Berapa Lama Kamu Akan Hidup di Dunia? Ini Dia Caranya!
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah membuatnya lebih mudah untuk memperkirakan berapa lama seseorang akan hidup di dunia. Ya, kamu bisa mengetahuinya melalui tes darah. Ada beberapa biomarker penting yang dapat memberi gambaran seberapa cepat sel-sel kamu menua, seberapa sehat pembuluh darah kamu, dan seberapa kuat metabolisme kamu.
Dr. Vassily Eliopoulos, ahli longevity lulusan Cornell University dan Co-Founder Longevity Health, memaparkan lima biomarker utama yang dapat memprediksi umur panjang sekaligus kualitas kesehatan. Biomarker ini tidak hanya memprediksi berapa lama kamu akan hidup, tapi juga seberapa sehat kamu menjalaninya.
Berikut adalah lima biomarker yang dimaksud tersebut:
1. **ApoB (Apolipoprotein B)**: Marker terpenting untuk menilai risiko penyakit kardiovaskular. Kadar ApoB yang tinggi menunjukkan banyaknya partikel penyebab plak pada pembuluh darah, yang berarti kualitas hidup bisa lebih pendek. Dr. Vass menyarankan kadar ApoB dijaga di bawah 80 mg/dL untuk kesehatan jangka panjang yang lebih baik.
2. **High-sensitivity CRP (hs-CRP)**: Tes ini mengukur inflamasi diam-diam dalam tubuh, yang menjadi akar dari penuaan, penyakit jantung, Alzheimer, dan banyak kondisi lain. Kadar ideal sebaiknya berada di bawah 1.0 mg/L. CRP, bersama ApoB, membantu memantau tingkat peradangan atau kerusakan pada pembuluh darah.
3. **VO₂ Max**: Biomarker ini menggambarkan kemampuan tubuh menggunakan oksigen secara efisien dan dikenal sebagai salah satu prediktor paling kuat terhadap risiko kematian dari segala penyebab. Menurut Dr. Vass, semakin tinggi VO₂ Max, semakin panjang usia, semakin baik kesehatan otak, dan semakin kuat metabolisme kamu.
Dengan memperhatikan biomarker-biomarker ini, kamu bisa mendapatkan gambaran seberapa cepat sel-sel kamu menua, seberapa sehat pembuluh darah kamu, dan seberapa kuat metabolisme kamu. Namun, perlu diingat bahwa biomarker hanya satu aspek dalam memprediksi umur panjang dan kualitas hidup.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah membuatnya lebih mudah untuk memperkirakan berapa lama seseorang akan hidup di dunia. Ya, kamu bisa mengetahuinya melalui tes darah. Ada beberapa biomarker penting yang dapat memberi gambaran seberapa cepat sel-sel kamu menua, seberapa sehat pembuluh darah kamu, dan seberapa kuat metabolisme kamu.
Dr. Vassily Eliopoulos, ahli longevity lulusan Cornell University dan Co-Founder Longevity Health, memaparkan lima biomarker utama yang dapat memprediksi umur panjang sekaligus kualitas kesehatan. Biomarker ini tidak hanya memprediksi berapa lama kamu akan hidup, tapi juga seberapa sehat kamu menjalaninya.
Berikut adalah lima biomarker yang dimaksud tersebut:
1. **ApoB (Apolipoprotein B)**: Marker terpenting untuk menilai risiko penyakit kardiovaskular. Kadar ApoB yang tinggi menunjukkan banyaknya partikel penyebab plak pada pembuluh darah, yang berarti kualitas hidup bisa lebih pendek. Dr. Vass menyarankan kadar ApoB dijaga di bawah 80 mg/dL untuk kesehatan jangka panjang yang lebih baik.
2. **High-sensitivity CRP (hs-CRP)**: Tes ini mengukur inflamasi diam-diam dalam tubuh, yang menjadi akar dari penuaan, penyakit jantung, Alzheimer, dan banyak kondisi lain. Kadar ideal sebaiknya berada di bawah 1.0 mg/L. CRP, bersama ApoB, membantu memantau tingkat peradangan atau kerusakan pada pembuluh darah.
3. **VO₂ Max**: Biomarker ini menggambarkan kemampuan tubuh menggunakan oksigen secara efisien dan dikenal sebagai salah satu prediktor paling kuat terhadap risiko kematian dari segala penyebab. Menurut Dr. Vass, semakin tinggi VO₂ Max, semakin panjang usia, semakin baik kesehatan otak, dan semakin kuat metabolisme kamu.
Dengan memperhatikan biomarker-biomarker ini, kamu bisa mendapatkan gambaran seberapa cepat sel-sel kamu menua, seberapa sehat pembuluh darah kamu, dan seberapa kuat metabolisme kamu. Namun, perlu diingat bahwa biomarker hanya satu aspek dalam memprediksi umur panjang dan kualitas hidup.