aku senang banget nih kalau Subhan bisa memaafkan Gibran, tapi gampang nggak bisa percaya sih kalau dia mau menyerahkan tuntutan perdata itu. kamu tahu apa yang paling bikin aku curiga? karena kalau Subhan bilang pendidikan Gibran di Singapura tidak masuk kualifikasi, itu berarti dia udah ngerti sih bahwa Undang-undang itu cukup ambigu. tapi aku setuju dengan pandangan Subhan, karena jika kita harus menyesuaikan nilai ijazah untuk calon wakil presiden, itu akan bikin kesalahpahaman dan ketidakpastian yang besar. aku harap sidang gugatan yang akan dimulai nanti bisa memberikan klarifikasi yang jelas tentang Undang-undang ini
Gue pikir Subhan benar aja, kalo Gibran belum lulus SMA tapi punya ijazah di Singapura itu gak masuk kualifikasi. Gue senang melihat Subhan yang bijaksana memutuskan untuk menyerahkan gugatan perdata dan meminta maaf kepada publik. Tapi gue harap Sidang Gugatan tidak terlalu panjang, kita already punya calon wakil presiden lain ya!
Gak bisa ngak, si Subhan jelas punya niat yang baik nih . Tapi, si Gibran juga bisa jadi berpikir dia sudah cukup nggak perlu SMA lagi kalo udah lulus di Singapura dan punya pengalaman kerja lama nih. Saya pikir kalau Undang-undang itu agak jelek sekali, kenapa harus ada syarat khusus seperti itu?
Siap-siaplah dengan keseriusannya nih... kalau Gibran mau bersalah, paksa dia buat jawaban yang jelas tentang pendidikannya di Singapura. Jangan bingung-bingung aja di sidang. Kalau memang tidak ada aturan penyetaraan ijazah, maka kenapa dia gugat? Loh, kalau dia mau bersalah, jangan biarkan pasangan calon presiden lainnya untuk menikmati kesempatan yang sama nih
oiiee , aku pikir ini keputusan yang baik dari Subhan, dia already meminta maaf dan menyerahkan gugatan perdata, itu berarti dia sudah banyak belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu . tapi, aku still sedikit penasaran, kenapa Subhan pikir pendidikan Gibran di Singapura tidak masuk kualifikasi? mungkin ada argumen yang kuat dari pihak penggugat, tapi aku yakin Gibran akan bisa menjelaskan sesuatu .