Gugus Tugas Dunia Api (ITDA) telah memantau aktivitas gunung berapi Merapi sejak awal tahun ini, dan hasilnya menunjukkan bahwa aktivitasnya masih cukup tinggi.
Menurut laporan ITDA, pada tanggal 1 Januari 2025, aktivitas Merapi dinyatakan normal dengan intensitas erupsi 45 dari skala 100. Namun, pada pertengahan bulan ini, aktivitasnya meningkat secara bertahap, dan sekarang berada di tingkat 60.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran para penduduk sekitar gunung berapi, karena mereka tidak ingin terkena dampak dari erupsi yang mungkin akan terjadi. "Kita harus siap untuk menghadapi kerusakan akibat letusan Merapi," kata Kepala Pusat Wilayah Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Siti Nurbaya.
Cuaca di Yogyakarta juga diprediksi akan menjadi panas hingga ekstrem pada hari ini. Suhu udara di kota ini diperkirakan mencapai 32 derajat Celcius, sehingga para penduduk disarankan untuk beristirahat di rumah dan menghindari aktivitas yang memerlukan banyak energi.
Jadi, warga Jogja diingatkan untuk tetap waspada terhadap peringatan BMKG tentang aktivitas Merapi dan cuaca ekstrem.
Menurut laporan ITDA, pada tanggal 1 Januari 2025, aktivitas Merapi dinyatakan normal dengan intensitas erupsi 45 dari skala 100. Namun, pada pertengahan bulan ini, aktivitasnya meningkat secara bertahap, dan sekarang berada di tingkat 60.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran para penduduk sekitar gunung berapi, karena mereka tidak ingin terkena dampak dari erupsi yang mungkin akan terjadi. "Kita harus siap untuk menghadapi kerusakan akibat letusan Merapi," kata Kepala Pusat Wilayah Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dr. Siti Nurbaya.
Cuaca di Yogyakarta juga diprediksi akan menjadi panas hingga ekstrem pada hari ini. Suhu udara di kota ini diperkirakan mencapai 32 derajat Celcius, sehingga para penduduk disarankan untuk beristirahat di rumah dan menghindari aktivitas yang memerlukan banyak energi.
Jadi, warga Jogja diingatkan untuk tetap waspada terhadap peringatan BMKG tentang aktivitas Merapi dan cuaca ekstrem.