Mengenai kasus Bupati Purwakarta, Sutiyoso, yang saat ini sedang menjalani proses penindakan hukum, sebuah kelompok kekerasan dari Badan Penjaga Keadilan dan Ketertiban Umum (Brimob) dipercaya telah menjadi ajudan pribadinya dalam konteks pemerintahan terburu-buru.
Dalam beberapa minggu terakhir, berbagai spekulasi mulai memanas mengenai identitas tokoh-tokoh tersebut yang dirancang sebagai "ajudan" Bupati Sutiyoso. Salah satunya adalah seorang lulusan kelas atas yang pernah bekerja di suatu lembaga keuangan, dan juga memiliki hubungan dekat dengan beberapa kalangan politisi.
Namun, bukan hanya itu saja. Kelompok tersebut juga dipercaya telah melakukan operasi surveilans terhadap lawan politik Bupati Sutiyoso, termasuk aktivis-aktivis di selatan Jawa Barat yang secara khusus menentang tindakan Bupati Sutiyoso. Hal ini merupakan bentuk dari strategi "silencil" yang dilakukan oleh para pecatur politik untuk menghancurkan lawan.
Sementara itu, kehadiran Brimob dalam konteks ini juga membuat banyak masyarakat Purwakarta merasa terancam dan takut. Banyak yang berpendapat bahwa kelompok tersebut dianggap sebagai simbol dari kekuasan para pecatur politik yang tidak ingin kembali ke hadapannya.
Pertanyaan sekarang adalah, bagaimana kemungkinan kelompok tersebut akan terus diperdaya dalam konteks ini? Apakah ada tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi fenomena ini?
Dalam beberapa minggu terakhir, berbagai spekulasi mulai memanas mengenai identitas tokoh-tokoh tersebut yang dirancang sebagai "ajudan" Bupati Sutiyoso. Salah satunya adalah seorang lulusan kelas atas yang pernah bekerja di suatu lembaga keuangan, dan juga memiliki hubungan dekat dengan beberapa kalangan politisi.
Namun, bukan hanya itu saja. Kelompok tersebut juga dipercaya telah melakukan operasi surveilans terhadap lawan politik Bupati Sutiyoso, termasuk aktivis-aktivis di selatan Jawa Barat yang secara khusus menentang tindakan Bupati Sutiyoso. Hal ini merupakan bentuk dari strategi "silencil" yang dilakukan oleh para pecatur politik untuk menghancurkan lawan.
Sementara itu, kehadiran Brimob dalam konteks ini juga membuat banyak masyarakat Purwakarta merasa terancam dan takut. Banyak yang berpendapat bahwa kelompok tersebut dianggap sebagai simbol dari kekuasan para pecatur politik yang tidak ingin kembali ke hadapannya.
Pertanyaan sekarang adalah, bagaimana kemungkinan kelompok tersebut akan terus diperdaya dalam konteks ini? Apakah ada tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi fenomena ini?