Bencana Hidrometerologi Melanda Sumbar dan Lhokseumawe, Siaga dan Tanggap Darurat Ditetapkan
Gempa tanah yang melanda wilayah provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Kota Lhokseumawe, Aceh telah menyebabkan bencana hidrometerologi. Pemerintah Provinsi Sumbar (Pemprov Sumbar) telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam imbas cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir.
Terdampak 13 kabupaten/kota, termasuk Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, dan Bukittinggi, telah menetapkan status tanggap darurat di wilayah masing-masing. Penetapan status ini diperlukan untuk memastikan seluruh perangkat daerah dapat bekerja lebih cepat, terkoordinasi dan fleksibel dalam mobilisasi logistik, alat berat serta sumber daya manusia.
"Kami secara resmi menetapkan status tanggap darurat bencana alam imbas cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi. Pemprov Sumbar akan memprioritaskan tujuh langkah penanganan yakni kaji cepat situasi dan kebutuhan penanganan darurat bencana, aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana, termasuk penyusunan rencana operasi dengan memperhatikan rencana kontingensi yang pernah dibuat.
Sementara itu, Kota Lhokseumawe telah menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor menyusul tingginya curah hujan yang melanda wilayah itu dalam sepekan terakhir. Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar, mengatakan penetapan status ini tidak terlepas dari perkembangan terkini banjir yang menggenangi permukiman warga dengan ketinggian 30 hingga 70 sentimeter.
"Sebanyak 68 gampong/desa yang tersebar dalam empat kecamatan dalam kota itu terendam banjir menyusul tingginya curah hujan dan ombak laut yang mencapai dua hingga tiga meter yang masuk ke permukiman warga," kata Sayuti.
Gempa tanah yang melanda wilayah provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Kota Lhokseumawe, Aceh telah menyebabkan bencana hidrometerologi. Pemerintah Provinsi Sumbar (Pemprov Sumbar) telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam imbas cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir.
Terdampak 13 kabupaten/kota, termasuk Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, dan Bukittinggi, telah menetapkan status tanggap darurat di wilayah masing-masing. Penetapan status ini diperlukan untuk memastikan seluruh perangkat daerah dapat bekerja lebih cepat, terkoordinasi dan fleksibel dalam mobilisasi logistik, alat berat serta sumber daya manusia.
"Kami secara resmi menetapkan status tanggap darurat bencana alam imbas cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi. Pemprov Sumbar akan memprioritaskan tujuh langkah penanganan yakni kaji cepat situasi dan kebutuhan penanganan darurat bencana, aktivasi sistem komando penanganan darurat bencana, termasuk penyusunan rencana operasi dengan memperhatikan rencana kontingensi yang pernah dibuat.
Sementara itu, Kota Lhokseumawe telah menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor menyusul tingginya curah hujan yang melanda wilayah itu dalam sepekan terakhir. Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar, mengatakan penetapan status ini tidak terlepas dari perkembangan terkini banjir yang menggenangi permukiman warga dengan ketinggian 30 hingga 70 sentimeter.
"Sebanyak 68 gampong/desa yang tersebar dalam empat kecamatan dalam kota itu terendam banjir menyusul tingginya curah hujan dan ombak laut yang mencapai dua hingga tiga meter yang masuk ke permukiman warga," kata Sayuti.