Raja-raja Mataram yang Dimakamkan di Makam Imogiri, Siapa Saja?
Berselang waktu ratusan tahun, tradisi pemakaman raja-raja Mataram Islam berlangsung tak berhenti. Salah satunya adalah makam Imogiri, tempat ini identik sebagai makam raja-raja. Makam raja-raja Mataram ini dibangun atas gagasan Sultan Agung (1613-1645), pembuat agama Islam di Jawa.
Makam Imogiri terdiri dari beberapa kompleks utama yaitu Kasultanagungan, Pakubuwanan, Kasunanan Surakarta, dan Kasultanan Yogyakarta. Di kompleks makam Raja-raja Kasultanan Yogyakarta, terdapat tiga Astana atau Kedhaton sebagai ruang inti pemakaman Sultan. Pertama, Kedhaton Kasuwargan, sebagai makam Sri Sultan Hamengku Buwana I dan Sri Sultan Hamengku Buwana III.
Di kawasan Astana Kasultan Agung terdapat makam Sultan Agung, Kanjeng Ratu Batang (istri Sultan Agung), Amangkurat II (pendiri Kasunanan Kartasura setelah runtuhnya Mataram Islam), dan Amangkurat III (raja kedua Kasunanan Kartasura). Sedangkan di wilayah makam raja-raja Surakarta dikebumikan Pakubuwana I (raja ketiga Kasunanan Kartasura) dan para penguasa Kasunanan Surakarta dari Susuhunan Pakubuwana II hingga Pakubuwana XII.
Berikut adalah daftar kedaton yang ada di kompleks Makam Raja Imogiri: Kedaton Sultan Agungan : Sultan Agung, Sunan Amangkurat II, Sunan Amangkurat III. Kedaton Pakubuwanan : Sunan Paku Buwana I, Sunan Amangkurat IV, Sunan Paku Buwana II.
Namun ada satu raja yang tidak bisa dimakamkan di Imogiri, yaitu Sri Sultan Hamengku Buwana II (HB 2) yang mangkat pada tahun 1828. Ia tengah menjabat sebagai raja sepuh untuk yang ketiga setelah diasingkan Belanda di Ambon.
Berselang waktu ratusan tahun, tradisi pemakaman raja-raja Mataram Islam berlangsung tak berhenti. Salah satunya adalah makam Imogiri, tempat ini identik sebagai makam raja-raja. Makam raja-raja Mataram ini dibangun atas gagasan Sultan Agung (1613-1645), pembuat agama Islam di Jawa.
Makam Imogiri terdiri dari beberapa kompleks utama yaitu Kasultanagungan, Pakubuwanan, Kasunanan Surakarta, dan Kasultanan Yogyakarta. Di kompleks makam Raja-raja Kasultanan Yogyakarta, terdapat tiga Astana atau Kedhaton sebagai ruang inti pemakaman Sultan. Pertama, Kedhaton Kasuwargan, sebagai makam Sri Sultan Hamengku Buwana I dan Sri Sultan Hamengku Buwana III.
Di kawasan Astana Kasultan Agung terdapat makam Sultan Agung, Kanjeng Ratu Batang (istri Sultan Agung), Amangkurat II (pendiri Kasunanan Kartasura setelah runtuhnya Mataram Islam), dan Amangkurat III (raja kedua Kasunanan Kartasura). Sedangkan di wilayah makam raja-raja Surakarta dikebumikan Pakubuwana I (raja ketiga Kasunanan Kartasura) dan para penguasa Kasunanan Surakarta dari Susuhunan Pakubuwana II hingga Pakubuwana XII.
Berikut adalah daftar kedaton yang ada di kompleks Makam Raja Imogiri: Kedaton Sultan Agungan : Sultan Agung, Sunan Amangkurat II, Sunan Amangkurat III. Kedaton Pakubuwanan : Sunan Paku Buwana I, Sunan Amangkurat IV, Sunan Paku Buwana II.
Namun ada satu raja yang tidak bisa dimakamkan di Imogiri, yaitu Sri Sultan Hamengku Buwana II (HB 2) yang mangkat pada tahun 1828. Ia tengah menjabat sebagai raja sepuh untuk yang ketiga setelah diasingkan Belanda di Ambon.