Pada hari Jumat, 7 November lalu, SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara terkena serangan ledakan yang melibatkan bahan peledak. Polisi pun menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Menurut keterangan Kombes Henik Maryanto dari Brimob Polda Metro Jaya, peledakan tersebut merupakan peletihan yang dilakukan seorang siswa. Peletihan tersebut menggunakan potasium klorida sebagai bahan utama. Menurut keterangan Kombes Henik, serpihan plastik dan paku juga ditemukan di masjid, yang digunakan sebagai pembungkus struktur dan memberikan dampak pada ledakan.
Di tempat kejadian, polisi menemukan empat buah baterai A4, sebuah alat pemicu ledakan, serta casing plastik 1 liter. Namun, seperti yang menyebutkan Kombes Henik, remote yang digunakan untuk mengendalikan ledakan tidak ditemukan di masjid.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri juga menyatakan bahwa siswa pelaku ledakan tersebut adalah seorang anak yang aktif SMA yang bertindak secara mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror apa pun.
Menurut keterangan Kombes Henik Maryanto dari Brimob Polda Metro Jaya, peledakan tersebut merupakan peletihan yang dilakukan seorang siswa. Peletihan tersebut menggunakan potasium klorida sebagai bahan utama. Menurut keterangan Kombes Henik, serpihan plastik dan paku juga ditemukan di masjid, yang digunakan sebagai pembungkus struktur dan memberikan dampak pada ledakan.
Di tempat kejadian, polisi menemukan empat buah baterai A4, sebuah alat pemicu ledakan, serta casing plastik 1 liter. Namun, seperti yang menyebutkan Kombes Henik, remote yang digunakan untuk mengendalikan ledakan tidak ditemukan di masjid.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri juga menyatakan bahwa siswa pelaku ledakan tersebut adalah seorang anak yang aktif SMA yang bertindak secara mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror apa pun.