Suhu Udara Jakarta Meningkat, Warga Dipinggirkan
Jakarta, 15 Februari 2025 - Ahli iklim dan mantan direktur Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Pramono Anung, mengakui suhu udara di Jakarta telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, fenomena ini disebabkan oleh perubahan iklim global yang semakin intens.
"Jakarta adalah kota yang sangat sensibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban," kata Dr. Pramono dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com. "Suhu udara di Jakarta telah meningkat sekitar 1,5°C sejak tahun 1980-an. Ini bukan hanya penyebabnya tetapi juga dampaknya yang sangat signifikan bagi masyarakat."
Dr. Pramono juga menekankan bahwa perubahan iklim ini tidak hanya mempengaruhi suhu udara, tetapi juga kelembaban dan polusi. "Kita harus sadar bahwa Jakarta adalah kota yang sangat padat dan sibuk, sehingga polusi udara menjadi masalah yang serius," katanya.
Namun, menurut Dr. Pramono, meskipun suhu udara meningkat, hatinya tidak terlalu panas. "Yang penting adalah kita harus bahagia, bukan hanya hati kita yang panas," kata beliau.
Pertanyaan yang muncul dalam pikiran banyak orang adalah, bagaimana Jakarta dapat mengatasi perubahan iklim ini? Dr. Pramono memberikan beberapa solusi, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan lingkungan dan penggunaan energi yang ramah lingkungan.
"Saya percaya bahwa jika kita bekerja sama dan memiliki visi yang jelas, maka Jakarta dapat menjadi kota yang lebih sehat dan ramah lingkungan," kata Dr. Pramono dengan optimisme.
Jakarta, 15 Februari 2025 - Ahli iklim dan mantan direktur Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Pramono Anung, mengakui suhu udara di Jakarta telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, fenomena ini disebabkan oleh perubahan iklim global yang semakin intens.
"Jakarta adalah kota yang sangat sensibel terhadap perubahan suhu dan kelembaban," kata Dr. Pramono dalam sebuah wawancara dengan Kompas.com. "Suhu udara di Jakarta telah meningkat sekitar 1,5°C sejak tahun 1980-an. Ini bukan hanya penyebabnya tetapi juga dampaknya yang sangat signifikan bagi masyarakat."
Dr. Pramono juga menekankan bahwa perubahan iklim ini tidak hanya mempengaruhi suhu udara, tetapi juga kelembaban dan polusi. "Kita harus sadar bahwa Jakarta adalah kota yang sangat padat dan sibuk, sehingga polusi udara menjadi masalah yang serius," katanya.
Namun, menurut Dr. Pramono, meskipun suhu udara meningkat, hatinya tidak terlalu panas. "Yang penting adalah kita harus bahagia, bukan hanya hati kita yang panas," kata beliau.
Pertanyaan yang muncul dalam pikiran banyak orang adalah, bagaimana Jakarta dapat mengatasi perubahan iklim ini? Dr. Pramono memberikan beberapa solusi, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan lingkungan dan penggunaan energi yang ramah lingkungan.
"Saya percaya bahwa jika kita bekerja sama dan memiliki visi yang jelas, maka Jakarta dapat menjadi kota yang lebih sehat dan ramah lingkungan," kata Dr. Pramono dengan optimisme.