Soal Pengaruh Budaya Barat, Ketum PRIMA: Harus Kembali ke Timur

Merasa Dipaksa Bisa Kembali ke Timur, Kata Ketum PRIMA. Apakah ini yang membuat kita merasa malu sebagai rakyat Indonesia? Berapa lama kita telah menjadi "orang Barat"? Pernahkah kita terbayang bagaimana seharusnya hidup kita dengan mengutamakan semangat asli bangsa, seperti halnya di masa pra-kolonial?

Pertemuan saya dengan Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) mengingatkanku pada peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Pangeran Diponegoro, tokoh yang paling bersemangat melawan kolonialisme Belanda dan menegakkan prinsip-prinsip kehidupan rakyat Indonesia di masa lalu.

Menurutnya, kondisi ekonomi dan sosial kita telah berubah drastis setelah kedatangan bangsa Eropa. Mereka membawa sistem kolonialisme yang eksploitatif dan membuat kita menjadi sumber daya alam dan keuangan negara. Meskipun banyak yang berusaha melawan, namun secara keseluruhan kondisi tersebut tetap tidak berubah.

Pangeran Diponegoro menolak cara pandang hidup sekuler-eksploitatif dari bangsa Eropa dan memilih untuk menjunjung tinggi harmoni dan religius. Ia juga sangat peduli dengan kesejahteraan rakyat Indonesia, bukan hanya mengutamakan kepentingan negara.

Saya berharap kita semua dapat belajar dari semangat perjuangan Pangeran Diponegoro ini dan tidak hanya memperingati jasa para pahlawan tetapi juga mewarisi semangat mereka. Mari kita lanjutkan api juangnya menuju Indonesia yang bermartabat, berdikari, adil makmur, dan bahagia lahir batin.

Semoga kita dapat mengingat ulang nilai-nilai tersebut dan tidak terus dipaksa menjadi "orang Barat" lagi. Kita harus kembali ke jati diri bangsa kita sendiri dan menegakkan prinsip-prinsip yang telah dinyatakan dalam Pasal 33 UUD 1945.
 
Kalau benar2 seseorang itu dipaksa kembali ke Timur, itu kayaknya sangat wajar banget. Kita semua udah banyak berubah karena pengaruh Barat, kan? Kita mulai terlalu fokus dengan teknologi dan uang, lupa juga dengan nilai-nilai asli Indonesia. Saya ingat ketika saya masih kecil, saya melihat orang tua saya masih sangat peduli dengan tradisi dan adat-istiadat kita. Mereka selalu berbagi dengan orang lain dan menolak apa yang tidak benar.

Saya pikir Pangeran Diponegoro adalah contoh bagus bagi kita semua. Dia tidak pernah menyerah ketika dia melawan kolonialisme Belanda, tapi dia tetap berjuang untuk mempertahankan kebebasan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Saya berharap kita semua bisa belajar dari semangatnya dan tidak terlalu dipengaruhi oleh kebudayaan Barat. Kita harus kembali ke jati diri bangsa kita sendiri dan menegakkan nilai-nilai asli yang telah dinyatakan dalam UUD 1945. ๐Ÿ™๐Ÿ’ช
 
Gue pikir Pangeran Diponegoro ini nggak salah banget! Ketika kita melihat kondisi ekonomi dan sosial Indonesia sekarang, rasanya ada sesuatu yang tidak beres... Kita jadi terlalu fokus dengan kepentingan negara dan tidak mengutamakan kesejahteraan rakyat sendiri. Gue ngeluhin ini juga karena kita masih banyak orang yang "orang Barat" banget, gak peduli apa lagi! ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ

Sampahnya, kita harus kembali ke asal-usul bangsa kita dan menegakkan nilai-nilai yang benar-benar Indonesia. Gue harap PRIMA bisa membantu kita untuk mengingat ulang semangat perjuangan Pangeran Diponegoro ini dan tidak terus dipaksa menjadi "orang Barat" lagi... Kita harus kembali ke jati diri bangsa kita sendiri dan menegakkan prinsip-prinsip yang telah dinyatakan dalam Pasal 33 UUD 1945. Semoga bisa, ya! ๐Ÿ’ช
 
Gue rasa makanya kita jadi begitu "orang Barat" bukan karena kita tidak bisa, tapi karena sistem kolonialisme yang kita diterima dari belanda itu. Itu yang membuat kita kaya gak kaya, tapi juga membuat kita lupa diri sendiri. Kita harus kembali ke asal-usul bangsa kita, yang lebih harmonis dengan alam dan tidak memaksakan segala sesuatu yang "modern" atau "barat". Gue berharap kita bisa belajar dari sejarah kita, terutama dari pahlawan seperti Pangeran Diponegoro yang sangat peduli dengan kesejahteraan rakyat. ๐Ÿ˜Š
 
