Pemecatan Charles Holland Taylor, Penasihat Ketum PBNU, terus menimbulkan spekulasi di tengah-tengah kelompok-kelompok NU. Isu ini muncul setelah Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, mengisahkan Risalah Pemakzulan Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), pada Kamis (20/11/2025).
Menurut informasi yang diterima Tirto.id, Charles Holland Taylor dipecat dari posisinya sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Internasional Ketua Umum PBNU. Pemecatan ini tertuang dalam Surat Edaran No. 4780/PB.23/A.II.10.71/99/11/2025.
Namun, tidak ada kepastian apakah Charles Holland Taylor benar-benar dipecat atau tidak. Berdasarkan informasi yang diterima Tirto.id, Katib Aam PBNU, Ahmad Said Asrori, mengakui bahwa tidak ada pemecatan Charles Holland Taylor. Ia menyatakan bahwa Rais Aam tidak pernah memecat orang.
Meskipun demikian, status pemecatan Charles Holland Taylor masih menjadi tanda tanya besar di kalangan para pengikut NU. Banyak yang berdebat tentang keaslian informasi yang dikemukakan oleh Rais Aam PBNU.
Sementara itu, sejarah Charles Holland Taylor sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Internasional Ketua Umum PBNU sangat menarik perhatian. Ia memiliki landasan pemikiran reformis dan kerap menyampaikan dan mempertahankan pemikiran Islam dengan landasan progresif dan toleran.
Di tahun 2003, Charles Holland Taylor mendirikan LibForAll bersama mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Organisinya menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mencanangkan strategi untuk menghadapi ekstremisme skala internasional.
Pada 2014, ia juga membangun organisasi Bayt Ar-Rahmah bersama KH. A. Mustofa Bisri dan Gus Yahya. Ia mengupayakan reformasi ortodoksi Islam yang telah usang melalui organisasi tersebut.
Sejak saat itu, Holland Taylor resmi menjadi Utusan untuk Perserikatan, Bangsa-Bangsa, Amerika, dan Eropa untuk Gerakan Pemuda Ansor. Ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri Center for Shared Civilizational Values (CSCV), organisasi yang berdiri pada 2021.
Namun, apa yang sebenarnya terjadi dengan Charles Holland Taylor masih menjadi misteri. Apakah ia benar-benar dipecat dari posisinya sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Internasional Ketua Umum PBNU? Atau apakah informasi yang dikemukakan oleh Rais Aam PBNU hanya spekulasi?
Menurut informasi yang diterima Tirto.id, Charles Holland Taylor dipecat dari posisinya sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Internasional Ketua Umum PBNU. Pemecatan ini tertuang dalam Surat Edaran No. 4780/PB.23/A.II.10.71/99/11/2025.
Namun, tidak ada kepastian apakah Charles Holland Taylor benar-benar dipecat atau tidak. Berdasarkan informasi yang diterima Tirto.id, Katib Aam PBNU, Ahmad Said Asrori, mengakui bahwa tidak ada pemecatan Charles Holland Taylor. Ia menyatakan bahwa Rais Aam tidak pernah memecat orang.
Meskipun demikian, status pemecatan Charles Holland Taylor masih menjadi tanda tanya besar di kalangan para pengikut NU. Banyak yang berdebat tentang keaslian informasi yang dikemukakan oleh Rais Aam PBNU.
Sementara itu, sejarah Charles Holland Taylor sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Internasional Ketua Umum PBNU sangat menarik perhatian. Ia memiliki landasan pemikiran reformis dan kerap menyampaikan dan mempertahankan pemikiran Islam dengan landasan progresif dan toleran.
Di tahun 2003, Charles Holland Taylor mendirikan LibForAll bersama mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Organisinya menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mencanangkan strategi untuk menghadapi ekstremisme skala internasional.
Pada 2014, ia juga membangun organisasi Bayt Ar-Rahmah bersama KH. A. Mustofa Bisri dan Gus Yahya. Ia mengupayakan reformasi ortodoksi Islam yang telah usang melalui organisasi tersebut.
Sejak saat itu, Holland Taylor resmi menjadi Utusan untuk Perserikatan, Bangsa-Bangsa, Amerika, dan Eropa untuk Gerakan Pemuda Ansor. Ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri Center for Shared Civilizational Values (CSCV), organisasi yang berdiri pada 2021.
Namun, apa yang sebenarnya terjadi dengan Charles Holland Taylor masih menjadi misteri. Apakah ia benar-benar dipecat dari posisinya sebagai Penasihat Khusus untuk Urusan Internasional Ketua Umum PBNU? Atau apakah informasi yang dikemukakan oleh Rais Aam PBNU hanya spekulasi?