Prabowo Gibran Rakyat, Mencari Kemandirian di Lapangan Pangan
Hari ini telah mencapai satu tahun sejak Presiden Joko Widodo digantikan oleh Prabowo Subianto sebagai kepala negara Republik Indonesia. Pada periode transisi yang meliputi bulan Juni hingga Juli 2023, Prabowo mengumumkan visi untuk mewujudkan pangan swasembada di tanah airnya.
Namun, dalam pelaksanaannya, masih banyak aspek pangan yang terus menjauh dari jangkauan pendekatan ini. Berdasarkan laporan terkini dari Kementerian Pertanian dan perusahaan swasta, produksi bahan bakar komoditas utama seperti minyak sawit dan biji-bijian masih belum mencapai titik tertinggi pada masa pemerintahan Joko Widodo.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), produksi minyak sawit Indonesia yang mencapai 18,7 juta ton pada tahun 2022. Namun, ini masih di bawah target pendekatan Prabowo, yaitu mencapai 25 juta ton pada tahun 2025. Selain itu, produksi biji-bijian seperti gandum dan jagung juga belum mencapai angka yang diinginkan.
Selain itu, perencanaan pembangunan infrastruktur untuk mendukung produksi komoditas ini masih dalam tahap awal. Pembangunan jaringan irigasi dan pengembangan teknologi pertanian masih memiliki banyak tantangan yang harus diatasi, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Dalam rangka menghadapi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, pemerintah Prabowo Gibran Rakyat sangat memerlukan strategi yang efektif untuk mencapai visi swasembada pangan. Namun, masih banyak aspek yang belum terjelajahi dan perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk menilai kinerja implementasi visi ini.
Hari ini telah mencapai satu tahun sejak Presiden Joko Widodo digantikan oleh Prabowo Subianto sebagai kepala negara Republik Indonesia. Pada periode transisi yang meliputi bulan Juni hingga Juli 2023, Prabowo mengumumkan visi untuk mewujudkan pangan swasembada di tanah airnya.
Namun, dalam pelaksanaannya, masih banyak aspek pangan yang terus menjauh dari jangkauan pendekatan ini. Berdasarkan laporan terkini dari Kementerian Pertanian dan perusahaan swasta, produksi bahan bakar komoditas utama seperti minyak sawit dan biji-bijian masih belum mencapai titik tertinggi pada masa pemerintahan Joko Widodo.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), produksi minyak sawit Indonesia yang mencapai 18,7 juta ton pada tahun 2022. Namun, ini masih di bawah target pendekatan Prabowo, yaitu mencapai 25 juta ton pada tahun 2025. Selain itu, produksi biji-bijian seperti gandum dan jagung juga belum mencapai angka yang diinginkan.
Selain itu, perencanaan pembangunan infrastruktur untuk mendukung produksi komoditas ini masih dalam tahap awal. Pembangunan jaringan irigasi dan pengembangan teknologi pertanian masih memiliki banyak tantangan yang harus diatasi, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi penggunaan air.
Dalam rangka menghadapi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat, pemerintah Prabowo Gibran Rakyat sangat memerlukan strategi yang efektif untuk mencapai visi swasembada pangan. Namun, masih banyak aspek yang belum terjelajahi dan perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk menilai kinerja implementasi visi ini.