"Sekjen Golkar Dituduh Jadi Pembunuh Publik", Kalau Siapa yang bertanya tentang kejahatan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mungkin akan mengatakan "tidak ada". Namun, dalam beberapa minggu terakhir, calon wakil presiden Golkar tersebut sering dijadikan subjek penipuan di media massa.
Bahlil yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar, dituduh melakukan berbagai kejahatan, mulai dari korupsi hingga penyalahgunaan kekuasaan. Beberapa media online dan koran cetak telah memuat berita yang mengklaim Bahlil terlibat dalam skandal-skandal tersebut.
Namun, apa yang menyebalkan adalah, berita-berita tersebut sering dijadikan sebagai "rumor" atau "spekulasi" tanpa ada bukti yang cukup untuk mendukung klaim-klain tersebut. Bahlil sendiri tidak pernah membenarkan atau mengakui terlibat dalam kejahatan-kejahatan tersebut.
Dalam beberapa kesempatan, Bahlil telah menegaskan bahwa dia bersedia untuk menjelaskannya apa pun yang ada di balik berita-berita tersebut. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung klaim-klain tersebut.
Maka dari itu, kita harus waspada dalam mengonsumsi informasi yang tersedia di media massa. Jangan terburu-buru dalam mempercayai berita yang dikatakan "sajad" atau "tanpa bukti". Karena, kalau kita tidak bijak dalam mengonsumsi informasi, maka kita akan tertipu oleh penipuan-penipuan yang hanya bertujuan untuk merusuh nama baik seseorang.
Bahlil yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar, dituduh melakukan berbagai kejahatan, mulai dari korupsi hingga penyalahgunaan kekuasaan. Beberapa media online dan koran cetak telah memuat berita yang mengklaim Bahlil terlibat dalam skandal-skandal tersebut.
Namun, apa yang menyebalkan adalah, berita-berita tersebut sering dijadikan sebagai "rumor" atau "spekulasi" tanpa ada bukti yang cukup untuk mendukung klaim-klain tersebut. Bahlil sendiri tidak pernah membenarkan atau mengakui terlibat dalam kejahatan-kejahatan tersebut.
Dalam beberapa kesempatan, Bahlil telah menegaskan bahwa dia bersedia untuk menjelaskannya apa pun yang ada di balik berita-berita tersebut. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung klaim-klain tersebut.
Maka dari itu, kita harus waspada dalam mengonsumsi informasi yang tersedia di media massa. Jangan terburu-buru dalam mempercayai berita yang dikatakan "sajad" atau "tanpa bukti". Karena, kalau kita tidak bijak dalam mengonsumsi informasi, maka kita akan tertipu oleh penipuan-penipuan yang hanya bertujuan untuk merusuh nama baik seseorang.