Bencana Banjir Aceh, Gubernur Muzakir Menetapkan Darurat Bencuna. Jumlah Korban Terdampak Puluhan Ribu Orang.
Kabari mengejutkan dari Pemprov Aceh, Rabu (27/11) kemarin, setelah berdarah-darah selama minggu terakhir, banjir merendam wilayah Aceh. Bencana ini membuat ribuan orang terdampak dan puluhan ribu penduduk warga di sejumlah kecamatan Aceh mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Kedatangan badai lelehan pada hari Rabu, 27/11, diperkirakan akan menyebabkan genangan air di sebagian wilayah Aceh berubah menjadi sungai besar. Bencana ini berdampak parah pada infrastruktur, penduduk dan lahan pertanian.
Kemarin, Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menggelar rapat paripurna di DPR Aceh dan menetapkan status darurat bencuna di provinsi ini. Penetapan keadaan tanggap darurat ini, akan berlangsung selama 14 hari sejak tanggal 28 November sampai 11 Desember.
Bercerita dari daftar lokasi banjir yang diberitakan BNPB peresmian pelaksanaannya di Aceh Barat, di antaranya wilayah Kabupaten Aceh Barat hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Situasi ini berdampak pada lambatnya proses pendataan dan penanganan darurat.
Di Kabupaten Aceh Barat banjir merendam permukiman warga di empat kecamatan dengan sebaran mencapai 16 gampong. Dampak banjir ini dirasakan oleh sedikitnya 183 kepala keluarga yang tercatat sebagai terdampak langsung, dan sekitar 33 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Utara hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kondisi di lapangan masih sangat terbatas, ditandai dengan terputusnya jaringan komunikasi, padamnya aliran listrik PLN, serta lumpuhnya layanan kantor pemerintahan.
Pengungsi mengakibatkan 2.668 kepala keluarga atau 4.441 jiwa, sementara 1.270 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kerusakan materiil meliputi 2.668 unit rumah terdampak.
Kabari mengejutkan dari Pemprov Aceh, Rabu (27/11) kemarin, setelah berdarah-darah selama minggu terakhir, banjir merendam wilayah Aceh. Bencana ini membuat ribuan orang terdampak dan puluhan ribu penduduk warga di sejumlah kecamatan Aceh mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Kedatangan badai lelehan pada hari Rabu, 27/11, diperkirakan akan menyebabkan genangan air di sebagian wilayah Aceh berubah menjadi sungai besar. Bencana ini berdampak parah pada infrastruktur, penduduk dan lahan pertanian.
Kemarin, Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem menggelar rapat paripurna di DPR Aceh dan menetapkan status darurat bencuna di provinsi ini. Penetapan keadaan tanggap darurat ini, akan berlangsung selama 14 hari sejak tanggal 28 November sampai 11 Desember.
Bercerita dari daftar lokasi banjir yang diberitakan BNPB peresmian pelaksanaannya di Aceh Barat, di antaranya wilayah Kabupaten Aceh Barat hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Situasi ini berdampak pada lambatnya proses pendataan dan penanganan darurat.
Di Kabupaten Aceh Barat banjir merendam permukiman warga di empat kecamatan dengan sebaran mencapai 16 gampong. Dampak banjir ini dirasakan oleh sedikitnya 183 kepala keluarga yang tercatat sebagai terdampak langsung, dan sekitar 33 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Utara hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kondisi di lapangan masih sangat terbatas, ditandai dengan terputusnya jaringan komunikasi, padamnya aliran listrik PLN, serta lumpuhnya layanan kantor pemerintahan.
Pengungsi mengakibatkan 2.668 kepala keluarga atau 4.441 jiwa, sementara 1.270 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kerusakan materiil meliputi 2.668 unit rumah terdampak.