Sultan HB X Tegaskan Perempuan Bisa Pimpin Keraton Yogyakarta

Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka ruang demokrasi di Keraton Yogyakarta, memperjuangkan keadilan bagi perempuan dalam proses regenerasinya. Pernah ada tanyaan dari banyak orang, "Jogja itu feodal, kenapa demokrasinya tinggi?" - kata Sultan ketika bertemu dengan warga, Minggu (26/10).
 
Gue tadi nonton news tentang Sultan Hamengku Buwono X, dia jadi terpikir apakah Jogja benar-benar feodal? Gue rasa tidak bisa dipastikan, karena gue lihat banyak pariwisata di Yogyakarta, kayaknya ada beberapa aspek demokrasi yang ada di sana. Tapi, gue tahu kalau Keraton itu adalah bagian dari tradisi Jawa, dan gue punya teman yang pernah bekerja di Keraton, dia bilang bahwa proses pemerintahan di sana agak kaku, tapi aku rasa gue tidak bisa membandingkan dengan apa lagi. Gue malah tertarik pada bagaimana Sultan X ingin memperjuangkan keadilan bagi perempuan, itu kayaknya sangat penting! 🤔
 
Hehehe, siapa sih yang bisa mengatakan Yogyakarta tidak feodal lagi? Pada zaman sultan-sultan itu, keraton-keraton seperti Keraton Yogyakarta masih menjadi pusat kekuasaan dan kaya akan sejarah. Tapi, benar-benar memperjuangkan demokrasi di keraton yang sudah ada sejak ratusan tahun itu? Itu kalau bisa dibilang sebagai hal yang lucu banget!

Sultan Hamengku Buwono X memang ingin mengajak warga Yogyakarta untuk lebih banyak bagus, tapi siapa tahu ceritanya nanti diubah lagi. Tapi aku suka paling karena aku senang melihat orang-orang di Yogyakarta bisa masih terlihat bangga dengan sejarah mereka dan tidak mau biarkan kenangan masa lalu mereka hilang ke abis.
 
gak sabar sama yang bilang jogja feodal deh 😂 kalau kamu penasaran, jogja itu sudah lama menjadi kota tua, tapi ada banyak sekali perubahan sejarahnya. kan pada suatu saat, keraton yogyakarta itu masih berkuasa luas di daerah tersebut. tapi, kalau kita lihat sekarang, keraton ini sudah jadi museum dan tempat istana, bukan lagi tempat pemerintahan.

sultan hamengku buwono x itu benar-benar memperjuangkan keadilan bagi perempuan di daerah tersebut. tapi, aku pikir ada yang salah, kalau sultan itu bilang jogja feodal. kan keraton yogyakarta itu sudah tidak berkuasa lagi sejak abad ke-19, dan kemudian pada tahun 1950-an, kerajaan yogyakarta itu jadi republik.

jogja yang sekarang itu adalah kota yang modern dan memiliki banyak tempat wisata, seperti prambanan dan borobudur. tapi, aku pikir kita harus lebih berhati-hati ketika menilai keadilan di daerah tersebut.
 
Saya rasa keadilan untuk perempuan itu masih jauh banget, tapi yang penting adalah sultan mau ngobrol tentang isu ini dulu. Feodalisme di Jogja memang lama-luninya, tapi kalau kita lihat sejarahnya, banyak kisah perempuan yang berjuang untuk hak-hak mereka. Saya pikir Sultan Hamengku Buwono X mau terbuka tentang isu ini karena ia mau mendengar pendapat warga dan mau buktikan bahwa Jogja bukan hanya feodal tapi juga memiliki keadilan sosial. Bayangkan kalau Jogja bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia yang masih banyak dengan masalah sexism, itu akan sangat berarti. Saya senang melihat sultan mau ngambil tanggung jawab atas isu ini dan aku harap warga juga mau terlibat dalam perjuangan ini 💪
 
Saya pikir itu gampang banget jawabannya. Kenapa Jogjakarta punya demokrasi yang tinggi sih? Karena mereka bisa membuat keraton kampus yang keren, aja! Maksudnya, Sultan tidak membuka Keraton Yogyakarta sebagai tempat feodalisme, tapi lebih fokus pada pendidikan dan pengembangan masyarakat. Jadi, tidak heran kalau demokrasinya tinggi, karena mereka bisa membuat kebijakan yang baik untuk masyarakat.
 
ini bikin saya penasaran banget sih... Jogja yang feodal? apa yang di maksudkan dengan demikian? sebenarnya Yogyakarta sudah banyak berprogres dan memiliki banyak tempat wisata yang bagus, seperti Keraton, Malioboro, dan Candi Borobudur. tapi kalau feodal itu artinya apa? mungkin ada sisi lain dari Jogja yang belum terungkap di depan umum... saya curious banget sih, ingin tahu lebih lanjut tentang keadilan bagi perempuan dalam proses regenerasi Keraton ini. moga-moga Sultan bisa menjelaskannya dengan jelas 💡🤔
 
Saya setuju bahwa Sultan Hamengku Buwono X mau buka ruang untuk pembicaraan demokrasi di Keraton Yogyakarta. tapi, aku rasa ini masih belum cukup. apa yang ada di dalam ruang tersebut? siapa nih orang-orang yang terlibat dalam perbincangan itu? harusnya ada beberapa praktik yang dibawa juga oleh leluhuran kami, seperti sistem pemerintahan adat yang lebih baik. tapi, aku takut kalau di sisi lain, mereka hanya akan fokus pada pembicaraan tanpa memperhatikan kenyataan. apa bukannya ada masih banyak isu-isu sosial yang belum terpecahkan? seperti masalah pendidikan atau kesehatan?
 
