Sudah 28,1 Juta KPM Terima BLTS, Kemensos Perkuat Verifikasi

Kemensos Terus Meningkatkan Verifikasi Data Penerima BLTS, Target 35 Juta KPM

Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, atau lebih dikenal sebagai Gus Ipul, mengumumkan bahwa sebanyak 28 juta keluarga penerima manfaat telah menerima penyaluran bantuan langsung tunai sementara (BLTS) tahun 2025. Dari jumlah itu, 15,8 juta di antaranya mendapatkan BLTS kesejahteraan rakyat melalui bank-bank himbara, sedangkan 12,2 juta lainnya mendapat pencairan lewat PT Pos Indonesia.

Gus Ipul mengatakan bahwa verifikasi data keluarga penerima manfaat ini sangat penting untuk menjamin akurasi data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Verifikasi tersebut dilakukan bersama dengan pemerintah daerah, pendamping kemensos, dinas sosial, dan pemerintah desa/kelurahan.

Menurut dia, sekitar 6-7 juta keluarga penerima manfaat masih dalam tahap verifikasi lanjutan. Gus Ipul juga mengatakan bahwa dari temuan sementara, terdapat sejumlah keluarga penerima manfaat di desa-desa tertentu yang bisa dipertimbangkan sebagai penerima, sedangkan di desa lain tidak memenuhi syarat.

Kemensos menetapkan target untuk BLTS disalurkan kepada 35 juta keluarga penerima manfaat. Pengunduran diri dari status penerima bantuan juga banyak tercatat melalui aplikasi Cek Bansos dan verifikasi lapangan. Selain itu, praktik penempelan stiker penerima bansos dianggap sebagai inisiatif lokal yang membawa dampak positif.

Kemensos menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo untuk memperluas akses bagi warga agar bisa berpartisipasi dalam menyampaikan koreksi, usulan, atau laporan terkait data penerima bansos. Kanal yang dibuka meliputi aplikasi SIKS-NG, ground check oleh tenaga pendamping dan relawan daerah, aplikasi Cek Bansos, call center 171 yang beroperasi 24 jam, serta layanan WhatsApp yang masih tahap pengembangan.

Gus Ipul juga menilai bahwa kesadaran publik yang semakin tinggi membuat banyak masyarakat mulai menolak status penerima bantuan. Dia mengharapkan praktik ini dialokasikan kepada keluarga lain yang lebih membutuhkan.
 
Btw, kenapa harus begitu rumit ngelah? Kenapa harus ada yang berulang-ulang verifikasi lagi dan lagi? Ngelama-lama nanti keluarga penerima bantuan akan bosan banget sih. Dan apa salahnya kalau ada kesalahan dalam data? Pasti bisa diatasi dengan cara yang lebih efisien. Saya pikir kemensos harus fokus buatan sistem yang lebih baik, bukan terus-menerus meminta verifikasi lagi.
 
Blh jg, nggak ada masalah. Kenemunsos selalu berusaha meningkatkan kualitas layanan BLTS, tapi nggak terlalu cepat. Bisa dibilang 28 juta keluarga sudah menerima bantuan, tapi masih banyak yang harus diverifikasi. Saya pikir kesadaran publik yang semakin tinggi adalah hal positif, tapi juga nggak bisa dipungut bih-bih saja. Jika semua orang mau mengurangi status penerima bantuan, maka siapa yang akan menerima?
 
aku pikir kebijakan BLTS banget, gini kalau kita bisa memberi uang langsung kelas rakyat itu penting sekali ya 🤑. tapi sepertinya masih banyak yang kekurangan, misalnya yang tidak terdaftar masih ada banyak yang belum mendapatkan bantuan. dan mungkin ada juga yang lebih membutuhkan tapi karena kesadaran yang rendah itu lupa buat berlangganan aplikasi atau akses call center 171 🤔. sayangnya kalau masih ada yang melakukan penempelan stiker penerima bansos, itu tidak pantas sama sekali 😒. tapi aku senang melihat kemajuan dari Kemensos ini, seharusnya kita bisa semakin efisien dan efektif dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan 👍.
 
Sekarang gini kayaknya kemensos makin serius aja, nggak cuma main-mainin dulu sementara, sekarang kayaknya udah nyata kayaknya ada target 35 juta kpm, 28 juta keluarga udah menerima bantuan, tapi masih 7 juta lagi yang harus di verifikasi, masing-masing desa/kelurahan harus di waspadahi, nggak mau masuk list penerima bansos tapi benar-benar membutuhkannya, kayaknya diharapkan masyarakat makin sadar dan mulai bertanggung jawab.
 
Kalau nanti siapa yang ngerasa kurang nyaman dengan status penerima bantuan, gampang banget caranya cek aplikasi Cek Bansos dan lapor ke mana-mana. Tapi nggak cuma itu aja, kalau masyarakatnya mulai sengaja mengeluhin tentang hal ini, bisa jadi karena ada lagi yang membutuhkan bantuan.
 
