Pemerintah dan Ormas Agama Tolak Atlet Israel Berlaga di RI, Kenapa?
Dalam rangka Kejuaraan Senam Artistik Dunia yang akan diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober ini, rencana tim senam artistik Israel untuk mengikuti pertandingannya mendapat kecaman dari berbagai kalangan. Salah satu penolakan tersebut berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammadiyah.
Sekitar 500 ribu orang menyambut penolakan atlet Israel ini dengan mengajak mereka untuk tidak datang ke Jakarta. Penolakan ini juga didukung oleh parlemen, yang mana Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mendesak pemerintah bersikap tegas.
Penyebab utama dari penolakan atlet Israel ini adalah karena kehadiran atlet Israel bertentangan dengan amanat dan semangat konstitusi. Menurut Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim juga mengingatkan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Ia menekankan bahwa langkah mengundang tim Israel hanya akan berdampak negatif bagi diplomasi Indonesia di tingkat global.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan kehadiran atlet Israel tersebut untuk bertanding dalam kejuaraan dunia yang akan diselenggarakan di Jakarta harus ditolak karena selain bertentangan dengan amanat dan semangat konstitusi juga akan membuat hati sebagian besar rakyat di negeri ini akan terluka.
Sikap pemerintah Indonesia tegas menolak kehadiran atlet Israel ini. Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan tidak akan mengizinkan atlet Israel untuk datang ke Jakarta. Menurutnya, hal itu juga bisa memicu kemarahan publik.
Pendapat dari Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra yang menyatakan pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel karena tidak ada manfaat mengundang mereka dalam kondisi seperti saat ini.
Dalam rangka Kejuaraan Senam Artistik Dunia yang akan diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober ini, rencana tim senam artistik Israel untuk mengikuti pertandingannya mendapat kecaman dari berbagai kalangan. Salah satu penolakan tersebut berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammadiyah.
Sekitar 500 ribu orang menyambut penolakan atlet Israel ini dengan mengajak mereka untuk tidak datang ke Jakarta. Penolakan ini juga didukung oleh parlemen, yang mana Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mendesak pemerintah bersikap tegas.
Penyebab utama dari penolakan atlet Israel ini adalah karena kehadiran atlet Israel bertentangan dengan amanat dan semangat konstitusi. Menurut Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim juga mengingatkan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Ia menekankan bahwa langkah mengundang tim Israel hanya akan berdampak negatif bagi diplomasi Indonesia di tingkat global.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyatakan kehadiran atlet Israel tersebut untuk bertanding dalam kejuaraan dunia yang akan diselenggarakan di Jakarta harus ditolak karena selain bertentangan dengan amanat dan semangat konstitusi juga akan membuat hati sebagian besar rakyat di negeri ini akan terluka.
Sikap pemerintah Indonesia tegas menolak kehadiran atlet Israel ini. Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan tidak akan mengizinkan atlet Israel untuk datang ke Jakarta. Menurutnya, hal itu juga bisa memicu kemarahan publik.
Pendapat dari Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra yang menyatakan pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel karena tidak ada manfaat mengundang mereka dalam kondisi seperti saat ini.