Kepemimpinan Arif Satria yang baru telah menghadapi banyak tantangan dalam menjalankan lembaga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sejak dilantik sebagai kepala BRIN, Arif harus mengatasi masalah internal yang memang sudah ada sebelumnya. Persoalan aspek politik dalam lembaga ini telah menjadi sorotan bagi banyak orang. Muncul pertanyaan apakah kemampuan Arif untuk memimpin BRIN benar-benar bisa diuji dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Menurut Koordinator Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), penggantian kepala BRIN harus dilihat dari beberapa perspektif. Pertama, bagaimana kemampuan Arif untuk mengubah dan merekonstruksi lembaga ini secara keseluruhan. Kedua, apakah dia bisa menghilangkan aspek-aspek politik dalam BRIN yang telah membuat lembaga ini menjadi kontroversial.
Arif Satria sendiri menyatakan bahwa dia akan membawa pendekatan yang berbeda dalam menjalankan BRIN. Dia ingin mengembalikan arah dari riset yang lebih sentralistik menuju desentralistik. Alih-alih mengejar konflik kepentingan, dia berharap citra BRIN menjadi lebih baik dengan hal-hal berbau riset.
Selain itu, Arif juga menekankan pentingnya perbaikan struktur kelembagaan di BRIN. Dia ingin memastikan bahwa lembaga ini memiliki Dewan Penasehat yang lebih efektif dan berisi tokoh-tokoh penting dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan tokoh politik.
Menurut Koordinator Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), penggantian kepala BRIN harus dilihat dari beberapa perspektif. Pertama, bagaimana kemampuan Arif untuk mengubah dan merekonstruksi lembaga ini secara keseluruhan. Kedua, apakah dia bisa menghilangkan aspek-aspek politik dalam BRIN yang telah membuat lembaga ini menjadi kontroversial.
Arif Satria sendiri menyatakan bahwa dia akan membawa pendekatan yang berbeda dalam menjalankan BRIN. Dia ingin mengembalikan arah dari riset yang lebih sentralistik menuju desentralistik. Alih-alih mengejar konflik kepentingan, dia berharap citra BRIN menjadi lebih baik dengan hal-hal berbau riset.
Selain itu, Arif juga menekankan pentingnya perbaikan struktur kelembagaan di BRIN. Dia ingin memastikan bahwa lembaga ini memiliki Dewan Penasehat yang lebih efektif dan berisi tokoh-tokoh penting dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan tokoh politik.