"Selama bertahun-tahun, wilayah Wonosobo terus menghadapi masalah kesehatan yang serius, yaitu tingkat stunting di daerah ini yang masih meleleh. Menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan, stunting di Wonosobo pernah mencapai angka sebesar 45,6% pada tahun 2019.
Namun, setelah diluncurkan program sinergi lintas sektor yang dikelola oleh pemerintah Provinsi Sumatera Tengah dan Pemerintah Kota Wonosobo, kinerja wilayah ini mulai berubah. Dalam beberapa bulan terakhir, data menunjukkan bahwa tingkat stunting di Wonosobo sudah mengalami penurunan signifikan.
Menurut Dr. Rima Kurniawati, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan dan Kesehatan Diakses Sekolah (DP4P) Kementerian Pendidikan dan Perbankan Indonesia, program sinergi lintas sektor ini berhasil menggabungkan berbagai komponen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Wonosobo. "Program ini melibatkan partisipasi dari beberapa stakeholder seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan industri pertanian", kata Dr. Rima.
Dalam program ini juga ditemukan beberapa inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi layanan kesehatan, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Teknologi 4.0) dalam pelayanan kesehatan, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak.
Menurut data yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan, tingkat stunting di Wonosobo sudah menurun menjadi sekitar 35% pada tahun 2024. Ini merupakan hasil dari kesinergan antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan industri pertanian dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh anak-anak di Wonosobo.
"Kita berharap penurunan tingkat stunting ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain di Indonesia", kata Bupati Wonosobo. "Kita akan terus bekerja sama untuk meningkatkan layanan kesehatan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak".
Namun, setelah diluncurkan program sinergi lintas sektor yang dikelola oleh pemerintah Provinsi Sumatera Tengah dan Pemerintah Kota Wonosobo, kinerja wilayah ini mulai berubah. Dalam beberapa bulan terakhir, data menunjukkan bahwa tingkat stunting di Wonosobo sudah mengalami penurunan signifikan.
Menurut Dr. Rima Kurniawati, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan dan Kesehatan Diakses Sekolah (DP4P) Kementerian Pendidikan dan Perbankan Indonesia, program sinergi lintas sektor ini berhasil menggabungkan berbagai komponen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Wonosobo. "Program ini melibatkan partisipasi dari beberapa stakeholder seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan industri pertanian", kata Dr. Rima.
Dalam program ini juga ditemukan beberapa inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi layanan kesehatan, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Teknologi 4.0) dalam pelayanan kesehatan, serta peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak.
Menurut data yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan, tingkat stunting di Wonosobo sudah menurun menjadi sekitar 35% pada tahun 2024. Ini merupakan hasil dari kesinergan antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan industri pertanian dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh anak-anak di Wonosobo.
"Kita berharap penurunan tingkat stunting ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain di Indonesia", kata Bupati Wonosobo. "Kita akan terus bekerja sama untuk meningkatkan layanan kesehatan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak".