Tsuhali di Jepang, Siapa Saja yang Terkena?
Gempa bumi dan tsuahali di Jepang seringkali menjadi topik perhatian banyak orang. Tsuahali adalah kejadian alam yang tidak terduga dan sangat berbahaya, yang bisa menyebabkan kerusakan parah dan bahkan korban jiwa.
Gempa Terbaru
Gempa terbaru di Jepang terjadi pada Senin malam (8/12) dengan magnitudo 7,6. Getaran gempa dirasakan di kota Hachinohe di Prefektur Aomori dengan skala intensitas 6 dari skala 7. Gempa ini menyebabkan sejumlah kaca bangunan rusak dan sebagian besar furnitur berat runtuh.
Badan Meteorologi Jepang mengamati lebih dari 10 kali gempa susulan dengan skala yang lebih kecil setelah gempa utama. Gempa dan tsunami tersebut menambah daftar panjang bencana yang terjadi di Jepang.
Sejarah Tsuahali
Jepang termasuk salah satu negara di dunia yang kerap dilanda tsuahali. Menurut laman Fact and Details, 22 persen dari 800 tsunami yang terjadi di Pasifik pada abad terakhir terjadi di lepas pantai Jepang.
Gempa bumi besar yang berpusat di bawah permukaan laut adalah salah satu pemicu terjadinya tsuahali. Tsuahali kerap kali membawa pasir, kerang, dan bahkan batu-batu besar ke daratan dari laut, mengendap di tanah saat surut.
Tsunami Terbesar
Tsunami terbesar yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir terjadi pada tahun 2011. Tsunami 2011 di Jepang tercatat setinggi 55,88 meter. Tsunami ini dipicu oleh gempa berkekuatan Magnitudo 9,1.
Episentrum gempa terletak di 130 kilometer di sebelah timur Sendai, Honshu. Gempa dan tsunami itu terjadi pada hari yang sama, yakni tanggal 11 Maret 2011. Akibatnya, 18.431 orang dilaporkan meninggal akibat gempa dan tsunami.
Kenapa Jepang Sering Tsunami?
Jepang terletak di kawasan Lingkaran Api Pasifik yang menjadi pertemuan lempeng tektonik yang terus bergerak dan berinteraksi satu sama lain. Negara tersebut menjadi titik pertemuan Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Samudera Pasifik yang masih aktif.
Setidaknya ada empat lempeng utama aktif yang terletak di Jepang, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Amerika Utara. Gerakan lempeng ini menyebabkan ketegangan dan tekanan yang, ketika dilepaskan, akan menghasilkan gempa bumi.
Lokasi geografis tersebut menyebabkan seringnya gempa bumi di Jepang. Tak hanya itu, banyaknya lempang utama di Jepang juga menciptakan keberadaan banyak gunung berapi serta sumber air panas. Gempa bumi yang terjadi di bawah atau dekat laut dapat memicu tsunami di Jepang.
Skenario Gempa dan Tsunami
Badan Meteorologi Jepang (JMA) menggunakan skala intensitas seismik bernama Skala Shindo untuk menggambarkan gempa bumi. Shindo mengacu pada intensitas gempa bumi di lokasi tertentu yang mengukur getaran sebenarnya dirasakan orang di lokasi tertentu.
Sementara itu, skala magnitudo mengukur energi yang dilepaskan gempa bumi di episentrum. Skala Shindo berkisar dari Shindo 1-7. Shindo 1 menunjukkan gempa bumi ringan yang hanya dirasakan oleh orang-orang yang tidak bergerak.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa Jepang sering terkena tsunami dan gempa bumi karena lokasi geografisnya yang sangat strategis.
Gempa bumi dan tsuahali di Jepang seringkali menjadi topik perhatian banyak orang. Tsuahali adalah kejadian alam yang tidak terduga dan sangat berbahaya, yang bisa menyebabkan kerusakan parah dan bahkan korban jiwa.
Gempa Terbaru
Gempa terbaru di Jepang terjadi pada Senin malam (8/12) dengan magnitudo 7,6. Getaran gempa dirasakan di kota Hachinohe di Prefektur Aomori dengan skala intensitas 6 dari skala 7. Gempa ini menyebabkan sejumlah kaca bangunan rusak dan sebagian besar furnitur berat runtuh.
Badan Meteorologi Jepang mengamati lebih dari 10 kali gempa susulan dengan skala yang lebih kecil setelah gempa utama. Gempa dan tsunami tersebut menambah daftar panjang bencana yang terjadi di Jepang.
Sejarah Tsuahali
Jepang termasuk salah satu negara di dunia yang kerap dilanda tsuahali. Menurut laman Fact and Details, 22 persen dari 800 tsunami yang terjadi di Pasifik pada abad terakhir terjadi di lepas pantai Jepang.
Gempa bumi besar yang berpusat di bawah permukaan laut adalah salah satu pemicu terjadinya tsuahali. Tsuahali kerap kali membawa pasir, kerang, dan bahkan batu-batu besar ke daratan dari laut, mengendap di tanah saat surut.
Tsunami Terbesar
Tsunami terbesar yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir terjadi pada tahun 2011. Tsunami 2011 di Jepang tercatat setinggi 55,88 meter. Tsunami ini dipicu oleh gempa berkekuatan Magnitudo 9,1.
Episentrum gempa terletak di 130 kilometer di sebelah timur Sendai, Honshu. Gempa dan tsunami itu terjadi pada hari yang sama, yakni tanggal 11 Maret 2011. Akibatnya, 18.431 orang dilaporkan meninggal akibat gempa dan tsunami.
Kenapa Jepang Sering Tsunami?
Jepang terletak di kawasan Lingkaran Api Pasifik yang menjadi pertemuan lempeng tektonik yang terus bergerak dan berinteraksi satu sama lain. Negara tersebut menjadi titik pertemuan Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Samudera Pasifik yang masih aktif.
Setidaknya ada empat lempeng utama aktif yang terletak di Jepang, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Filipina, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Amerika Utara. Gerakan lempeng ini menyebabkan ketegangan dan tekanan yang, ketika dilepaskan, akan menghasilkan gempa bumi.
Lokasi geografis tersebut menyebabkan seringnya gempa bumi di Jepang. Tak hanya itu, banyaknya lempang utama di Jepang juga menciptakan keberadaan banyak gunung berapi serta sumber air panas. Gempa bumi yang terjadi di bawah atau dekat laut dapat memicu tsunami di Jepang.
Skenario Gempa dan Tsunami
Badan Meteorologi Jepang (JMA) menggunakan skala intensitas seismik bernama Skala Shindo untuk menggambarkan gempa bumi. Shindo mengacu pada intensitas gempa bumi di lokasi tertentu yang mengukur getaran sebenarnya dirasakan orang di lokasi tertentu.
Sementara itu, skala magnitudo mengukur energi yang dilepaskan gempa bumi di episentrum. Skala Shindo berkisar dari Shindo 1-7. Shindo 1 menunjukkan gempa bumi ringan yang hanya dirasakan oleh orang-orang yang tidak bergerak.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa Jepang sering terkena tsunami dan gempa bumi karena lokasi geografisnya yang sangat strategis.