Pidie Jaya, Aceh. Bencana banjir yang melanda kabupaten ini ternyata menyebabkan gajah sumatera mati. Menurut warga Desa Meunasah Lhok, kejadian ini tidak pernah terduga.
Karena lokasi penemuan satwa itu terisolasi akibat banjir bandang dari luapan Sungai Meureudu, hingga harus berjalan kaki sekitar dua jam untuk mencapainya. Di sana, bangkai gajah ditemukan di dalam tumpukan kayu hutan dan lumpur yang terbawa banjir.
Satwa ini terbenam ke dalam lumpur yang mengalir bersamaan dengan terjadi banjir sehingga badannya terkubur dan hanya kepala bagian atasnya masih muncul ke permukaan.
"Saya tidak pernah melihat gajah, apalagi di desa ini, karena sebelumnya gajah biasanya hidup di hutan. Tapi sekarang kami lihat gajah mati. Karena itu kami sedih," kata warga Desa Meunasah Lhok, Muhammad Yunus.
Dari pengamatan Muhammad, dia mengetahui bahwa bangkai gajah ini kemungkinan ditemukan dari hutan bagian hulu sungai yang terkena banjir. Warga juga mengatakan bahwa kayu-kayu yang banyak di desa mereka sebenarnya terbawa bersamaan dengan air banjir sehingga menimbulkan kerusakan parah.
Diketahui, kerusakan ini meliputi perumahan warga, fasilitas umum, sekolah, dan rumah ibadat di Pidie Jaya.
Karena lokasi penemuan satwa itu terisolasi akibat banjir bandang dari luapan Sungai Meureudu, hingga harus berjalan kaki sekitar dua jam untuk mencapainya. Di sana, bangkai gajah ditemukan di dalam tumpukan kayu hutan dan lumpur yang terbawa banjir.
Satwa ini terbenam ke dalam lumpur yang mengalir bersamaan dengan terjadi banjir sehingga badannya terkubur dan hanya kepala bagian atasnya masih muncul ke permukaan.
"Saya tidak pernah melihat gajah, apalagi di desa ini, karena sebelumnya gajah biasanya hidup di hutan. Tapi sekarang kami lihat gajah mati. Karena itu kami sedih," kata warga Desa Meunasah Lhok, Muhammad Yunus.
Dari pengamatan Muhammad, dia mengetahui bahwa bangkai gajah ini kemungkinan ditemukan dari hutan bagian hulu sungai yang terkena banjir. Warga juga mengatakan bahwa kayu-kayu yang banyak di desa mereka sebenarnya terbawa bersamaan dengan air banjir sehingga menimbulkan kerusakan parah.
Diketahui, kerusakan ini meliputi perumahan warga, fasilitas umum, sekolah, dan rumah ibadat di Pidie Jaya.