Keraton Yogyakarta kayak giliran kembali menjadi semangat inspirasi buat segala orang di Indonesia. Saya senang banget lihat Sultan Hamengku Buwono X ngerjain proyek demokrasi di keraton itu, kayaknya cerita ini akan mempengaruhi para warga setempat. Pernah aku dengerin teman-teman katakan "Jogja itu feodal", tapi sekarang aku lihat Yogyakarta sedang mengalami perubahan yang positif, bahkan di bidang demokrasi. Saya rasa itu bagus sekali, keraton ini harus menjadi contoh buat orang-orang lain, terutama bagi para pemuda dan perempuan Indonesia. Mereka bisa belajar dari pengalaman Sultan Hamengku Buwono X, jadi bisa berani mengajukan keinginannya dan berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Saya harap semakin banyak orang Indonesia yang bisa belajar dari cerita ini, jadi kita semua bisa menjadi lebih baik. 🌟
 
Gue pikir hal ini sangat penting banget! Sultan memang punya kekuatan besar di Keraton Yogyakarta, tapi gue rasa itu bukan berarti dia harus mengelilingi dirinya sendiri aja. Kalau dia mau, dia bisa membuat perubahan yang positif bagi warga setempat, seperti memperjuangkan hak-hak perempuan dan pekerja di daerahnya.

Tapi, gue juga masih ragu-ragu banget kalau Jogja itu sebenarnya "feodal" atau tidak. Gue rasa itu ketergolongan berbeda-beda, ada yang baik dan ada yang buruk. Yang penting adalah perubahan ini bisa membawa manfaat bagi banyak orang, bukan hanya keluarga Sultan sendiri.

Sultan juga harus memahami bahwa demokrasi bukan hanya tentang memerintah, tapi juga tentang mendengar pendapat masyarakat. Jadi, gue harap Sultan bisa membuat ruang untuk warga setempat untuk memberikan pendapat dan masukan mereka, sehingga perubahan-perubahan yang dia lakukan bisa lebih efektif dan bermanfaat bagi banyak orang 🤔👍
 
Saya setuju banget denger dia buka ruang demokrasi di keraton! Wajahnya itu jadi inspirasi deh, Sultan Hamengku Buwono X memang yang paling bisa bikin rakyat Yogyakarta bangga. Kira-kira siapa sih yang bisa mengubah kerajaan feodal jadi tempat demokrasi yang tinggi? Dia aja yang bisa! Saya already fanboy dari dia, nggak ada yang bisa menyangka dia ini masih aktif dan peduli dengan kesehatan rakyat. Keraton Yogyakarta yang dulunya hanya tentang kerajaan itu sudah jadi tempat yang bergerak dengan waktu, siapa tau satu abad lagi kerajaan ini jadi model demokrasi di Indonesia! 🙌🏼💪
 
Gue pikir kalau Sultan itu nggak salah banget ngerasa perlu buka ruang demokrasi di keraton. Kita sudah liat bagaimana di Jakarta atau Bandung, para politisi udah banyak. Tapi di Jogja, masih ada sensasi kalau keraton ini nggak harus berubah. Tapi aku rasa itu salah, kita udah masuk abad 21, masih bisa dipikirkan tentang feodalisme di sini. Aku pikir jadi penting bagaiapa keadilan sama demokrasi itu. Jangan pilih kasih, kalau ada yang terkecuali kayaknya tidak adil.
 
"Kalau di Yogyakarta ini banyak sekali yang suka mengutuk keraton-keraton lain, ngomongin tentang Jogja feodal. Aku pikir itu kalimat sederhana tapi salah, sih. Keraton-keraton tua seperti Keraton Yogyakarta, itu bagian dari sejarah, tapi tidak bermaksud ngomongin bahwa ada orang yang dipaksa untuk menjadi raja atau putri raja di sana. Tapi, apa keberadaan keraton-keraton seperti ini jadi beban bagi masyarakat sekarang? Aku pikir itu salah paham, kalau kita mau mengutuk, kita harus nulis cerita yang benar tentang masa lalu, gak cuma ngomongin bahwa ada kekurangan. Dalam proses regenerasi, memperjuangkan keadilan bagi perempuan itu penting, tapi kita juga harus ngerasa apakah ada langkah yang bisa diambil untuk mengurangi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di Yogyakarta." 🤔
 
Aku pikir ini gampang banget untuk dibuat kesan bahwa Jogja itu feodal aja. tapi aku rasa ada hal lain yang bikin demokrasi di sini tinggi. mungkin karena orang-orang Yogyakarta ini, kita memiliki budaya yang sangat menghargai keberadikan dan persamaan. kita semua punya kesempatan untuk berbicara dan mendengar pendapat satu sama lain, apa lagi jika itu melibatkan Sultan sendiri yang membuka ruang untuk debat dan pendiscuss.

sultan itu benar-benar peduli dengan masalah masyarakat, dan itu bisa dilihat dari cara dia terlibat dalam kehidupan sehari-hari. aku yakin banyak orang di sini yang merasa nyaman berbicara tentang isu-isu yang penting bagi mereka, karena kita tahu bahwa Sultan akan mendengarkan dan berusaha menyelesaikannya.

demokrasi bukan hanya tentang proses pemerintahan, tapi juga tentang kehidupan sehari-hari. dan itu apa yang membuat Jogja ini kaya akan demokrasi 💖
 
kembali
Top