlanjur merendam sawah masyarakat.
"Warga mah henteu [permukiman warga tidak kena], yang kena itu sungai di bawah. Jadi yang terdampak itu sebenarnya sawah. Sawahnya tanah Indonesia Power (IP), digarap masyarakat, karena salahnya memang sawah itu berada di situ," tambah Asep.
Asep mengimbau masyarakat untuk tetap hati-hati akan bahaya bencana hidrometeorologi di tengah musim hujan. "Kita selalu menghimbau masyarakat yang bermukim di daerah tebing rawan longsor atau di aliran sungai untuk waspada. Bukan berarti tidak boleh tinggal di dekat sungai, tapi harus siap kalau sewaktu-waktu air meluap," ungkapnya.
BPBD Kabupaten Bandung Barat mencatat telah terjadi sekitar 300 kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, luapan sungai, serta longsor. Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca selama 2-7 Desember 2025 di Bandung Raya dan Jawa Barat.