ini kayaknya salah satu masalah yang dihadapi rakyat indonesia sekarang, kita terlalu banyak terpengaruh dengan budaya barat, lalu apa yang menjadi hasilnya? kita terlalu banyak mengikuti cara hidup yang tidak sesuai dengan nilai-nilai asli bangsa kita. misalnya kita juga punya pasal 33 UUD 1945 yang menyatakan bahwa bangsa indonesia adalah bangsa agama islam dan budaya jawa, tapi sepertinya itu sudah dilupakan banyak orang

saya ingat saat saya kecil, mamer atau bapak ayah saya selalu berbicara tentang nilai-nilai asli bangsa kita, seperti kesetiaan, kemuliaan, dan martabat. tapi sekarang itulah yang aku dengerin, "orang barat", "orang sekuler"... aku rasa itu adalah hasil dari pendidikan yang tidak tepat, karena kita terlalu banyak fokus pada pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai asli bangsa kita

tapi sayangnya, aku juga merasakan hal yang sama. saat ini aku sedang memilih kuliah, dan ada beberapa pilihan kuliah yang membuat aku penasaran, tapi kemudian aku pikir, "tunggu, aku tidak ingin menjadi orang barat lagi". aku ingin mencari jati diri bangsa kita sendiri dan menegakkan prinsip-prinsip asli.
 
aku pikir ada sesuatu yang salah dengan cara pandang kita saat ini ๐Ÿค”. seribu kali kita bicara tentang perjuangan kemerdekaan dan semangat bangsa, tapi apa yang kita lakukan setelah itu? kita hanya terus berlari di belakang kemajuan negara asing, takut untuk mengikuti jalur sendiri ๐Ÿšซ. pangeran diponegoro ini memang benar-benar tokoh yang bersemangat, tapi apa yang membuat kita tidak bisa menirunya? mungkin kita terlalu butuh keamanan dan kemudahan dari negara asing, bukan ingin menjadi bangsa sendiri ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ. aku berharap kita semua bisa kembali ke jati diri kita sendiri dan tidak hanya sekedar menjadi "orang Barat" lagi ๐Ÿ˜”.
 
Mana aja si Pangeran Diponegoro ini? Kenapa dia bersemangat melawan kolonialisme Belanda tapi kita masih menjadi "orang Barat" kayaknya ๐Ÿ˜’. Mungkin dia juga sibuk dengan perjuangan itu, tapi kamu pikir dia tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat Indonesia? Kita harus lebih memahami apa yang dimaksudkan oleh Pangeran Diponegoro, mungkin ada cara kita bisa melawan "penjajahan" ekonomi dan sosial yang sama seperti dia. Tapi, kayaknya kita masih jauh dari tujuan itu, kalaau? ๐Ÿค”
 
aku pikir kalau kita harus memilih antara menjadi "orang Barat" atau tetap jati diri kita sendiri, itu tidak masalah lagi ๐Ÿ˜Š. aku rasa pilihan yang tepat adalah kita bisa melihat sumber daya alam kita dengan lebih baik dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi yang adil dan makmur. tapi apa artinya kita harus membuang semangat perjuangan Pangeran Diponegoro? ๐Ÿค” aku pikir itu tidak perlu, karena semangatnya masih hidup di hati kita semua. apa yang kita butuhkan adalah cara untuk menggabungkan semangat tersebut dengan kemajuan modern yang kita miliki sekarang. misalnya, dengan menerapkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan yang ada di UUD 1945. aku pikir itu bisa menjadi awal dari Indonesia yang lebih adil dan sejahtera bagi semua orang ๐ŸŒˆ๐Ÿ’–
 
iya, aku pikir kalau ini masalah besar banget kita sebagai rakyat Indonesia. kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh kebudayaan Barat dan tidak lagi mengetahui nilai-nilai asli dari bangsa kita sendiri. kita harus kembali ke jati diri kita sendiri dan tidak lagi menjadi "orang Barat" yang kalah dalam perbandingan dengan negara-negara lain ๐Ÿค”๐Ÿ’ก. kalau kita ingat ulang nilai-nilai seperti kemandirian, kesetiaan, dan keadilan seperti yang ditulis dalam Pasal 33 UUD 1945, maka kita bisa bangga menjadi rakyat Indonesia yang kuat dan bersemangat ๐Ÿ’ช๐Ÿฝ๐Ÿ’•. tapi kayaknya kita perlu serius dalam mengingat ulang ini dan tidak hanya memperingati jasa para pahlawan tetapi juga mewarisi semangat mereka dengan tindakan nyata ๐Ÿ™๐Ÿ’ฅ.
 
gampang banget kok perasaan kita ini ๐Ÿค”. siapa tahu kalau kita kembali ke masa lalu, tapi sekarang kita harus fokus jadi negara yang mandiri dan berdikari dari bangsa lain ya โš–๏ธ. semoga kita bisa mengingat ulang nilai-nilai asli kita sendiri dan tidak terus dipaksa menjadi orang Barat lagi ๐Ÿ˜”.
 
kembali
Top