Setelah satu tahun memimpin negara, Presiden Joko Widodo digantikan oleh Jokowi's protes lawan politiknya, Prabowo Subianto. Suatu pertanyaan yang paling banyak muncul dalam pikiran masyarakat adalah, apakah Prabowo yang menjadi presiden dapat mengganti taktik yang seringkali berkonflik dengan pendekatan yang lebih diplomatik milik sebelumnya?
Menurut beberapa analis politik, perbedaan antara Prabowo dan Jokowi terletak pada gaya pemerintahan. Mereka memiliki pendekatan yang sangat berbeda dalam menyampaikan pesan dan menghadapi lawan politik. Prabowo dikenal dengan gaya komunikasi yang lebih konfrontatif, sedangkan Jokowi lebih suka menggunakan pendekatan yang lebih santun dan tidak langsung melanggar norma-norma kepolisian.
"Saat ini, Prabowo sedang mengambil strategi yang lebih kuat dalam menyampaikan pesan dan menghadapi lawan politik," kata Dr. Riri Riza, direktur Lembaga Pertanggungan Negara (Lembanas). "Namun, perlu diingat bahwa strategi ini tidak selalu efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan."
Sementara itu, beberapa ahli politik lainnya percaya bahwa Prabowo masih belum memiliki kemampuan untuk menggabungkan kekuatan dengan lawan-lawannya. "Prabowo masih terlalu fokus pada memenangkan perdebatan dan tidak banyak berfokus pada mencari solusi yang dapat membuat rakyat merasa puas," kata Dr. Andi Widodo, peneliti di Universitas Gadjah Mada.
Ketika ditanya tentang kebijakan-kebijakannya, Prabowo sendiri tetap mempertahankan posisinya bahwa dia tidak akan berubah menjadi presiden yang sama dengan Jokowi. "Saya masih memiliki visi dan misi yang sama untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang maju dan demokratis," kata Presiden Prabowo dalam sebuah acara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Dalam satu tahun pertama memimpin negara, Presiden Prabowo telah mengambil beberapa kebijakan yang dapat dikatakan kontroversial. Contohnya adalah penegakan hukum terhadap lawan-lawannya dan penanggulangan masalah keterampilan kerja di industri manufaktur.
"Prabowo harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, agar tidak membuat perdebatan politik semakin panas dan tidak bertahan lama," kata Dr. Riri Riza.
Dengan begitu, apakah Prabowo dapat mewujudkan visinya untuk Indonesia sebagai negara yang maju dan demokratis? Hanya waktu saja yang akan menunjukkan.
Menurut beberapa analis politik, perbedaan antara Prabowo dan Jokowi terletak pada gaya pemerintahan. Mereka memiliki pendekatan yang sangat berbeda dalam menyampaikan pesan dan menghadapi lawan politik. Prabowo dikenal dengan gaya komunikasi yang lebih konfrontatif, sedangkan Jokowi lebih suka menggunakan pendekatan yang lebih santun dan tidak langsung melanggar norma-norma kepolisian.
"Saat ini, Prabowo sedang mengambil strategi yang lebih kuat dalam menyampaikan pesan dan menghadapi lawan politik," kata Dr. Riri Riza, direktur Lembaga Pertanggungan Negara (Lembanas). "Namun, perlu diingat bahwa strategi ini tidak selalu efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan."
Sementara itu, beberapa ahli politik lainnya percaya bahwa Prabowo masih belum memiliki kemampuan untuk menggabungkan kekuatan dengan lawan-lawannya. "Prabowo masih terlalu fokus pada memenangkan perdebatan dan tidak banyak berfokus pada mencari solusi yang dapat membuat rakyat merasa puas," kata Dr. Andi Widodo, peneliti di Universitas Gadjah Mada.
Ketika ditanya tentang kebijakan-kebijakannya, Prabowo sendiri tetap mempertahankan posisinya bahwa dia tidak akan berubah menjadi presiden yang sama dengan Jokowi. "Saya masih memiliki visi dan misi yang sama untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang maju dan demokratis," kata Presiden Prabowo dalam sebuah acara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
Dalam satu tahun pertama memimpin negara, Presiden Prabowo telah mengambil beberapa kebijakan yang dapat dikatakan kontroversial. Contohnya adalah penegakan hukum terhadap lawan-lawannya dan penanggulangan masalah keterampilan kerja di industri manufaktur.
"Prabowo harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, agar tidak membuat perdebatan politik semakin panas dan tidak bertahan lama," kata Dr. Riri Riza.
Dengan begitu, apakah Prabowo dapat mewujudkan visinya untuk Indonesia sebagai negara yang maju dan demokratis? Hanya waktu saja yang akan menunjukkan.