Setop Impor Solar, Pemerintah Terapkan Mandatori B50 di 2026

Pemerintah Indonesia, dalam upaya meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi ketergantungan pada impor solar, telah memutuskan untuk menerapkan standar minimum (bahan bakar fosil atau non-bakar) sebesar 50% (B50) di masa depan.

Menurut sumber di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), keputusan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan penggunaan energi dalam negeri. "Dengan menerapkan B50, kita dapat meningkatkan konversi energi dari sumber daya alam yang ada di Indonesia, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada impor solar dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi," kata salah satu sumber.

Mengenai rincian implementasi B50, ESDM telah menetapkan target untuk meningkatkan konversi energi di berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur, pembangkit listrik, dan transportasi. "Kita akan bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk memastikan bahwa implementasi B50 dapat dilakukan secara efektif dan efisien," kata pejabat yang tidak ingin diidentifikasi.

Namun, perubahan ini juga dikenal pasti akan memberikan dampak pada industri solar, salah satu sektor yang paling aktif berkembang di Indonesia. "Mengenai implementasi B50, kita masih akan terus monitor dan evaluasi dampaknya terhadap industri solar," kata wakil direktur asosiasi solar, Yth. Ari H. Santoso.
 
Saya ragu-ragu banget dengan keputusan ini... kalau kita mulai menggunakan lebih banyak bahan bakar fosil, itu berarti kita juga akan meningkatkan polusi udara dan lingkungan... tapi kita juga harus mengakui bahwa kita masih sangat tergantung pada impor energi dan belum memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi kita sendiri. Mungkin kita perlu mencari solusi yang lebih optimal, seperti meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan mengembangkan teknologi renewable energy... tapi sayangnya, pemerintah masih belum menetapkan target yang jelas untuk mencapai keseluruhan energi dari sumber daya alam.
 
Saya penasaran dengan keputusan ini, apakah benar-benar bermanfaat untuk kita? Saya masih ragu-ragu tentang implementasi B50 ini. Mungkin jangka panjangnya akan baik, tapi saya masih khawatir dampaknya pada industri solar yang sangat berpotensi di Indonesia 🤔💡
 
Kita harus siap dengan perubahan ini, sebenarnya itu bukan hal yang berantakan. Jika dianggap dari perspektif efisiensi energi, itu jadi langkah yang tepat. Tapi, kita juga harus mempertimbangkan dampaknya pada industri solar, ya... itu sektor yang serius bisa dipengaruhi. Kita harus lihat bagaimana mereka akan menyesuaikan diri dengan standar baru ini. Semoga mereka bisa berkembang lagi dari situasi ini 😊
 
paham strategi ini tapi gampang terjadi kesalahan logika, apabila pemerintah inginkan meningkatkan efisiensi energi sebenarnya harus menghemat penggunaan energi bukannya meningkatkan konversi energi. apa yang diinginkan adalah efisiensi penggunaan energi yang lebih baik bukan meningkatkan konversi energi 🤔
 
Moga pemerintah bisa memastikan bahwa perubahan ini tidak akan memaksakan biaya yang berat pada masyarakat rakyat, terutama di daerah-daerah yang sumber energinya sudah begitu terbatas. Banyak waduh tentang harga listrik yang naik karena ini, tapi aku harap bisa diterima dengan adanya kebijakan ini 🤞🌞
 
kembali
Top