Talaud Sulut Kembali Terkena Dampak Gempa Besar dan Tsunami
Setelah gempa bumi magnitudo 7,6 yang terjadi di daerah Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, memicu peringatan dini tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kembali kondisi di Talaud menjadi konsusif. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Talaud, Yohanis BK Kamagi, pihaknya telah berada di lokasinya masing-masing untuk memantau langsung kondisi pantai dan warganya.
Yohanis memastikan bahwa masyarakat Talaud tidak ada yang panik, namun tetap waspada mengantisipasi kemungkinan gempa besar tersebut. Ia juga memastikan bahwa semua pihak telah bekerja sama untuk menangani situasi ini.
Namun, laporan dari warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, mengaku sempat panik saat terjadi gempa bumi tersebut. Mereka menyatakan bahwa getaran gempa cukup kuat serta satu menit lamanya membuat mereka langsung keluar ruangan untuk menghindari dampak buruk.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Donald Sambuaga, meminta warga Kota Manado tetap tenang sambil memantau kondisi pasca gempa di daerah Talaud dan Filipina. Ia juga mengatakan bahwa peringatan dini tsunami lebih difokuskan di daerah-daerah di luar Manado.
Peringatan dini waspada tsunami dirilis BMKG tidak lama setelah gempa 7,6 magnitudo yang terjadi di Melonguane, pagi tadi. Sedikitnya ada lima daerah yang ditetapkan berstatus waspada potensi tsunami, termasuk Kabupaten Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Supiori.
Estimasi potensi tsunami di lima daerah tersebut berbeda-beda. Kepulauan Talaud diperkirakan sekitar pukul 08.59 WIB, Kota Bitung sekitar 09.49 WIB, dan kemudian Minahasa Utara sekitar pukul 10.01 WIB.
Namun, BMKG juga mencatat tsunami minor setinggi 5 - 7 centimeter di perairan Talaud, Sulawesi Utara. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa fenomena tersebut terdeteksi melalui alat pengukur tinggi muka laut atau tsunami gauge milik BMKG yang berada di dua titik di Kepulauan Talaud.
Kedua gempa ini kemungkinan merupakan gempa susulan dari gempa pada bulan Maret lalu yang memicu peringatan dini tsunami di beberapa daerah.
Setelah gempa bumi magnitudo 7,6 yang terjadi di daerah Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, memicu peringatan dini tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kembali kondisi di Talaud menjadi konsusif. Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Talaud, Yohanis BK Kamagi, pihaknya telah berada di lokasinya masing-masing untuk memantau langsung kondisi pantai dan warganya.
Yohanis memastikan bahwa masyarakat Talaud tidak ada yang panik, namun tetap waspada mengantisipasi kemungkinan gempa besar tersebut. Ia juga memastikan bahwa semua pihak telah bekerja sama untuk menangani situasi ini.
Namun, laporan dari warga di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, mengaku sempat panik saat terjadi gempa bumi tersebut. Mereka menyatakan bahwa getaran gempa cukup kuat serta satu menit lamanya membuat mereka langsung keluar ruangan untuk menghindari dampak buruk.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Donald Sambuaga, meminta warga Kota Manado tetap tenang sambil memantau kondisi pasca gempa di daerah Talaud dan Filipina. Ia juga mengatakan bahwa peringatan dini tsunami lebih difokuskan di daerah-daerah di luar Manado.
Peringatan dini waspada tsunami dirilis BMKG tidak lama setelah gempa 7,6 magnitudo yang terjadi di Melonguane, pagi tadi. Sedikitnya ada lima daerah yang ditetapkan berstatus waspada potensi tsunami, termasuk Kabupaten Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Supiori.
Estimasi potensi tsunami di lima daerah tersebut berbeda-beda. Kepulauan Talaud diperkirakan sekitar pukul 08.59 WIB, Kota Bitung sekitar 09.49 WIB, dan kemudian Minahasa Utara sekitar pukul 10.01 WIB.
Namun, BMKG juga mencatat tsunami minor setinggi 5 - 7 centimeter di perairan Talaud, Sulawesi Utara. Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bahwa fenomena tersebut terdeteksi melalui alat pengukur tinggi muka laut atau tsunami gauge milik BMKG yang berada di dua titik di Kepulauan Talaud.
Kedua gempa ini kemungkinan merupakan gempa susulan dari gempa pada bulan Maret lalu yang memicu peringatan dini tsunami di beberapa daerah.