Perjuangan para guru berlangsung sejak abad ke-19, ketika organisasi Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) didirikan pada 1912. Seluruh elemen pengajar masuk dalam organisasi ini, mulai dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Namun, berkembangnya organisasi PGHB memicu kemunculan organisasi-organisasi baru, macam Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB).
Terdapat pula organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan, atau lainnya, macam Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootchap (NIOG), yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan. Tahun 1932, sebanyak 32 Organisasi guru yang berbeda latar belakungnya memutuskan untuk bersatu dan mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Pada 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka. Setelah itu, tanggal 23-25 November diadakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Pertanyaan yang sering muncul adalah "kenapa hari guru tanggal 25 November", dan jawabannya dapat ditemukan pada sejarah kongres tersebut.
Pada hari terakhir kongres tercetuslah kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hingga saat ini, tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional setiap tahunnya. Sejarah Hari Guru Nasional lekat dengan kisah perjuangan Ki Hajar Dewantara melalui jalan pendidikan bersama Taman Siswa yang didirikannya. Maka tak heran jika pahlawan nasional asal Yogyakarta itu dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional.
Hari Guru Sedunia pertama kali diselenggarakan pada 5 Oktober 1994 oleh UNESCO. Penetapan ini bertujuan memberikan pengakuan global terhadap peran penting para pendidik. Momentum tersebut kemudian menjadi agenda tahunan di berbagai negara. Di Indonesia, peringatan Hari Guru Nasional jatuh pada 25 November, yang sering dikenal dengan 25 November hari guru.
Kedua peringatan tersebut memiliki cakupan yang berbeda, namun esensinya serupa. Hari Guru Sedunia bersifat internasional, sedangkan Hari Guru Nasional fokus pada konteks nasional. Keduanya hadir sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi guru dalam memajukan pendidikan.
Terdapat pula organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan, atau lainnya, macam Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootchap (NIOG), yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan. Tahun 1932, sebanyak 32 Organisasi guru yang berbeda latar belakungnya memutuskan untuk bersatu dan mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Pada 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka. Setelah itu, tanggal 23-25 November diadakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Pertanyaan yang sering muncul adalah "kenapa hari guru tanggal 25 November", dan jawabannya dapat ditemukan pada sejarah kongres tersebut.
Pada hari terakhir kongres tercetuslah kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hingga saat ini, tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional setiap tahunnya. Sejarah Hari Guru Nasional lekat dengan kisah perjuangan Ki Hajar Dewantara melalui jalan pendidikan bersama Taman Siswa yang didirikannya. Maka tak heran jika pahlawan nasional asal Yogyakarta itu dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional.
Hari Guru Sedunia pertama kali diselenggarakan pada 5 Oktober 1994 oleh UNESCO. Penetapan ini bertujuan memberikan pengakuan global terhadap peran penting para pendidik. Momentum tersebut kemudian menjadi agenda tahunan di berbagai negara. Di Indonesia, peringatan Hari Guru Nasional jatuh pada 25 November, yang sering dikenal dengan 25 November hari guru.
Kedua peringatan tersebut memiliki cakupan yang berbeda, namun esensinya serupa. Hari Guru Sedunia bersifat internasional, sedangkan Hari Guru Nasional fokus pada konteks nasional. Keduanya hadir sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi guru dalam memajukan pendidikan.