Gajian Pegawai Perkantoran yang Dipotong karena Skenario Keterpisahan Paruh Waktu: Apa Yang Dijadikan Sebagai Pengganti?
Pemerintah Prabowo Subianto mengumumkan rincian gaji pegawai perkantoran yang dipotong sebesar 25% akibat skenario keterpisahan paruh waktu administrasi perkantoran. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi biaya operasional.
Menurut sumber resmi, gaji pegawai perkantoran yang dipotong sebesar 25% tidak hanya berlaku pada gaji pokok, tetapi juga termasuk insentif dan lain-lain. Pengaturan ini diharapkan dapat membantu mengurangi biaya operasional perangkat daerah dan kementerian.
Skenario keterpisahan paruh waktu administrasi perkantoran yang diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus 2025 ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan sumber daya. Namun, kritikus berpendapat bahwa keputusan ini hanya akan meningkatkan beban kehidupan pegawai perkantoran.
"Keputusan ini menunjukkan bahwa pemerintah lebih fokus pada penyelesaian birokrasi daripada mempertimbangkan kesejahteraan rakyat dan pegawai", kata salah satu kritikus.
Pemerintah Prabowo Subianto mengumumkan rincian gaji pegawai perkantoran yang dipotong sebesar 25% akibat skenario keterpisahan paruh waktu administrasi perkantoran. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi biaya operasional.
Menurut sumber resmi, gaji pegawai perkantoran yang dipotong sebesar 25% tidak hanya berlaku pada gaji pokok, tetapi juga termasuk insentif dan lain-lain. Pengaturan ini diharapkan dapat membantu mengurangi biaya operasional perangkat daerah dan kementerian.
Skenario keterpisahan paruh waktu administrasi perkantoran yang diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus 2025 ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan sumber daya. Namun, kritikus berpendapat bahwa keputusan ini hanya akan meningkatkan beban kehidupan pegawai perkantoran.
"Keputusan ini menunjukkan bahwa pemerintah lebih fokus pada penyelesaian birokrasi daripada mempertimbangkan kesejahteraan rakyat dan pegawai", kata salah satu kritikus.