Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menghentikan produksi uang koin sen karena biayanya lebih tinggi daripada nilai intrinsiknya. Presiden Donald Trump mengetahuinya, dan itu diumumkan secara resmi oleh departemen keuangan AS.
Uang koin sen (penny) adalah simbol moneter Amerika yang terbentuk sejak tahun 1793. Tahun itu, penny pertama kali diperkenalkan dan awalnya terbuat dari tembaga murni. Namun, setelah Perang Dunia II, AS mengubah materialnya menjadi seng bersalut tembaga, kemudian pada tahun 1982, resmi menggunakan 97,5% zinc dan 2,5% tembaga.
Uang koin sen ini awalnya memiliki nilai sebesar satu sent (1/100 dari dolar), tetapi semakin lama keberlangsungannya, nilai uang tunai semakin terjauhi. Hal itu disebabkan inflasi yang tinggi dan kekurangan efisiensi produksi uang koin.
Saat ini, AS menghasilkan sekitar 2,5 miliar penny setiap tahunnya. Meski begitu, biaya produksi uang koin sen semakin meningkat karena harga bahan bakarnya yang terus meningkat. Oleh karena itu, pemerintah Amerika tidak ingin lagi memproduksinya.
Saat ini, hanya sekitar 16% masyarakat AS menggunakan uang tunai dalam transaksi. Sementara itu, metode pembayaran digital (seperti kartu kredit dan debit) telah menjadi pilihan utama masyarakat AS.
Uang koin sen (penny) adalah simbol moneter Amerika yang terbentuk sejak tahun 1793. Tahun itu, penny pertama kali diperkenalkan dan awalnya terbuat dari tembaga murni. Namun, setelah Perang Dunia II, AS mengubah materialnya menjadi seng bersalut tembaga, kemudian pada tahun 1982, resmi menggunakan 97,5% zinc dan 2,5% tembaga.
Uang koin sen ini awalnya memiliki nilai sebesar satu sent (1/100 dari dolar), tetapi semakin lama keberlangsungannya, nilai uang tunai semakin terjauhi. Hal itu disebabkan inflasi yang tinggi dan kekurangan efisiensi produksi uang koin.
Saat ini, AS menghasilkan sekitar 2,5 miliar penny setiap tahunnya. Meski begitu, biaya produksi uang koin sen semakin meningkat karena harga bahan bakarnya yang terus meningkat. Oleh karena itu, pemerintah Amerika tidak ingin lagi memproduksinya.
Saat ini, hanya sekitar 16% masyarakat AS menggunakan uang tunai dalam transaksi. Sementara itu, metode pembayaran digital (seperti kartu kredit dan debit) telah menjadi pilihan utama masyarakat AS.