Blh banget sih, kemenag dan kemensos bekerja sama nggak lewet banter, terus meningkatin verifikasi data penerima bantuan. Ngomongin temuan sementara, ada desa-desa tertentu yang bisa dipertimbangkan sebagai penerima, tapi lain-lainnya tidak memenuhi syarat 🙏. Meningkatin kesadaran publik itu bagus banget, makin banyak orang mulai menolak status penerima bantuan, tapi harus dimaksimalkan lagi, terutama bagi keluarga yang benar-benar membutuhkan bantuan 💸.
 
Gue puas sekali dengerin kabar ini 🙌, kemensos benar-benar sudah maju dan makin baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Target 35 juta keluarga penerima BLTS itu bukan mudah capai, tapi gus ipul dan tim kemensos pasti punya rencana yang bagus 🤝. Verifikasi data keluarga penerima manfaat ini juga penting banget untuk memastikan akurasi data dari bps, jadi kayaknya mereka benar-benar teliti dalam hal ini 👍. Gue harap praktik penempelan stiker penerima bansos diangkat lebih serius lagi, dan makin banyak warga yang mau berpartisipasi dalam menyampaikan koreksi atau usulan terkait data penerima bansos 💡.
 
Aku pikir sih Gus Ipul kayaknya konsisten banget dalam proses verifikasi data, padahal aku rasa masih banyak kemungkinan ada kesalahan. Mereka terus meningkatkan verifikasi tapi masih ada 6-7 juta keluarga yang belum lulus tahap ini, kan? Aku pikir seharusnya mereka lebih teliti lagi agar data BPS benar-benar akurat. Dan aku senang sekali sih adanya praktik penempelan stiker penerima bansos, itu kayaknya cara yang bagus untuk memudahkan orang lain mendapati informasi penting. Tapi, aku harap praktik ini bisa diperluas lebih luas agar semua keluarga yang membutuhkan bisa merasakan manfaatnya 😊
 
😊 aku pikir itu baik banget, kemensos terus meningkatkan verifikasi data keluarga penerima BLTS. Maksudnya untuk memastikan akurasi data BPS dan membantu keluarga yang benar-benar membutuhkannya mendapatkan bantuan. Aku senang melihat pengembangan aplikasi Cek Bansos dan SIKS-NG yang bisa membuat banyak orang berpartisipasi dalam menyampaikan koreksi atau usulan terkait data penerima bansos. 🤝
 
Aku pikir itu bagus banget! Kenapa tidak, jika kita bisa memastikan akurasi data yang diminta oleh Kemensos, maka kita bisa membuat program bantuan yang lebih efektif dan efisien ya? Dan aku suka juga dengan inisiatif praktik penempelan stiker penerima bansos, itu kayaknya membantu masyarakat untuk lebih sadar dan proaktif dalam menyampaikan koreksi atau usulan. Aku harap bisa memaksimalkan penggunaan aplikasi SIKS-NG dan Cek Bansos, serta mengajak teman-teman dan keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam proses verifikasi data penerima bansos.
 
Kemarin aku lihat postingan kemensos tentang verifikasi data BLTS, tapi aku pikir ini penting banget, ya! Aku rasa kebanyakan orang terlalu berharap dengan cepat tanpa perlu memeriksa kembali apakah kita benar-benar membutuhkan bantuan atau tidak. Kita harus jujur dulu dan tidak mengejutkan diri sendiri dengan kebutuhan yang sebenarnya. Dengan demikian, kita bisa menggunakan waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk membantu keluarga yang benar-benar membutuhkan 🤝
 
Maksudnya siapa tahu ada yang nanti bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah ya? Semua data yang dikumpulkan itu pasti untuk memperoleh informasi yang akurat, tapi apakah sebenarnya yang mereka maksud dengan "akurasi" itu ? 🤔 Mereka juga bilang bahwa banyak keluarga yang tidak memenuhi syarat, tapi siapa bilang siapa yang benar atau salah? Pasti ada agenda lain yang tertanam di balik semuanya ini...
 
gampang aja kementrian sosial meningkatkan verifikasi data BLTS, tapi masih banyak yang harus dipecahkan 😊. target 35 juta keluarga penerima manfaat itu jauh banget, apalagi jika ada kesalahan data. harusnya ada sistem yang lebih baik untuk menghindari kesalahan seperti ini.
 
Mengenang tahun-tahun sebelumnya, pengurusannya BLTS gampang banget, kini kenangan itu jadi cerita kuno. Sekarang adegan yang dimainkan adalah menangani data keluarga penerima manfaat, terus meningkatnya verifikasi data hingga 35 juta orang diharapkan bisa mendapatkan bantuan langsung tunai sementara tahun ini. Gus Ipul memang berusaha untuk memberikan transparansi, tapi adegan yang dimainkan bukanlah adegan kebaikan semata-mata 🤔
 
"Kebutuhan adalah rahasia, pengetahuan adalah kekuatan." 🤔

Aku pikir kalau kemensos ini sudah cukup baik banget, tapi aku masih ragu kayak gini, apa sih akhirnya hasil dari verifikasi yang banyak sekali? Apakah nanti semua data diakurasi dengan benar atau ada lagi kesalahan?
 
kembali
Top